MENGEMBALIKAN IDENTITAS KEBUDAYAAN LOKAL DAERAH MELALUI PEMBELAJARAN MUATAN LOKAL
- Oleh: Ayu Maulyda, M.Pd

Apa sih identitas lokal? Banyak siswa-siswi yang masih belum terbiasa dengan kalimat tersebut. Di sekolah kami identitas lokal dikenalkan kembali dengan pelajaran muatan lokal atau lebih dikenal dengan sebutan mata pelajaran Mulok. Identitas lokal merupakan sebuah wujud kekayaan dari kearifan lokal. Masing masing daerah memiliki kearifan lokal yang dimaksudkan untuk mempertahankan keseimbangan pada daerah tersebut dan harus dilestarikan. Mata Pelajaran Mulok di sekolah bertujuan untuk mengembangkan kompetensi yang disesuaikan dengan ciri khas dan potensi daerah, termasuk keunggulan daerah, yang materinya tidak bisa dikelompokkan ke dalam mata pelajaran yang ada. Landasan kurikulum muatan lokal diatur dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 79 Tahun 2014 tentang Muatan Lokal Kurikulum 2013. Menurut Suyitno (1999:175), terdapat tiga sasaran pokok pelaksanaan kurikulum muatan lokal (KML), diantaranya yaitu: 1. Mengakrabkan siswa pada nilai-nilai sosial budaya dan lingkungannya. 2. Mengembangkan keterampilan fungsional yang dapat menunjang kehidupan 3. Menumbuhkan kepedulian siswa terhadap masalah-masalah lingkungan.
Langkah-langkah pengembangan mata pelajaran muatan lokal, yaitu terdiri dari beberapa macam antara lain adalah aslinya keadaan dan kebutuhan daerah. Kegiatan meliputi menelaah dan mendata berbagai keadaan dan kebutuhan daerah yang bersangkutan, aspek: sosial, ekonomi, budaya dan kekayaan alam. Kebutuhan daerah dapat diketahui dari:
• Rencana pembangunan daerah yang bersangkutan termasuk prioritas pembangunan daerah baik jangka pendek maupun jangka panjang
• Pengembangan ketenaga pekerjaan termasuk jenis-jenis kemampuan dan keterampilan yang diperlukan
• Aspirasi masyarakat baik mengenai pelestarian alam, pengembangan daerah maupun kemampuan khusus yang dibutuhkan masyarakat.
Muatan Lokal dalam kurikulum merdeka juga bermanfaat sebagai bahan kajian, untuk membentuk pemahaman terhadap potensi di daerah tempat tinggal para peserta didik. Dalam pembelajarannya, mata pelajaran muatan lokal ini juga bermanfaat untuk memberikan bekal sikap, pengetahuan, dan keterampilan kepada peserta didik agar:
1. Mengenal dan menjadi lebih akrab dengan lingkungan alam, sosial, dan budaya daerahnya sendiri;
2. Memiliki bekal akan kemampuan dan keterampilan, serta pengetahuan mengenai daerah tempat tinggalnya yang berguna bagi dirinya maupun lingkungan masyarakat pada umumnya; dan
3. Memiliki sikap dan perilaku yang selaras dengan aturan-aturan yang berlaku di daerahnya, serta melestarikan dan mengembangkan nilai-nilai luhur budaya adat setempat dalam rangka menunjang pembangunan nasional.
Implementasi muatan lokal di sekolah saya bertujuan untuk mengembalikan identitas kebudayaan lokal yang terlupakan karena banyaknya anak-anak yang terpengaruh dengan gaya memakai gadget sehingga melupakan permainan lokal daerah. Potensi dan kearifan lokal yang indah, bisa dipertahankan jika setiap generasi bangsa Indonesia dibekali dengan pengetahuan tentang potensi dan kearifan lokal di lembaga pendidikan, mulai dari lembaga pendidikan dasar hingga lembaga perguruan tinggi artinya lembaga pendidikan mempunyai peran penting dalam mempertahankan dan melestarikan budaya bangsa Indonesia sesuai dengan potensi dan kearifan lokal setiap daerah. Sekolah saya mempunyai 6 rombongan kelas sehingga di bagi menjadi jadwal sebagai berikut: Kelas 1: Kamis Pagi, Kelas 2: Rabu Pagi, Kelas 3: Selasa Pagi, Kelas 4: Senin Pagi, Kelas 5: Rabu Siang, Kelas 6: Jum’at Pagi.

Kearifan lokal yang sering diajarkan dalam sekolah adalah permainan badaku, permainan egrang, dan permainan bakiak. Dengan bermain permainan tradisional anak akan lebih memiliki sportifitas karena mereka dapat melakukan sosialisasi terhadap teman dan terhadap lingkungan. Contoh dalam sportifitas ini seperti anak yang bermain egrang, badaku dan bakiak ketika mereka bermain lomba secara otomatis mereka akan menang dan ada yang kalah. Menerima kekalahan dari permainan merupakan sikap sportifitas yang dipelajari pada saat bermain. Pada dasarnya menang dan kalah bukan merupakan hal yang penting, namun hal tersebut menjadi sebuah permainan yang mengajarkan pada anak bagaimana seharusnya bersikap. Kemampuan fisik akan terlatih sejak dini jika melakukan permainan tradisional. Permainan tradisional juga dapat mengasah kecerdasan anak karena pada saat bermain permainan tradisional seperti bermain badaku akan membantu mereka melatih kecerdasannya, seperti menghitung biji dakuan tersebut siapa yang banyak memperoleh maka itu yang menang. Tentu hal ini sudah menjadi bakal untuk anak agar mau berfikir dan mengatur strategi.
Permainan tradisional juga melatih anak untuk bekerjasama seperti permainan bakiak perlu kerjasama dalam melangkah. Kerja sama ini tentu sangat dibutuhkan karena anak dilatih untuk belajar mengenai masa depan, karena dimasa depan anak sangat membutuhkan kerjasama. Permainan tradisional juga membuat anak untuk bisa belajar mengelola emosi, pada saat anak bermain seorang anak tentu akan mengutarakan emosianya, seperti berteriak, bergerak, melompat, tertawa dan mengangis. Hal ini akan membantu anak untuk memberikan mereka stimulus untuk berekspresi, dengan berekspresi anak akan lebih mendapatkan manfaat yang banyak, salah satunya adalah manfaat teriak untuk kesehatan, jadi selain senang anak juga akan menjadi anak yang sehat. Selanjutnya permainan tradisional juga akan melatih tingkat kepercayaan diri pada anak, seorang anak membutukan rasa percaya diri untuk bekerja di masa depan. Dengan melakukan permainan tradisional
otomatis mengatur anak untuk melatih berkomunikasi dan bersosialisasi dengna orang lain. Dengan demikian ia akan mampu untuk mengutarakan emosinya, bekerja sama meminta tolong atau hal lainnya. Jika hal ini sudah terasah sejak kecil maka anak akan berani melakukannya ketika besar. Termasuk rasa percaya diri untuk semangat dan percaya bahwa dirinya dapat menjadi pemenang.
Selain permainan tradisional kami juga mengenalkan produksi lokal daerah kepada siswa-siswi seperti kerajinan tangan berupa kain sasirangan, topi tanggui, pembuatan kerupuk, dan pembuatan tajau di Banjarmasin. Produk-produk ini dikenalkan kepada siswa agar mereka dapat melestarikan dan terus mencintai produk lokal. Manfaat terakhir dari pembelajaran berbasis kearifan lokal ini atau yang lebih dikenal dengan muatan lokal adalah guru bisa lebih mengenalkan budaya bangsa terutama budaya yang ada di sekitar peserta didik. Setelah mengenal, peserta didik nantinya akan lebih tertarik dan mencintai budaya bangsa. Semakin anak mencintai maka nantinya anak akan memperkenalkan berbagai kebudayaan tersebut kepada orang lain. Semakin banyak orang mengenal kebudayaan yang ada di daerah, maka makin banyak orang akan menjaga dan melestarikan berbagai kebudayaan bangsa dari berbagai daerah di Indonesia. Selain itu, pembelajaran yang melibatkan kearifan lokal ini akan menggali potensi nilai dan keberagaman budaya yang semakin hilang karena pengaruh gempuran budaya luar serta bangga mengenalkannya ke daerah lain bahkan negara lain di luar Indonesia. Melalui pembelajaran berbasis kearifan lokal, peserta didik akan mampu berkontribusi dalam menciptakan identitas bangsa yang kuat. Upaya pengembangan karakter bangsa dapat terselenggara dengan secara optimal melalui pembelajaran di sekolah. Materi-materi yang berhubungan dengan kebudayaan, seperti bahasa, makanan, tarian, dan lagu merupakan kontribusi yang sangat berguna untuk memperkuat identitas bangsa Indonesia sebagai negara yang memiliki kekayaan dan keberagaman adat budaya.
Instansi: SD Negeri Kuin Selatan 6 Banjarmasin.
2 Comments
[…] MENGEMBALIKAN IDENTITAS KEBUDAYAAN LOKAL DAERAH MELALUI PEMBELAJARAN MUATAN LOKAL – Satu… […]
Saya sangat setuju dengan tulisan ini, karena menurut saya pembalajaran muatan lokal adalah pembelajaran yg sangat ever lasting ditengah marak nya penggunaan gadget pada anak-anak, yg sedikit banyak nya mereka gunakan ke hal-hal diluar tentang pengetahuan termasuk pengetahuan tentang keberagaman lokal itu sendiri.