GANTI KURIKULUM, SIAPA TAKUT!
Ganti menteri ganti kurikulum, pembahasan yang sering kita dengar bahkan kita ikut serta dalam menanggapi dalam perbincangan dengan rekan pendidik lainnya.
Setelah KTPS lalu kita mengenal K13, selama masa pandemi muncul kurikulum darurat yang dalam waktu singkat seperti “memaksa” para pendidik segera menyesuaikan demi proses pelayanan pembelajaran optimal dimasa pandemi.
Belum tuntas kita pahami kurikulum tersebut, sekarang sudah mulai sosialisasi kurikulum baru, yang diberikan label “Kurikulum Merdeka”. Tapi apakah benar kurikulum ini akan membawa “kemerdekaan” bagi para guru? Atau justru membawa “kebingungan”?.
Silih bergantinya kurikulum seharusnya tidak membuat para pendidik bingung apalagi frustasi bagaimana menyesuaikan diri, seperti apa bentuk perangkatnya?, bagaimana susunan RPP?. Yang kesemuanya itu hanyalah tentang “dokumen”.
Ketika kita mengetahui apa sebenarnya esensi dari sebuah kurikulum, maka bergantinya kurikulum tidak akan membuat kita bingung selama kita memahami bagaimana cara merancang pembelajaran yang tepat.
Dalam webinar impelmentasi kurikulum merdeka seri 4 yang yang disiarkan langsung melalui youtube kemendikbud.id, disampaikan oleh salah satu nara sumber bahwa kurikulum diibaratkan adalah peta yang disusun oleh pemerintah (kemendikbud RI) yang berisi tujuan pembelajaran, diibaratkan lagi peta tersebut mengarakan para pendidik untuk membawa siswanya menuju Jakarta, jika pada kurikulum sebelumnya pemerintah juga menentukan juknis (rencana pembelajaran) perjalanan menuju Jakarta adalah sama/ nasional, maka pada kurikulum merdeka ini pemerintah memberi tujuan pembelajran secara universal dan guru diberikan kemerdekaan untuk menjabarkan tujuan pembelajaran dengan penyesuaian kondisi siswa dan menjadi lebih operasional, diibaratkannya guru dan sekolah diberikan kemerdekaan untuk menyusun juknis yang akan dipakai menuju tujuan pembelajaran yang masih universal tersebut.
Dari gambaran tersebut kurikulum merdeka dapat memberikan dampak positif karena dalam penjabaran tujuan pemebelajaran yang operasional dengan menyesuaikan kondisi masing-masing siswa dan sekolah.
Lalu, jika guru diberikan kemerdekaan untuk menyusun rencana pembelajaran tersebut, langkah atau hal apa saja yang perlu guru persiapkan agar bisa sesuai dengan tujuan akhir yang diinginkan pemerintah dan dalam proses perjalanannya sesuai dengan kondisi siswa dan kemampuan modal yang dimiliki?.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan guru dalam merancang pembelajaran yang tepat adalah sebagai berikut:
- Karakteristik mata pelajaran yang diampu, dari segi numerasi dan literasi. Pada tahap ini kita harus mengenali karakteristik mata pelejaran yang kita pegang, karena tentu berbeda karakter pelajaran yang satu dengan yang lainnya, contohnya karakteristik mata pelajaran matematika berbeda dengan karakteristik mata pelajaaran bahasa.
- Informasi mengenai kemampuan awal siswa. Informasi/ data ini kita butuhkan untuk bisa memetakan tujuan dan kebutuhan tiap individu siswa. Pada tahap ini dapat dilakukan dengan melakukan assessment diagnosis.
Dengan mengenali kemampuan awal siswa kita bisa memetakan tujuan pembelajaran sesuai kemampuan siswa.
- Modal apa saja yang dimiliki guru, siswa dan sekolah. Dari beberapa modal yang dimiliki.
Prinsip pada kurikulum merdeka belajar adalah untuk KI dan KD yang berubah istilah menjadi capaian pembelajaran tersebut, adalah tujuan yang ingin dicapai pada akhir proses selama murid melaksanakan pembelajaran. Pada kurikulum merdeka, capaian pembelajaran masih bersifat universal, dan disinilah guru diberikan kemerdekaan untuk menguraikan capaian pembelajaran dalam konteks yang lebih operasional dan menyesuaikan dengan kemampuan awal siswa dan modal yang dimiliki sekolah.
Berikut ini alur pertanyaan yang bisa membantu kita mengarahkan diri dalam menyusun rencana pembelajaran yang sesuai dengan prinsip merdeka belajar:
- Apa yang perlu dipahami dan dikuasai siswa?
Pada tahap awal ini kita bisa menemukan dan menentukan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Tujuan pembelajaran bisa berbeda antara individu satu dengan satunya, dan tujuan pembelajaran tersebut harus realistis bagi siswa
- Untuk memahami dan menguasai tujuan pembelajaran tersebut, pengetahuan dan keterampilan apa yang dibutuhkan siswa?
- Bagaimana guru bisa tahu bahwa siswa tersebut sudah menguasai atau belum tujuan pembelajaran yang telah ditentukan.
- Bagaimana cara saya untuk membantu agar siswa tersebut menguasai dan memahami tujuan pembelajaran.
Yang perlu digaris bawahi pada tahap ini adalah peran guru hanya sebagai pembimbing, bukan penguasa kelas dan siswa. Peran aktif siswa tetap yang utama.
Dilihat dari alur dan prinsip yang dilakukan oleh guru mata pelajaran tersebut, dan dengan keberagaman tujuan pembelajaran yang sangat mungkin terjadi didalam kelas, maka model rencana pembelajaran berdiferensiasi sangat sesuai diterapkan.
Dalam mendesain pembelajaran yang mampu mengakomodasi seluruh kebutuhan murid yang berbeda memang membutuhkan kreatifitas sehingga bisa membawa situasi pembelajaran yang menyenangkan dan berpihak pada murid.
Namun saat pembelajaran yang kita hadirkan benar-benar dinikmati siswa dengan riang gembira maka lelah akan usaha yang kita lakukan akan terkikis dan berganti dengan kebahagiaan menyaksikan siswa-siswa kita yang berbahagia selama proses pembelajaran.
Teruslah belajar, berinovasi dan berani mencoba. Tidak ada usaha yang akan sia-sia begitu saja.
Tetap Semangat & Salam Merdeka Belajar.
Shofiah Nur Khabibah.
Pengalaman mengajar pada jenjang MI, SMP dan SMK swasta.
Tempat tugas saat ini sebagai guru BK di SMPN 1 Tutur.
Kabupaten Pasuruan. Jawa Timur.
Blog: https://www.bibashofiah.my.id/
Fb: https://www.facebook.com/bibashofiah
twitter: https://twitter.com/BibaShofiah
youtube: https://www.youtube.com/channel/UCzbL-8e0qRc85BonnvCcVkg
1 Comment
Bagus sekali. Semoga pendidikan di Indonesia semakin baik dan berkualitas