Artificial Intelligence dalam Pendidikan: Antara Kecemasan dan Kebermanfaatan

 Artificial Intelligence dalam Pendidikan: Antara Kecemasan dan Kebermanfaatan

*Yadi Mulyadi

Ketika sampai pada sebuah ruangan, seseorang yang duduk di pojok bertanya dengan nada yang memperlihatkan kesedihan yang tiada tara. Entah bagaimana perasaannya sehingga beliau mengungkapkan pertanyaannya. Banyak di antara rekannya yang memproklamasikan dirinya sebagai penulis dalam waktu yang cepat. Mereka bisa menulis satu judul buku dalam waktu 2 hari dengan memanfaatkan teknologi Artificial Intelligence (AI). Yang menjadi heran, seluruh tulisan yang dibuat dengan memanfaatkan AI tersebut bisa lolos dari cek plagiarisme menggunakan perangkat lunak tertentu. 

Setelah bercerita panjang lebar, ia bertanya kepada saya terkait dengan hal tersebut. Apakah kita dibenarkan menjadi penulis yang memanfaatkan teknologi AI? Menurut pengalamannya, menulis sebuah buku membutuhkan waktu, terutama dalam meriset topik-topik yang dijadikan kajian. Setelah melakukan riset, penulis harus mampu menghubungkan apa yang telah ditemukannya dengan beragam teori yang sudah ada sebelumnya. Setelah itu, penulis dapat menyajikannya dengan berdasarkan data dan fakta yang ditemukan disertai dengan hasil kristalisasi pengalamannya.

Gambaran kondisi tersebut bisa saja mewakili kita dalam memasuki peradaban dan perkembangan teknologi saat ini. Ada sebagian dari diri kita yang mampu memanfaatkan perkembangan teknologi, ada juga yang malah menjadi ’lemas’ atau ’geger’ karena perkembangan teknologi tersebut. Pertanyaan selanjutnya, sekarang Anda berada di bagian sisi yang mana dalam menghadapi perkembangan teknologi AI tersebut?

Bagaimana kondisi yang terjadi dalam dunia pendidikan ketika menghadapi perkembangan teknologi AI ini? Dalam pembelajaran era digital, berdasarkan riset yang dilakukan Rohmah (2019), kompetensi tenaga pendidik tidak cukup memiliki kompetensi profesional, kepribadian, sosial, dan pedagogik. Akan tetapi, tenaga pendidik harus menambah kompetensi lainnya, yakni kompetensi mendidik dengan pembelajaran berbasis internet; kompetensi untuk menanamkan sikap kewirausahaan dengan berbasis teknologi komersial; kompetensi global dengan cara tidak gagap terhadap budaya dan mampu memecahkan masalah; kompetensi memprediksi sesuatu dengan cepat; kompetensi untuk melakukan konsultasi terhadap siswa, khususnya psikologi dan tekanan yang semakin kompleks.

Bagaimana sikap guru menghadapi teknologi AI ini? Sebagaimana yang telah kita ketahui, teknologi AI merupakan sebuah produk inovasi yang bertujuan untuk membangun sistem kecerdasan melalui sebuah sistem tertentu, melakukan pekerjaan manusia, dan menyelesaikan masalah. Dalam hal ini, manusia sudah mampu berinovasi dalam bidang teknologi untuk membantu memudahkan pekerjaan manusia yang bersifat kompleks.

Kecerdasan AI sekarang sudah mampu menjadi solusi bagi sebagian besar manusia yang memanfaatkannya. Akan tetapi, ada sebuah kekhawatiran bahwa di masa depan, AI ini bisa saja melampaui kecerdasan kolektif manusia. Hal ini terlihat dari kemandirian AI itu sendiri yang mampu menyempurnakan sistemnya sendiri tanpa adanya intervensi dari manusia itu sendiri. Tentu saja hal ini tidak hanya berdasarkan ungkapan semata, tetapi adanya rilis data survei dari media Scientific Amerika (05/2023) yang dilakukan terbatas pada para ahli AI. Survei yang dilakukan media tersebut menunjukkan bahwa sekitar 36 persen  para ahli AI menunjukkan kekhawatirannya karena suatu saat, AI tersebut dapat menimbulkan sebuah ”malapetaka setingkat nuklir”. 

Data yang ditunjukkan oleh media tersebut sebaiknya menjadi pengingat saja bahwa terdapat 36 persen ahli AI yang khawatir terhadap perkembangan AI itu sendiri di masa depan. Kalau kita melihat persentase tersebut, sebanyak 74 persen ahli yang melihat bahwa teknologi AI merupakan sebuah hasil luar biasa yang diciptakan manusia. Dengan memanfaatkan teknologi AI, manusia telah terbantu dalam menyelesaikan permasalahan kompleks yang terjadi dalam kehidupannya.

Jika kembali pada permasalahan yang dihadapi dunia pendidikan, akankah teknologi AI membantu pendidikan, khususnya guru dan siswa? Dalam sebuah penelitian yang dilakukan oleh Manongga (2022), teknologi AI memiliki dampak positif dalam dunia pendidikan. Dampak nyata dari teknologi AI dalam dunia pendidikan terlihat dari adanya kinerja pendidikan, pengalaman pendidikan yang didapatkan siswa, evaluasi pendidikan, dan administrasi pendidikan.

Dampak AI terhadap kinerja pendidikan dapat dilihat dari kemunculan pemanfaatan platform teknologi pendidikan yang berbasis daring. Dalam platform berbasis daring tersebut, guru dapat memberikan umpan balik secara langsung kepada siswa, baik berupa pemahaman pengetahuan maupun keterampilan (praktik) dan memberikan rekomendasi materi yang harus dipelajari kembali. Guru dapat memanfaatkan teknologi AI dengan platform berbasis daring untuk  membuat catatan dan kuis sehingga siswa dapat mengajukan pertanyaan dan menyelesaikan tugas untuk proses penilaian. Tentunya hal tersebut dapat membantu siswa membangun sistem informasi dengan meningkatkan keterampilan belajar, kebiasaan, dan kreativitas sambil memperluas pengetahuannya.

Dampak positif perkembangan AI terhadap pendidikan adalah meningkatnya beragam pengalaman siswa dalam belajar. Ketika muncul perpustakaan digital, baik yang disediakan oleh pemerintah, sekolah, maupun pihak swasta, siswa dapat dengan mudah mencari referensi belajar karena sudah dikategorikan secara langsung dengan teknologi AI, bahkan dengan kemunculan rekomendasi buku yang dibutuhkan siswa dalam mempelajari topik tertentu.

Sekaitan dengan hal tersebut, guru dapat juga membuat bahan ajar yang disesuaikan dengan kebutuhan siswa. Guru dapat memanfaatkan berbagai platform dalam menyajikan bahan ajar. Sebagai contoh, bahan ajar yang disajikan secara interaktif dengan menggunakan platform tidak berbayar, mulai dari video pembelajaran, presentasi multimedia, simulasi, game edukatif, aplikasi pembelajaran, hingga e-book interaktif.

Kehadiran berbagai platform digital yang merupakan hasil dari perkembangan teknologi AI ini menghadirkan pengalaman yang baru. Misalnya, sebuah platform digital menyediakan beragam pembelajaran, mulai dari penyediaan materi, pelatihan virtual, hingga lokakarya. Apabila siswa mencari sebuah topik tertentu, platform digital tersebut dapat merekomendasikan berbagai konten multimedia, seperti buku, video, dan pelatihan virtual sesuai dengan kebutuhannya. Dengan adanya hal tersebut, perkembangan pembelajaran siswa dapat mudah dilacak dengan teknologi AI, baik aspek pengetahuan maupun keterampilannya. Beragam kemudahan yang diciptakan teknologi AI ini meningkatkan semangat belajar, motivasi, dan minat siswa dalam mempelajari sesuatu hal/topik dalam pembelajaran.

Teknologi AI juga bermanfaat bagi guru dalam melakukan evaluasi dalam pembelajaran. Guru dapat melakukan evaluasi pengetahuan siswa dengan memanfaatkan platform tertentu dengan cara mengembangkan dan mengelola kuis dengan penilaian yang sangat praktis. Dalam platform tersebut, guru dapat membuat kuis dengan cepat sesuai dengan karakteristik mata pelajaran dan tingkat kesulitan soal yang disajikan. Pada akhirnya, siswa akan langsung menerima umpan balik terhadap hasil yang dilakukannya. Beragam bentuk evaluasi yang terintegrasi dengan platform berbasis daring merupakan sebuah inovasi dalam pendidikan, yakni gamifikasi dalam pembelajaran.

Terakhir, teknologi AI telah membantu guru dalam menyelesaikan administrasi. Guru dapat dengan mudah melaksanakan tugasnya dalam mengukur efektivitas pembelajaran yang telah dilakukan, memberikan penilaian, dan memberikan umpan balik secara langsung kepada siswa. Dalam menilai hasil pembelajaran, khususnya pembuatan tulisan (laporan, karya tulis ilmiah), guru dapat memanfaatkan teknologi AI, seperti Turnitin dan Grammarly ketika memeriksa tugas siswa agar terhindar dari plagiarisme sebagai landasan dalam memberikan komentar dan penilaian terhadap tugas yang dibuat oleh siswa.

Dari uraian tersebut sangat jelas bahwa guru harus terus menerus memperbaiki dan meningkatkan kompetensi dalam menghadapi dunia pendidikan yang sesuai dengan perkembangan teknologi. Dapat dibayangkan apabila seorang guru tidak memiliki kompetensi mendidik dengan berbasis perkembangan teknologi saat ini, hal tersebut akan menghambat perkembangan pendidikan. Sebagai contoh, seorang guru tidak bisa mengakses informasi melalui laman daring, tidak bisa membuka dan membuat buku digital (e-book), dan tidak membuat media pembelajaran yang menarik yang dapat diakses secara daring. Sekaitan dengan hal tersebut, Ibda (2018) mengungkapkan bahwa tenaga pendidik yang buta terhadap teknologi digital saat ini akan tertinggal. Tenaga pendidik yang akan bertahan adalah guru yang mampu menguasai teknologi, literasi digital, dan literasi teknologi informasi dan komunikasi.

Terlepas dengan perkembangan teknologi AI saat ini, bukankah Stephen Hawking pernah berujar bahwa teknologi Artificial Intelligence (AI) ini bisa saja menjadi hal terbaik dan terburuk yang pernah hadir dalam sejarah umat manusia. Apakah Anda sebagai guru dapat menjadikan teknologi AI tersebut sebagai suatu yang bermanfaat bagi dunia pendidikan ataukah malah memperburuk dunia pendidikan? Jawabannya hanya ada di benak masing-masing.

*Praktisi Pendidikan

Spread the love

Related post

5 Comments

  • Mantap pak

  • Perkembangan teknologi tentu saja selaras dengan perkembangan jaman, begitu juga guru sebagai pendidik juga harus bisa menyelaraskan diri dengan perkembangan pendidikan dengan dunia digital.

    Semua yang tercipta tentu saja ada baik buruknya. Seperti halnya pisau yang tajam juga bisa menjadi keburukan bagi penggunanya tetapi bila tahu cara penggunaannya ternyata lebih banyak manfaatnya.

    Di era digitalisasi perkembangan teknologi AI merupakan salah satu kemajuan yang luar biasa. Kekhawatiran kita akan pengaruh terburuknya seharusnya kita waspadai dengan mencari solusi yang tepat untuk mengimbangi atau memanfaatkan keunggulannya yaitu dengan cara membuka diri terus belajar dan mengupgrade diri dengan berbagai ilmu pengetahuan digital dan teknologi.

    Sebenarnya apa yang dikhawatirkan oleh guru atau masyarakat tentang teknologi AI karena ketidakpahaman dan belum kesiapan saja. Teknologi terus akan mengalami perkembangan dan tentu saja sebagai muslim saya percaya akan sunatulloh.

    So, I don’t worry.

    Astukah Resti Dirindari
    SDIT Attaubah Batam
    Kepri

    • Setuju, Ibu. Teknologi hadir untuk membantu si pembuat teknologi tersebut. Ketidakpahaman kita terhadap perkembangan teknologi hadir sebagai kecemasan tersebut. Terima kasih masukan yang memperkuat argumen artikel tersebut. Semangat pagi.

  • artikel informasi terkait AI dalam pendidikan penting untuk dipahami. Perkembangan teknologi membuka peluang baru bagi pengalaman yang lebih mendalam, menghadirkan inovasi yang menarik dan berpotensi besar. Jasa VR Jakarta adalah solusi untuk merasakan pengalaman visual dan interaktif yang mengagumkan melalui teknologi simulasi realitas virtual.

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *