Dari dusun menjadi TKI, kemudian pulang menjadi guru
Lomba Menulis Guru
Momen Berkesan (Moment Of Truth) Perjalanan Hidupku Atau Sepenggal Kisahku Menjadi Seorang Guru
Saya menuliskan kisah atau perjalanan panjang berliku menjadi seorang guru. Terlalu penuh memori dikepala sehingga perlu ditumpahkan dengan menulis. Dan kapasitas memori dikepala yang kian tahun kian menurun. Diumur 35 tahun saya sudah tahu akan ada beberapa peristiwa sejarah yang mulai hilang di kepala, jika tidak ditulis maka memori tersebut akan hilang saja dimakan masa, sementara disisi lain saya ingin peristiwa atau sejarah hidup ingin saya kenang di hari tua kelak. Semoga berguna bagi anak keturunan saya dan semoga saja menjadi motivasi juga bagi orang lain
Kenalkan nama Reni Yeni, berumur 35 tahun sekarang seorang tenaga honorer di sebuah sekolah menengah pertama disebuah sekolah pelosok negeri ini. Untuk menjadi seorang tenaga honorer diusia 35 tahun dengan segala perjuangan yang lumayan agar bisa menjadi seorang pendidik, banyak rintangan yang dihadapi dan membutuhkan motivasi dan semangat yang lebih untuk mendapatkan gelar S.Pd dan tidak banyak yang saya harapkan menjadi seorang guru ini, gaji yang tidak seberapa dan cibiran miring yang menjadi makanan sehari-hari. Tapi menjadi guru adalah cita-cita dari dulu yang tidak akan lekang sampai kapanpun. Menurut saya menjadi guru sangat banyak keuntungannya bagi diri sendiri dan juga bagi orang lain. Begitu menamatkan sekolah menengah atas merantau ke negeri seberang adalah pilihan satu-satunya agar mempunyai tabungan yang cukup. Merantau diumur 17 tahun dengan segala konflik batin dan diiringi niat yang tulus agar suatu saat dengan merantau ini memudahkan jalan untuk menjadi seorang guru. Saya bekerja sebagai operator sebuah mesin disebuah company Integrated circuit, memang berat tapi aku harus sabar demi cita-citaku, selama dinegeri orang aku berhemat sebaik mungkin,saat kawan –kawan pergi travelling atau trip aku lebih memilih membeli buku,disaat yang lain berganti-ganti fashion saya lebih memilih memakai baju yang ada dan sesederhana mungkin,dua tahun kemudian aku merasa tabungan aku sudah cukup sudah saatnya aku pulang Negara asalku, meneruskan cita-citaku yang sempat tertunda, namun saat satu bulan untuk mengakhiri kontrak kerja, tiba-tiba Negara Indonesia dilanda gempa bumi tidak terkecuali kampung kelahiranku, rumahku roboh dan hancur, walau rumah hancur namun cita –cita belum hancur, saya harus mengeluarkan semua tabungan untuk dikirim ke kampung untuk membangun dan memperbaiki rumah. menambah kontrak setahun lagi padahal diwaktu itu umur terus bertambah. Jadilah kontrak kerjaku bertambah satu tahun lagi, namun keinginan untuk tetap meneruskan pendidikan keguruan masih berlanjut karena cita aku menjadi guru tidak akan pernah berubah. Seiring berjalannya waktu saya berhasil mengakhiri kontrak dengan baik selama 3 (tiga tahun) kembali ke tanah kelahiran dengan hati yang sangat gembira dan berharap sebentar lagi cita-citaku menjadi guru akan aku dapatkan, dan aku hanya perlu bersabar untuk duduk dibangku kuliah.
memasuki dunia kampus keguruan pertama kalinya. Aku harus berlapang dada karena aku hanya bisa memasuki kampus swasta. karena di kampus keguruan negeri umurku yang sudah melewati batas peserta didik. Pertama kali memasuki kelas, bangku urutan pertama adalah adalah bangku yang dipilih,karena saya sangat ingin menyerap ilmu seratus persen dan juga faktor umur yang sudah tidak muda lagi. semester pertama nilai ku bagus dan kemudian berlanjut,IPK ku selalu diatas 3 (tiga), walau tidak mencapai cumlaude padahal duduk dibangku perkuliahan awal diumur 24 tahun lebih, saking semangatnya apapun lomba untuk mengembangkan diri aku ikuti, karena kebetulan aku mengambil jurusan bahasa inggris, saya juga pernah menang lomba debat bahasa inggris, semester pertama dan keempat berhasil dilalui dengan baik selain itu saya juga mengembangkan diriku dengan aktif ikut organisasi kemahasiswaan. saya merasa berpacu dengan waktu, Namun di semester 5 (lima) aku mengalami kesulitan tabungan ku habis ,disisi lain adik dan kakakku juga sedang berkuliah ,memang kami sudah ditinggal ayah sejak berumur dua tahun jadi kami kuliah dengan biaya sendiri,meminta tolong sama siapapun saya segan dan malu. Banyak beasiswa dikampus tapi tidak satupun yang lolos selain karena factor umur juga karena factor kesulitan mengurusnya. Semua jalan terasa buntu,saya mulai berfikir bagaimana cara menyelamatkan diri sendiri dan mimpi saya. Tidak mungkin berhenti kuliah saya masih bersemangat untuk meneruskan sekolah keguruan ini, jadi saya memutar otak bagaimana caranya kuliah lancar namun keuangan juga lancar. Jadilah akhirnya saya berjualan juice dan pop ice ditepi jalan besar, disaat itu juga saya selalu terlambat ke kampus dan sering juga kena skor sama dosen ,bahkan tidak jarang diusir keluar kelas karena sering terlambat memasuki kelas. Aku juga sering absen mengikuti perkuliahan karena sering sakit dan kelelahan.karena berjualan sampai jam 11 (sebelas) untuk tugas kuliah tidak pernah lupa untuk mengerjakannya. Banyak suka duka dijalani selama berjualan kadang membuat patah semangat. Tenda jualan juga pernah dibawa satpol polisi pamong praja karena berjualan di tepi jalan, belum lagi pernah dikejar orang gila dan dilempar pakai batu, dan pernah juga tenda tempat berjualan diterbangkan angin dengan barang jualan yang porak –poranda selama mengemasi barang aku hanya berdoa agar hati saya ditetapkan dan diteguhkan ke tujuan semula. Dengan kejadian dan lika-liku tersebut justru membuat semangkin bersemangat untuk meneruskan kuliah. Akhirnya ditahun 2015 aku berhasil menamatkan kuliah keguruan , saya wisuda dengan bangga didampingi oleh ibu saya yang selalu menangis selama wisuda berlangsung.
Setelah diwisuda ada pendidikan profesi untuk guru, Saya mencoba mendaftar namun lagi-lagi gagal karena masalah umur terlalu tua karena syarat umur waktu itu 27 tahun sementara saya tamat kuliah diumur 29 tahun. begitu menyelesaikan Pendidikan mulai bekerja disebuah pilot project pemerintahan, namun belum menemukan passion, saya mengundurkan diri dan saya tetap memilih menjadi guru namun seiring waktu berjalan saya belum juga menjadi guru seutuhnya ,akhirnya setelah menikah saya baru bisa menjadi guru, walau menjadi seorang guru honorer. Saya mengajar dan menjadi guru yang dicita-citakan. Saya mulai mengajar ditanah kelahiran,hal pertama yang saya lakukan adalah saya memantau anak-anak yang tidak sampai tujuan pendidikan kepadanya,saya menemukan siswa dikelas yang saya ajar tidak bisa membaca. Begitu pulang sekolah siswa tersebut di panggil dan mengajarkan dia membaca secara cuma -cuma dan semampu saya. Saya juga gencar mencari anak yang tidak pandai membaca disekolah,menurut saya jika anak pandai membaca maka akan terbuka gerbang pengetahuan untuknya dan akan mudah pula baginya untuk menentukan arah masa depannya. Tidak cukup hanya dengan mengajar membaca saja, saya juga berfikir agar program yang saya buat tidak hanya dijangkau oleh siswa saja namun semua kalangan. Anak-anak, muda dan dewasa Sekarang selain dari mengajar disekolah saya juga membuka kursus membaca,berhitung dan kelas bahasa inggris,program ini aku lakukan dengan teman yang memiliki visi yang sama dengan saya yang lebih dulu membuka kelas membaca, jika kawan perintis di fokus ke anak-anak maka saya fokus ke anak murid saya itu gratis untuk anak yang kurang mampu dan anak yatim. Ditempat kursus yang saya buka tidak hanya untuk anak-anak tapi orang dewasa yang tidak pandai membaca juga bisa belajar, itu diberikan secara cuma-cuma.
Mengajari anak-anak yang tidak bisa membaca dan membuka kursus sendiri merupakan gebrakan awal yang saya lakukan ditahun pertama, mungkin ditahun kedua saya akan membawa akan membuka cakrawala anak -anak murid untuk mengikuti lomba serta juga akan mengikuti beasiswa guru untuk mengembangkan kapasitas diriku sebagai seorang guru, semoga setelah menjadi guru ini diusia begini masih ada beasiswa yang masih berpihak kepada saya. Karena saya yakin semangkin banyak pengalaman dan ilmu seorang guru maka akan semangkin banyak ilmu yang akan ditransfer kepada anak muridnya. Guru menurut saya bukan masalah sejauh mana dia terlihat hebat,tapi sejauh mana dia berguna bagi orang lain dengan kemampuannya. Bukan sejauh mana dia berkarya tapi sejauh mana kapasitasnya bagi orang lain dan anak muridnya. Dari perjalanan menjadi seorang pendidik dan dengan segala lika-liku mendapat gelar. Aku belajar,menjadi guru tidak hanya guru untuk muridku namun juga menjadi guru untuk diri sendiri. saya berharap dan semoga tuhan mengizinkan saya tetap menjadi guru hingga akhir hayat. Salam indonesia guruku hebat ,muridku pintar.
Reni Yeni, S.pd
Seorang guru honorer di sebuah sekolah menengah pertama di pelosok kabupaten Padang Pariaman. Mempunyai sebuah lembaga kursus bahasa inggris dan juga aktif memberantas buta huruf didaerahnya.
26 Comments
Sangat menginspirasi, semangat para pendidik.
Terima kasih ibu.
Semangat kakak
Terima kasih dola
good motivation sis… wish you all the best. “GOOD LUCK.”
Thanks a lot ningsih nur afsah. .semoga kita sama-sama termotivasi
Semangat para pendidik
Semangat kakak…
Semagat para pendidik..
Sangat menginspirasi
Selalu memberikan yang terbaik para pendidik
Semangat
Ini luarbiasa keren
Terima kasih pak
Masya Allah
TabarokAllah
Semangat terus adek ku…cita cita mu sungguh luar biasa…aku salah satu saksi perjuangan mu…terus la bermanfaat untuk banyak orang…Allah Maha Tahu..semangaaaaattt
Salah satu orang yang saya segani ,salah sahabat yang memotivasi yang mengerti keadaan saya waktu menjadi tki dulu. Terima kasih.
Masya Allah
TabarokAllah
Perjuangan yg luar biasa ..tetap semangat adek ku ..niat tulus mu amazing ..Allah Maha Tahu…
Baarakallah, Bu Guru Reni Yeni. Menginspirasi sekali… ^_^
From: Dewi K Sutra
Luar biasa,smoga hal yang baik slalu menyertai orang yang baik
Luar biasa,smoga hal yang baik slalu menyertai orang yang baik
Menginspirasi sekali, semangat dan sukses ya kak 🙂
Terima kasih tika.
Mantap ibu
Terima kasih bu
Keren, semangat n sukses slalu
smoga yg di impikan segera terwujud. Aamiin
Terima kasih. Semoga apapun yang anda impikan dalam hidup juga akan dikabulkan.
Setiap memori guru berbeda beda, semangat bu
Ya bapak. Terima kasih ..beds orsng beda perjuangan
Dedikasi yg luar biasa kak.. semoga jalan kesuksesan segera dibukakan Allah swt 🤲😊