HEI, SIAPA BILANG GURU BK ITU….!!!

Oleh: Nispu Laili Hubbi, S.Pd

MTs Negeri 1 Lombok Tengah

Ku awali tulisan ini “ Dengan Nama-Mu Ya Robbi, Penguasa Alam semesta, jiwa dan ragaku ada dalam genggaman-Mu. Ku tuliskan kisah dan pengalaman ini sebagai ibrah bagiku dan bagi orang-orang yang membacanya, ridho-Mu tulus kunanatikan dalam sepenggal doaku”.

Kokok ayam jantan bersahutan, suara azan  terdegar merdu menggema hingga langit ke tujuh. Alhamdulillah,hari ini Tuhan  memberikan kesempatan hidup untuk bisa beraktifitas kembali. Ku buka jendela, aroma pagi merasuk hingga tulang belulang. Yaaa… Seperti biasanya aku bersama suami bersiap-siap untuk berangkat sekolah, menebar ilmu untuk anak didik  yang sangat membutuhkan ilmu untuk membangun peradaban yang lebih baik di masa yang akan datang. Hampir setiap pagi kesibukan itu kami jalani. Bertemankan kabut perjalanan ini diiringi, Menalukkan dinginnya pagi, biar mentari tak mendahului hingga jam 07.00 berdenting.

Yaa.. Itulah rutinitasku setiap pagi, di kilometer 14 aku berhenti tepatnya di MTs Negeri 1 Lombok Tengah, sedangkan suamiku masih 40 km jalanan yang harus dilalui hingga sampai di MTs Negeri 2 Lombok Timur. Setiap hari pulang pergi, demi siapa demi kalian anak didik generasi harapan bangsa ! Walau kadang mengeluh mulai menghampiri, tapi berhasil ditepis jauh.

Menjadi guru BK tak mudah, perspektif miring mengenai guru BK yang dianggap polisi sekolah, guru BK seram dan galak, hanya duduk diam tak punya kerjaan, makan gaji buta, tukang pukul siswa, pengisi jam kosong, satpam penunggu gerbang sekolah, bla..bla..bla..tak sedikitpun membuatku goyah. Munculnya perspektif miring mengenai guru BK telah dinodai oleh oknum-oknum yang gagal dalam memahami arti Bimbingan dan Konseling itu sendiri yang menyebabkan citra buruk tentang guru BK mengakar bertahun-tahun lamanya dalam benak sebagian besar orang lain. Sehingga siswa pun takut untuk masuk ke ruang BK, dikira akan dipukul dan dimarahi.

Adanya kesalahan dalam memahami dan memaknai bimbingan dan konseling bisa berakibat fatal. Pelaksanaan BK di sekolah harus didukung oleh semua civitas akademika dan sarana prasarana yang memadai. Kerja guru BK tidak hanya untuk siswa yang bermasalah saja. Dalam penanganan kasus siswa bermasalah ada mekanisme yang harus dipahami bersama, agar tidak salah paham. Bukan berarti begitu anak bermasalah penanganannya langsung diserahkan ke BK saja.

Misalkan si A di dalam kelas tidak mengerjakan PR. Sebelum ke guru BK si A harus ditangani dulu oleh guru mata pelajaran karena dalam tanggung jawab guru mata pelajaran, seperti memberikan teguran, nasihat, hukuman dan lain-lain. Selanjutnya berkoordinasi dengan wali kelas. Jika si A tidak ada perubahan masih tetap saja tidak membuat PR barulah masalah si A di laporkan ke guru BK. Nah, disinilah guru BK akan berupaya untuk mencari tau penyebab masalah yang sebenarnya dan memberikan beberapa tindakan seperti konseling, bimbingan, home visit, agar si A bisa berubah dan menjadi lebih rajin lagi. Karena dalam penanganan kasus siswa guru BK akan tetap memantau dan mengevaluasi perkembangan kasus siswa, apakah siswa berubah atau tidak. Seandainya pun si A tetap tidak ada perubahan setelah ditangani oleh guru BK barulah kasus si A dialihtangankan kasusnya ke pihak yang lebih berkompeten.

Jadi, kita sebagai guru harus paham mengenai mekanisme penanganan kasus siswa. Penanganan kasus tidak dengan kekerasan melainkan ketegasan. Ada beberapa oknum guru yang dalam pelaksanaanya BK itu harus keras, menyelesaikan masalah dengan kekerasan, pukulan dan bentakan. Sehingga hal ini yang menyebabkan citra BK itu buruk.

Pernah suatu hari, salah satu rekan seprofesiku sedang mengadakan pertemuan dengan orangtua siswa untuk membahas kasus pencurian HP. Saat berlangsung proses pembahasan kasus siswa, seorang ibu berkacamata itu bergumam ” Nauzubillah masuk ruang BK, semoga jangan sampai anak kita kena masalah lagi’. Mendengar ibu itu berucap demikian jantungku berdegup kencang, entah apa yang membisikkan ketersinggungan ini menggema. Bu..seharusnya Anda bersyukur dan berterimakasih dengan masuknya anak ibu ke ruang BK, ibu jadi tau masalah dan keadaan anak ibu yang sebenarnya. Bukan malah berucap demikian seakan ruang BK itu tempat yang menyeramkan. Apakah kami pernah memukul dan menghardik anak ibu? Tidak.. !

BK adalah bimbingan dan konselet masih terngiang sekali kata segerombolan lelaki itu dengan nada tertawa saat aku masih kuliah. Konselet dalam bahasa daerahku adalah listrik yang mati dan padam. Jelas mereka menganggap BK itu unfaedah. Padahal di Era Merdeka belajar, di Era dengan kecanggihan teknologi, keberadaan BK itu sangat-sangat dinantikan dan diharapkan agar perkembangan generasi kita generasi Milenial dan Z  tidak menyimpang berjalan sesuai dengan norma yang berlaku.

Tak ada istilah guru BK gak punya kerjaan karena, mereka bekerja sesuai dengan tugas dan fungsi BK itu sendiri. Terlebih saat pandemi covid-19, tidak sedikit guru BK yang bingung  harus mengerjakan apa di masa pandemi, sementara program BK harus tetap terlakasana.

Dalam pelaksanaannya, program BK tidak hanya terfokus untuk melaksanakan kegiatan konseling saja melainkan harus melaksanakan bimbingan juga. Namun sebagian besar sekolah tidak menyediakan jam tatap muka untuk guru BK. Sedangkan 150 siswa binaan harus bisa tercover dalam 24 jam per minggu.

Untuk itu saya pribadi mengajak seluruh guru BK dimanapun berada, di tanah Air Indonesia, yuuk… Bahu membahu kita bersama menghapus citra buruk yang selama ini melekat pada guru BK. Tanpa disadari persepsi buruk itu telah melukai harga diri profesi BK. Sudah saatnya kita menjadikan BK adalah sahabat siswa, bukan hal yang ditakuti oleh siswa. Semoga kelak impian ini bisa terwujud.

Guru BK harus bisa menjemput bola sendiri. Tidak ada lagi istilah guru BK “nggak ada kerjaan” disuruh ini dan itu mau saja meski bukan tugas dan fungsinya biar terpenuhi jam kerjanya. Mari kita belajar kreatif dengan program BK yang ada. Membuat program BK harus disesuaikan dengan kebutuhan siswa. Program jangan yang sulit, rencanakan program yang bisa dilaksanakan. Secara umum program BK itu meliputi:

  1. Pelaksanaan layanan, seperti: layanan orientasi, layanan informasi, penguasaan konten, penempatan dan penyaluran, layanan konseling individu, layanan konseling kelompok, bimbngan kelompok, layanan konsultasi, mediasi, advokasi dan lain-lain.
  2. Pelaksanaan kegiatan pendukung, seperti: himpunan data, aplikasi intrumen, kunjungan Rumah (home visit), konferensi kasus, alih tangan kasus (referal), tampilan kepustakaan.
  3. Pengembangan keprofesian, seperti: mengikuti seminar, webinar, workhshop, lokakarya, MGBK dan ikut forum diskusi guru.

Adapun program BK yang biasa kami lakukan di MTs Negeri 1 Lombok Tengah meliputi:

  1. Pembiasaan menyambut kehadiran siswa, tentunya di depan gerbang

Tak kenal maka tak sayang, ini salah satu yang bisa dilakukan oleh guru BK menyambut kedatangan siswa, siapa tau dengan sapaan kita setiap pagi, bisa menenteramkan suasana hati siswa yang mungkin saja punya masalah di rumah.

  • Mendata dan membina siswa yang terlambat

Eeiittttss…Jangan lupa berkolaborasi dengan pengurus Osim, satpam sekolah dan wakasis ya dalam pelaksanaan program BK ini, biar tidak dianggap satpam sekolah. Berikan pembinaan terhadap siswa yang terlambat dengan hal-hal yang berguna seperti mengaji, sholawatan, membaca Asmaul Husna, menghafal ayat-ayat pendek dan lain-lain. Jika terdapat siswa yang sudah 3 kali atau lebih frekuensi keterlambatannya, maka berikanlah konseling individu, konseling kelompok atau bimbingan kelompok.

  • Cek absen kehadiran siswa binaan

Dari sini nih, akan muncul banyak masalah yang bikin guru BK repot, mengecek absen siswa yang sering tidak masuk tanpa keterangan dan bolos, dari program ini  akan muncul program layanan konseling individu, home visit, pemanggilan orangtua dan koordinasi dengan wali kelas.

  • Guru BK juga bisa berkolaborasi dengan ketua kelas

Ketua kelas adalah matanya guru BK di kelas.Karena ketua kelas adalah pemimpin di kelasnya.Dengan adanya kolaborasi antara guru BK dengan ketua kelas diharapkan program BK bisa terlaksana. Eeittss.. Karena ketua kelas adalah matanya guru BK, jangan sampai asas kerahasaiannya bocor ya..!

  • BK is Call center.

Maksudnya adalah guru BK menyediakan fasilitas HP di ruang BK. Ini diperuntukan bagi siswa yang mau menelpon orangtuanya untuk dijemput saat pulang sekolah atau ada keperluan penting lainnya. Karena sekolah tidak memperbolehkan siswa untuk membawa HP. Tidak sedikit siswa kita yang secara terang-terangan asyik main HP saat proses belajar mengajar berlangsung. Ada yang ketahuan sedang live streaming di Instagram, Chatting-an di WA sama pacarnya, selfie-an, bermain tik-tok, nge-game bahkan nonton film porno ! whattt… ? Betapa HP sebenarnya telah merusak generasi kita jika pemanfaatannya tidak benar !

  • Membuat Media BK

Banyak aplikasi yang bisa dimanfaatkan oleh guru BK untuk membuat media baik secara online maupun manual seperti: aplikasi canva, benime, power point yang semuanya itu sangat mendukung pekerjaan kita. Bisa bikin video, pamflet, papan bimbingan dan lain-lain.

  • Mengisi jam kosong

“Emang masalah ya guru BK kalau mengisi jam kosong ?. “Nggak kan”. Nah sebenarnya ini kesempatan guru BK yang tidak ada jam tatap muka di kelas untuk bisa berinteraksi dengan siswa di kelas dan sekalian memberikan informasi penting bagi siswa melalui layanan klasikal, dengan begitu program BK bisa terlaksana.

  • Mengontrol jalannya kegiatan belajar-mengajar.

Jangan sampai guru BK hanya duduk berdiam diri bersemayam di ruang BK, sesekali berkelilinglah melihat situasi dan kondisi proses belajar mengajar di kelas.

  • Berkoordinasi dengan orangtua siswa dan wali kelas

“Emang boleh ya, memanggil orangtua siswa ke ruang BK ?”Ya,iyalah boleh donk..

Dengan memanggil orangtua siswa dan wali kelas, mereka jadi tau perkembangan dan masalah anaknya itu seperti apa di sekolah. Tidak sedikit orangtua berterimakasih karena merasa terbantu dengan adanya koordinasi dari guru BK. Mereka bisa merasakan bahwa anaknya benar-benar diperhatikan dan dipedulikan.

  1. Jangan malas ikut seminar guys !

Pengembangan keprofesian guru BK terbuka luas. Banyaknya lembaga dan forum yang mengadakan seminar gratis secara online, telah membuka kesempatan kita untuk menambah wawasan dan kompetensi. Tinggal kita mau apa tidak !

  1. Kunjungan Rumah (Home Visit)

Sebagai ajang silaturrahmi dengan orangtua siswa sekaligus menggali informasi tentang siswa. Mungkin sebagian ada sekolah yang tidak difasilitasi dalam pelaksanaan home visit, namun jangan karena hal ini kita menjadi surut dan tidak mau home visit.

Terlepas dari hal itu, aku sangat menikmati profesiku menjadi guru BK. Yang setiap hari sibuk membimbing dan membantu siswa keluar dari permasalahan yang sedang mereka alami, agar mereka menjadi insan yang baik. Menghadapi anak-anak yang nakal dan bermasalah dengan latar belakang yang berbeda, membuat hati kadang diuji kesabarannya. Namun hadirkanlah gambaran bahwa diantara satu dari mereka kelak akan menarik tangan kita menuju Surga !

Facebook: Nisfullaily Hubbi Al-Misri

Youtube: Nisfullaily_Hubbi

Blog: https://nispulailihubbi.blogspot.com/

Spread the love

Yudhi Kurnia

redaksi@satuguru.id

Related post

6 Comments

  • Alhamdulillah, akhirnya bisa terbit juga semoga bermanfaat. Tapi ada yang berubah nih admin.. 😁 dibagian optionnya, tulisan angkanya kok berubah jadi simbol jadi kelihatan rancau sekali, mungkin berubah saat dientri ke website.. ☺ semoga tidak mempengaruhi nilai, saat penilaian di mulai !

  • semangat bu guru, tulisannya keren…

    • Makasih nanda.. 😊

  • terbuka cakrawala…

    • Alhamdulillah.. ☺
      Semoga tulisan ini bermanfaat..

  • penting buat guru BK !

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *