Dari Apresiasi Menjadi Prestasi

Oleh : Supadilah

Setiap orang punya kelemahan dan harus berdamai dengan kelemahannya itu. Setiap orang juga punya kelebihan. Ubahlah kelebihan itu menjadi prestasi. Sebagai seorang guru saya juga banyak kelemahan. Salah satunya adalah kurang percaya diri dalam hal berbicara di depan umum. Jadi kalau berbicara saya tidak lancar dan terbata-bata.

 Saya mengakui kekurangan dan kelemahan saya itu. Maka dalam beberapa kegiatan sekolah saya cenderung diam.

Mengakui kekurangan ini ada manfaatnya jadi saya. Saya jadi tidak menuntut siswa bisa semua hal. Saya bisa maklum terhadap siswa yang punya kelemahan. Justru saya harus membantu siswa menemukan keunggulannya. Lalu mengubahnya menjadi prestasi.

Guru juga punya kelemahan. Maka guru juga harus maklum kalau siswa punya kelemahan.

Suatu hari ada kegiatan di sekolah. Saya tidak ikut berbicara tetapi menyimak saja. Sambil menyimak saya juga mencatat. Mendokumentasi kegiatan lewat tulisan. Saya memang suka menulis. Menulis opini, resensi, rilis kegiatan, dan lainnya. Kegiatan saat itu saya tulis menjadi sebuah artikel dengan judul Ketika Guru Mendengar.

Iseng-iseng saya mengirimkannya ke koran. Bermodal berani. Kalau dimuat syukur, kalau tidak dimuat juga tidak masalah. Ternyata tulisan saya itu dimuat. Saya bawa koran itu kepada kepala sekolah dan guru-guru. Tujuannya untuk memotivasi mereka agar mau menulis juga. Ternyata mereka memberikan apresiasi yang sangat bagus.

“Saya bangga punya guru penulis,” puji kepala sekolah.

Hal ini membuat saya termotivasi untuk menulis lagi. Saya mengirimkan tulisan ke beberapa media. Saya juga mengajak siswa untuk menulis. Meskipun tidak banyak yang menulis tapi saya sudah bangga ketika siswa karya siswa saya ada yang dimuat di koran. Bahkan kepala sekolah juga ikut menulis dan mengirimkannya ke koran.

Tulisan siswa (atas) dan kepala sekolah (bawah)

Apresiasi itulah yang membuat saya semangat menulis hingga sekarang. Dari sana saya belajar bahwa mengapresiasi itu sangat penting. Apresiasi itu punya energi positif yang sangat besar. Hal ini menyadarkan agar saya sering mengapresiasi siswa.

Suatu hari ada informasi lomba artikel jurnalistik yang diadakan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud). Syaratnya karya yang dilombakan harus dimuat di media. Dengan bermodal berani saya ikut lomba itu. Saya mengirimkan artikel Ketiga Guru Mendengar itu tadi. Jadi tidak disiapkan untuk lomba. Yang penting BERANI.

Hasilnya benar-benar mengejutkan. Saya menjadi juara 2 lomba artikel jurnalistik kategori guru tingkat nasional. Hadiahnya besar. Saya bisa ketemu para pemenang dari daerah lain dari seluruh Indonesia. Saya bisa berkunjung ke gedung kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta. Saya bisa bertemu mendikbud Prof. Muhadjir Effendy. Hadiahnya lumayan besar. Hadiah itu saya pakai untuk membeli laptop dan mendaftar kuliah lagi. Dari menulis itulah saya mendapatkan rezeki yang besar.

Jangan mau jadi guru yang biasa saja. Guru harus punya keterampilan selain mengajar. Jadilah guru penulis.

Berbekal suka menulis pula suatu hari saya mendaftarkan siswa dan orang tuanya untuk mengikuti lomba Anugerah Keluarga Hebat. Setelah melakukan wawancara dengan keluarga itu, saya menulis tentang profil keluarga itu.

Dalam satu keluarga ada tiga anak. Semuanya pernah menjadi ketua OSIS di sekolahnya. Ada anak yang hafal  Al Qur’an 30 juz dan ada yang juara kelas. Ketiga anaknya terkenal sebagai anak yang sopan patuh dan berbakti.

Inilah kolaborasi sekolah dan orang tua. Keluarga itu memang keluarga hebat. Sayang sekali kalau tidak diikutkan dalam lomba itu. Ibu Marnah dan Nurhayatus Syifa Qolbiyah (siswa kelas XI SMAT Al Qudwah) berhasil meraih penghargaan Apresiasi Orang Tua Hebat yang diadakan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Bersama 32 pasang orang tua dari seluruh Indonesia, mereka berdua menerima penghargaan itu pada Rabu (6/11/2019) di Balai Kartini, Jakarta.

Tugas menjadi guru memang berat. Tugas administrasi guru bisa membuat pusing. Ada tugas membuat perangkat pembelajaran seperti RPP, silabus, KKM, dan lainnya. Ada juga tugas penilaian, pendampingan, dan lainnya.

Namun, sebetulnya guru masih punya banyak waktu untuk menulis. Kuncinya adalah manajemen waktu. Kalau mau ikhtiar menulis pasti bisa. kalau belum bisa menulis bagaimana? Harus berani mencoba dan belajar. Guru merupakan sosok pembelajar. Meskipun sudah menjadi guru, tidak lantas berhenti belajar. Termasuk belajar menulis. Guru yang berhenti belajar harus berhenti mengajar.

Dunia digital menyediakan sumber belajar yang tidak terbatas. Di internet banyak sekali ilmu tentang menulis. Asal ada kemauan, pasti ada jalan.

Belajar bisa dari banyak sumber. Bisa belajar dari guru lain. Seperti kata Ki Hadjar Dewantara, “Setiap orang merupakan guru, setiap tempat merupakan sekolah”. Jadi semua orang bisa jadi guru kita.

Saya belajar dari banyak orang. Teman guru baik yang lebih junior atau secara umur atau masa pengabdian maupun guru yang lebih senior secara umur atau masa pengabdian. Manfaat berdiskusi kita bisa dapat pendapat dari sudut pandang yang berbeda.

Tapi agar benar-benar dapat ilmu, ‘kosongkanlah gelasmu’. Merendahlah. Benar-benar sedang belajar. “Kosongkan dulu gelasmu setiap bertemu orang baru,” kata Bob Sadino

Siapapun bisa menjadi penulis. Semua guru bisa menjadi penulis. Jadi bukan guru Bahasa Indonesia saja. Saya sudah membuktikan bahwa sebagai guru fisika bisa menjadi seorang penulis.

Setiap hari pasti ada aktivitas yang bisa kita tuliskan seperti kejadian di jalan, kegiatan harian, obrolan bersama rekan kerja, dan lainnya. Tulisan tidak harus langsung sangat keren atau berkualitas. Mulailah dari hal yang sederhana.

Tidak perlu buru-buru menyelesaikan tulisan. Tidak apa-apa selesai dalam satu hari, dua hari, atau lebih. Tidak harus langsung menulis di laptop, tulisan bisa kita buat di handphone memanfaatkan fitur catatan atau voice to text di WhatsApp.

 Kunci menulis adalah latihan, latihan, dan latihan. Menulis adalah skill. Semakin mahir kalau diasah. Niatkan menulis untuk kebaikan. Kalau tulisan kita hanya sedikit yang mengapresiasi yakinlah tetap mendapat pahala. Menulislah untuk berbagi inspirasi. Bisa jadi apa yang kita ceritakan apa yang kita tulis terasa sederhana pada bagi orang lain luar biasa. Menulis juga memperluas silaturahmi. Dari menulis pula saya bisa bertemu penulis hebat seperti Gola Gong (Duta Baca Nasional), Ahmad Fuadi, Kang Abik, dan Kang Maman.

Supadilah. Guru di SMA Terpadu Al Qudwah, Banten. Guru fisika yang suka membaca buku genre apa saja.

Spread the love

Yudhi Kurnia

redaksi@satuguru.id

Related post

73 Comments

  • Inspiratif, jadi semakin semangat menulis, terima kasih banyak atas supportnya

    • Terimakasih banyak Bu. Semoga istikomah dengan berkarya menjadi guru. Mohon dukungannya.

  • Inspiratif, jadi semakin semangat menulis, terima kasih banyak atas supportnya

  • learning by doing, SEMANGAT!!!

    • Aamiin. Iya Bu. Semangat. Hehe

  • Terimakasih banyak Bu. Ibuku juga jadi inspirasi nih. Produktif sekali.

  • Tidak sedikit baca tulisan bapak ini. Berbakat dan terus belajar adalah kuncinya ya…saya suka sekali konsepnya: “jangan jadi guru biasa”….mo jadi penulis, ini tips kerennya: “menulis adalah skil, so latihan..latihan ..latihan…”…..

    Kerenlah !!

    • Terima kasih banyak Pak. Semoga kita menjadi guru yang lebih paham makna mendidik ya.

  • Keren…tulisannya sangat menginspirasi . Salam sehat dan sukses . Semoga jadi juara,Aamiin Ya Robalalamin
    👍👍👍👍👍

    • Terimakasih emak. Emak jadi motivator saya nih. Semangatnya luar biasa …

    • Pak guru inspiratif👍

      • Terima kasih banyak Bu Rini.

      • Makasih lho udah Mampir. Hehe

  • Keren Pak Guru Supadilah. Salam literasi dari Kota Seribu Sungai Banjarmasin

    • Terimakasih banyak, Pak. Salam literasi. Semoga istikomah jadi guru yang baik. Ya. Aamiin

  • Subhanallah, semoga berkah Bapak.

    • aamiin. terima kasih banyak Pak. doakan terus istikamah jadi guru ya…aamiin

  • Semangat, Pak Supadi. Sukses, terus menginspirasi siswa-siswi dan guru di Kabupaten Lebak.

    • aamiin. doakan dan saling dukung ya Pak. mudah-mudahan pendidikan Indonesia semakin maju.

  • Mantabbe sekali, semoga aku bisa meniru jejak Pak Guru Padil

    • Alhamdulillah. Sama-sama belajar kita ya Pak. Pak Baijuri juga idolakuh. Hehe

    • Hehe..bisa aja nih mister. saya yang belajar dari mister nih. produktif. Guru Penggerak

  • Inspiratif sekali, mas guru.

    • terima kasih banyak pak kyai…terima kasih sudah berkunjung…

  • Sukses selalu guru….

    • Terima kasih banyak. Semoga banyak rezeki. Aamiin

  • Wiih mantap pak padil. Ikut termotivasi.
    Salam sukses pak

    • Terima kasih banyak ustad. Ustadz keren nih. Guru dan pemain bola juga. Semoga silaturahmi kita terjaga. Aamiin

  • Sukses masq…

    • Matur suwun Bram… Pemain bola keren. hehe…

  • Masya Allah.. Keren dan inspiratif sekali, pak..
    Banyak pelajaran yg didapat.. 👍🔥

    • Terima kasih banyak Pak Ustadz. semoga silaturahmi terus berjalan dengan lancar.

  • Sangat menginspirasi

    • Wah, senengnya saya dikunjungi. Terima kasih banyak pak ustadz.

  • Maasyaallah baarakallah fiikum guru yang sangan menginspirasi. Kenangan yang tak terlupakan melalui tulisan ini.

    • waah, ana jadi terharu senang dapat apresiasi dari ustadz. Semoga silaturahim terus terjaga. aamiin

  • Matursuwun pak guru.. menginspirasi:)

    • matur suwun pak ustadz. terima kasih sudah berkunjung.

  • Keren, Pak. Lanjutkan …🙏💪👍

    • Siap Bu. Mari saling kolaborasi untuk majukan pendidikan

  • inspiratif pak, jadi semakin semangat untuk menulis, practice make perfect, berlatih dan berlatih menulis terus

  • Tulisannya memang enak dibaca pak, selain menginspirasi, memotivasi. Secara penulisan sangat ringan dibaca tapi berbobot .
    Menandakan sang penulis memang bukan guru biasa . Sukses pak guru

    • Terimakasih banyak Bu. Ayo saling kolaborasi ya. Aku ajarin ya Bu. Bimbing gitu

  • Saya menulisnya berhari-hari, Pak. Bahkan, lama sekali. Pak Padil hebat, tulisannya mayoritas juara. Terima kasih, Pak atas jurus-jutus jitunya.

  • “Guru yang berhenti belajar harus berhenti mengajar.”

    Terkesan sekali dengan kalimat ini. Semoga menjadi pemicu kala semangat itu melemah.
    Terima kasih Pak Padil🙏

  • Makasih banyak Bu. Mohon doanya. Supaya konsisten jadi guru.

  • Luar biasa pak Supadilah, menginspirasi dan memotivasi…terus bekarya, sukses selalu

  • Terima kasih tulisannya. Inspiratif dan informatif. Banyak belajar dari tulisan Pak dari Pak Padil. Semoga bisa meniru.

    • alhamdulillah, Bu. masih belajar nih. Mudah-mudahan dengan berkolaborasi termasuk sama ibu, saya bisa semakin semangat nulis. Aamiin

  • Setiap guru pasti punya cerita unik untuk diceritakan. Kisah pak fadil semoga bisa memberi semangat para guru untuk menulis.

    • Betul, Mas. Setiap guru punya kisah keren. Kalau bisa didokumentasikan termasuk dalam bentul tulisan agar selalu terkenang. Lebih dari itu, supaya banyak yang bisa mengambil inspirasi dari sana. Makasih atas kunjungannya Mas…

  • Inspiratif Bapak. Salam literasi.

    • Terima kasih banyak Pak. Terima kasih atas kunjungannya. Saling berbagi ya Pak…

  • Salam literasi….

  • Kalimat penutupnya nampol banget, pak.
    Seringkali merasa sedih juga jika tulisan kita sedikit yang mengaprisiasi. Tapi bener juga, ya pak karena kita tak pernah tahu jika suatu saat tulisan kita malah bisa memberi manfaat pada orang lain.
    Tetap semangat menulis kita, pak.

    • Betul, Kak. Yang penting nulis saja. Nulis kebaikan. Pasti ada balasannya berupa kebaikan juga. Terima kasih sudah berkunjung…

  • Sepakat. Guru penulis itu perlu. Jadi ilmunya benar benar diterapkan dan didokumentasikan dalam bentuk tulisan. Salut sama pak guru supadillah yang selalu mendedikasikan diri pada tulisan. Peran gurunya jadi maksimal

    • Terima kasih kak. Meskipun saat ini menulis banyak tema, belum fokus. Hehe..yang penting nulis apapun yang bisa ditulis walaupun itu sederhana.

  • Btw, font nya terlalu kecil saya buka di PC pak guru.
    Seumpama punya guru yang seperti ini, pasti semangat deh. Murid juga butuh untuk bisa menyalurkan inspirasinya, termasuk menulis.

    • Iya ya? Hehe..

      • Terimakasih banyak sudah berkunjung Kak. Salam literasi

  • Sukses terus pak guru. Karyamu semakin banyak dan menginspirasi. Semoga bisa nular ya. Keren pokoknya

    • Aamiin. Mudah-mudahan terus konsisten menulis. Menebarkan kebaikan lewat tulisan. Aamiin

  • Inspidatif but pak Guru, jadi semakin termotivasi. Terima kasih… Semoga semakin membawa manfaat bagi banyak org:)

    • Aamiin. Terimakasih banyak Kak

  • Semangat terus pak guru… menularkan semangat menulis dan terus menulisnya kepada murid2nya…mejadikan kegiatan menulis sebagai sebuah kegiatan yang menyenangkan…

  • Wih keren bgt pak guru yang satu ini. Prestasinya banyak. Semoga barokah dan sukses selalu

  • Terimakasih banyak Kak. Terimakasih sudah menyemangati. Mudah-mudahan silaturahmi terus terjalin. Aamiin

  • Salut deh dengan guru mapel eksak tp punya passion nulis, kalau guru bahasa Indonesia mah gak heran emang bidang dia sehari2nya ya. Keren deh pak guru Padil. Salam buat bu dosen yg di rumah ya,, salam sesama rekan sejawat.

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *