Perjalanan Berliku Menuju Guru PNS

 

Oleh: Drs. Sumedi

(SMAN 2 Pringsewu-Lampung)

Sekilas Perjalanan Penulis Menjadi Guru PNS

  1. Pengabdian Sebagai Guru Honorer

Perjalanan penulis sebelum menjadi guru PNS  berbagai rintangan dan cobaan, penuh duri dan hambatan yang luar biasa. Namun, semua itu penulis lalui  dengan senang hati dan sukses.

Sebelum menjadi guru PNS, penulis menjadi tenaga honorer (Guru) selama 23 tahun lamanya. Yaitu, tahun 1985 sd 2008 di berbagai lembaga pendidikan yang ada di Kabupaten Pringsewu. Berikut lembaga-lembaga pendidikan yang pernah penulis jadikan tempat pengabdian.

  1. SMA Muhammadiyah Pringsewu (1985-2008)
  2. SPG 17 Pringsewu (1986-1990)
  3. SMEA/SMK Budi Utama Pringsewu (1988-2001)
  4. Perguruan Tinggi AMIK Pringsewu (1995-1997)
  5. STM/SMK YPT Pringsewu (2000-2008)
  6. SMEA/SMK Wira Bhakti Ambarawa (1998-2005)
  7. SMEA/SMK Muhammadiyah Ambarawa (2001-2003)
  8. Menjadi Tenaga Honorer Kontrak tahunan (2003-2008),dengan nama “Tenaga

     Lapangan Pendidikan Masyarakat” (TLD).

Tenaga Kontrak Tahunan ini dibiayai oleh APBN , Direktorat Dikmas Depdiknas. Tugas tenaga honorer adalah membantu Penilik PNFI di tingkat kecamatan untuk membina dan mengembangkan program PLS/PNF di kecamatan. Berawal dari sinilah pintu masuk penulis bisa menjadi seorang guru PNS.

Oleh sebab itu, penulis benar-benar bersyukur kepada Allah SWT. Tidak terbayang sebelumnya akan bisa menjadi guru PNS. Sebab saat pendataan, usia penulis sudah mencapai 41 tahun.

Saat itu, penulis bersama teman-teman se-Indonesia membuat Forum FKTLD Nasional tahun 2005 di Solo, Jawa Tengah. Penulis terpilih menjadi ketua umum pada forum tersebut. Sehingga mendapatkan kepercayaan dan mendapat tugas dari Direktorat Pendididkan untuk monev ke daerah/provinsi. Bahkan,Tahun 2006 diberi kesempatan magang selama 14 hari di China (RRT) bersama seluruh ketua dan sekretaris Organisasi PNFI Pusat.

Untuk memperoleh semua itu, penulis hanya bermodalkan semangat, keberanian, dan kesungguhan dalam melaksanakan tugas. Baik tugas sebagai tenaga honorer maupun sebagai ketua umum FKTLD Pusat untuk memperjuangkan nasib TLD agar bisa menjadi seorang PNS.

Alhamdulillah, usaha pun tidak sia-sia. Baik pribadi maupun secara nasional, seluruh tenaga honorer TLD berhasil diangkat menjadi PNS (kecuali yang bermasalah). Masing-masing ditempatkan sesuai dengan displin ilmu yang dimilikinya. Alhamdulillah,akhirnya penulis bisa menjadi seorang guru PNS setelah berpuluh tahun mengabdi dengan segenap hati dan pikiran.

Tahun 2019 penulis membuat Ikatan Alumni TLD/FDI Indonesia (IKATI),dalam biodata ada yang sudah menjadi pejabat Bupati,Wakil Bupati, Sekda, Camat, Lurah, DPRD. Sudah banyak juga yang bekerja di Dinas Pendidikan, menjadi pejabat penting,dan guru.

  • Lulus CPNS dan Menjadi PNS
  • Lulus CPNS tahun 2008 diangkat menjadi Tenaga Administrasi di Kantor UPT Pendidikan Kecamatan Ambarawa. Bersamaan dengan itu, penulis pun lulus seleksi Sertifikasi. Yakni, menjadi guru profesional Bahasa Indonesia. Akan tetapi, harus tertunda dahulu karena SK CPNS penulis saat itu bukan sebagai guru melainkan sebagai tenaga administrasi di Kantor UPT Pendidikan Kecamatan Ambarawa. Setelah menjadi PNS 100 %, mutasi dan alih tugas menjadi guru.
  • Tahun 2010 Setelah Pringsewu menjadi kabupaten sendiri mengusulkan alih tugas dan mutasi menjadi guru. Dimutasikan menjadi guru di SMPN 2 Ambarawa, sekaligus diterima dan diberi amanah menjadi wakil kepala sekolah bidang kesiswaan. Kondisi ini berjalan selama satu tahun. Kemudian, mengusulkan mutasi ke sekolah tempat pengabdian yang lama dan diterima, di SMA Muhammadiyah I Pringsewu menjadi guru (DPK) tahun 20011-2016.
  • Perubahan peraturan kebijakan pemerintah, UU No 23 tahun 2014 tetang otonomi daerah, bahwa SLTA menjadi binaan Dinas Pendidikan Provinsi. Oleh sebab itu,  tahun 2016 penulis langsung dimutasikan ke SMAN 1 Ambarawa. Namun, di SMAN 1 Ambarawa guru Bahasa Indonesia sudah banyak sehingga tidak ada jam yang tersisa.

Oleh karena itu, penulis melapor ke  Dinas Pendidikan Kabupaten Pringsewu, minta dibuatkan SPT  ke SMAN 2 Pringsewu. Dengan pertimbangan bahwa di sekolah tersebut masih membutuhkan guru Bahasa Indonesia. Akhirnya, Kabid Ketenagaan membuatkan SPT untuk mengajar di SMAN 2 Pringsewu. Namun,diperjalanan awal masuk SMAN 2 Pringsewu,penulis mengalami proses yang luar biasa rintangannya. Alhamdulillah, dengan usaha keras dan ihlas dapat diatasi  dengan hati sabar yang jernih.Walaupun fisik (kaki) masih dalam keadaan sakit. Hal ini penulis lalui selama 1 tahun. Setelah ada satu guru Bahasa Indonesia yang pensiun, akhirnya jam mengajar bisa terpenuhi 24 jam pelajaran, dan sertifikasi pun bisa berjalan lancar.

  • Menjadi Guru PNS di SMAN 2 Pringsewu

Dalam proses perjalanan masuk di SMAN 2 Pringsewu, banyak kendala yang penulis hadapi. Salah satunya adalah kondisi fisik penulis cacat (tulang kaki paha kiri di ganti)tetapi itu tak pernah menyurutkan semangat penulis dalam mengabdi. Ada beberapa kondisi yang membuat motivasi penulis semakin meningkat dalam melaksanakan tugas, terutama dalam mengajar di kelas. Sehingga tidak merasa kecil hati walau kaki cacat dan pendek sebelah (jalan menggunakan tongkat) sampai sekarang.

Hal lain yang memotivasi penulis tetap semangat dalam pengabdian adalah sejak awal bertugas di SMAN 2 Pringsewu, penulis diberi izin oleh Kepala sekolah untuk jalan dari kelas ke kelas yang lain selalu membawa kendaraan.Hal ini dikarenakan kondisi kaki penulis sampai sekarang masih tetap menggunkan alat bantu “Teken”, belum bisa jalan tanpa teken melebihi 100 m.

Selain itu, muncul semangat setelah mendapat kepercayaan dari Kepala Sekolah. Yakni, penulis diberi kepercayaan menjadi wali kelas. Alhamdulillah, dalam satu tahun bisa memperoleh prestasi dua kali dalam membina kelas untuk mengikuti lomba kelas. Pertama, semester ganjil tahun pelajaran 2018/2019 lomba kebersihan kelas dan lingkungan kelas. Kelas binaan penulis memperoleh juara I dan hadiah uang pembinaan sebesar Rp 1.000.000. Semester genapnya mengikuti lomba menciptakan Adiwiyata lingkungan kelas mendapat juara II dan hadiah uang sebesar Rp750.000. Prestasi-prestasi tersebut membuat semangat penulis semakin meningkat dalam mengabdikan diri kepada nusa dan bangsa ini.

Alhamdulillah, penulis pun saat ini mendapat kepercayaan menjadi Koordinator Pembina Tim GLS di SMAN 2 Pringsewu sampai dengan kepala sekolah yang sekarang (Pergantian kepala sekolah yang ke tiga, sejak penulis bertugas). Kepala sekolah sekarang selalu memberikan dukungan dan motivasi untuk memajukan GLS di sekolah. Terbukti, beberapa kali telah direspon positif untuk menerbitkan buku ber-ISBN. Baik karya siswa maupun karya guru yang berbentuk “Buku Antologi Esai, Antologi Puisi dan Bunga Rampai”. Bahkan saat ini penulis mendapat izin dari Kepala Sekolah untuk menghimpun dan menerbitkan karya tulis dari para PNS yang akan pensiun dalam bentuk buku.Dengan tujuan untuk dijadikan “Dokumen Sejarah Para PNS Selama Pengabdian di  Sekolah”, sekaligus sebagai koleksi perpustakaan sekolah.

Saat ini penulis masih mengukuti Program Guru Penggerak yang lulus menjadi “Pengajar Praktik” (PP) berakhir bulan Agustus 2022.

Spread the love

Yudhi Kurnia

redaksi@satuguru.id

Related post

5 Comments

  • Semangat Pak Sumeri, senior yang sangat inspiratif dan teladan bagi kami.

  • Semangat Bapak. Semoga semua perjuangan Bapak dihitung sebagai pahala.

  • Semangat Bapak. Semoga semua perjuangan Bapak dihitung sebagai pahala.

  • Semoga sehat panjang umur pak,tetap semangat

  • Terima kasih sohabt-sohabt GLS yang setia atas respon baiknya. Semoga menjadi ladang pahala bersama.
    Maaf responnya terlambat, tapi yakinlah pahala sudah dicacat sejak Bapak.Ibu memberikan respon …..

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *