Berpacu Dalam Waktu, Mengukir Prestasi

*Oleh : Mohamad Asep Juanda S.Pd (Asjun Thea)

Setelah masa PPDB berlalu, semua sekolah dihadapkan pada persiapan MPLS (Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah), di mana semua siswa, terutama siswa baru dari berbagai jenjang pendidikan mulai dari TK, SD, SMP, hingga SMA, diperkenalkan dengan lingkungan baru mereka. Mereka harus mulai terbiasa dengan lingkungan tersebut (adaptasi), memahami budaya, cara belajar, serta komponen yang ada di sekolah. Harapan dan impian untuk meraih cita-cita mungkin sudah tertanam dalam diri mereka. Dalam tulisan ini, penulis akan membagikan bagaimana sekolah dapat berpacu dengan waktu dalam mengukir prestasi siswa yang pada akhirnya berdampak positif bagi sekolah.

Kita sering mendengar ungkapan “Waktu adalah uang” atau “Waktu bagaikan pedang; jika kita tidak hati-hati, kita akan terluka sendiri.” Ungkapan ini menandakan bahwa waktu berjalan sangat cepat, datang dan pergi meninggalkan kita. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, waktu adalah rangkaian saat ketika proses, perbuatan, atau keadaan berlangsung atau lama berlangsungnya suatu kejadian.

Mari kita kaji filosofi Ki Hajar Dewantara (KHD) yang menggambarkan secara detail dan utuh pemikirannya tentang pendidikan. Filosofi pertama KHD mengartikan pendidikan sebagai tempat persemaian benih-benih kebudayaan dalam masyarakat. Hal ini menyadarkan kita sebagai pendidik bahwa untuk menciptakan manusia Indonesia yang beradab, salah satu kunci utamanya adalah melalui pendidikan. Pendidikan menjadi ruang berlatih dan wadah berkembangnya nilai-nilai kemanusiaan yang dapat diteruskan atau diwariskan. Pendidikan diumpamakan seperti energi; hukum kekekalan energi menyatakan bahwa energi tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan, melainkan hanya dapat diubah bentuknya. Oleh karena itu, pendidik harus menjadi sumber energi positif bagi anak didiknya agar mereka dapat mentransformasikan energi tersebut menjadi sesuatu yang luar biasa.

Filosofi kedua KHD berkaitan dengan dasar-dasar pendidikan yang “menuntun”. KHD menjelaskan bahwa tujuan pendidikan adalah menuntun segala kodrat yang ada pada anak-anak agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya, baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat. Oleh karena itu, pendidik hanya dapat menuntun tumbuhnya kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak, agar mereka dapat memperbaiki perilaku dan tumbuh kembangnya. Peran pendidik sebagai sumber energi yang baik sangat penting, karena setiap anak memiliki energinya masing-masing. Pendidik dapat mengubah bentuk energi tertentu menjadi energi lain yang lebih baik dan bermanfaat.

Sebagai pendidik, kita harus mampu mengarahkan siswa yang memiliki kemampuan atau bakat untuk mengembangkan potensi mereka dalam kegiatan yang positif. Dengan cara ini, siswa dapat menemukan jati dirinya dan menghasilkan prestasi yang diharapkan. Prestasi ini diharapkan akan memotivasi siswa untuk terus mengukir prestasi dan juga memotivasi siswa lainnya.

Seiring dengan meningkatnya ekspektasi terhadap prestasi siswa, para guru perlu secara kritis menganalisis model pembelajaran dan metode penyampaian mereka untuk meningkatkan pencapaian siswa. Melalui upaya bersama, guru dan siswa dapat mengidentifikasi cara-cara baru untuk mempercepat proses pembelajaran, termasuk merangsang aktivitas otak dan menghadirkan pembelajaran dengan cara yang bervariasi, serta membuat pilihan cerdas terkait materi pelajaran dan manajemen waktu. Berikut adalah beberapa aspek yang perlu diperhatikan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dan prestasi siswa:

  1. Meningkatkan Daya Ingat Siswa Melalui LatihanBerbagai metode, teknik, dan alat dapat meningkatkan kapasitas daya ingat, yang juga dikenal sebagai latihan otak. Mengaktifkan seluruh area otak selama proses pembelajaran sangat penting, dan mengajarkan teknik-teknik ini kepada siswa dapat membantu meningkatkan daya ingat serta rasa percaya diri mereka. Mengenali cara belajar yang paling efektif bagi setiap siswa, berdasarkan preferensi kecerdasan atau gaya belajar mereka, merupakan faktor kunci dalam menunjang kesuksesan mereka. Gaya belajar dapat mencakup preferensi visual, auditori, kinestetik, atau membaca dan menulis. Dengan mengarahkan kurikulum dan pengajaran sesuai dengan gaya belajar ini, pendidik dapat menciptakan lingkungan pembelajaran yang menyenangkan dan mampu menjangkau lebih banyak siswa. Lebih dari itu, siswa yang memahami gaya belajar mereka akan merasa lebih nyaman dalam proses pembelajaran dan lebih cenderung bertanggung jawab serta sukses dalam kelas.
  2. Pilihan Bijaksana Mendorong Peningkatan KeberhasilanPenting bagi pelajar muda untuk membuat pilihan bijaksana dalam pembelajaran, baik di lingkungan sekolah maupun di rumah. Pilihan yang baik, seperti duduk di depan kelas dan menghindari gangguan, dapat berdampak besar pada efektivitas belajar. Gadget seperti ponsel dan komputer sering menjadi penyebab gangguan. Melatih keterampilan konsentrasi dan menerapkan strategi tersebut dapat membantu meningkatkan tingkat keberhasilan. Mendorong siswa untuk mengaitkan konsep-konsep pembelajaran dengan dunia nyata juga sangat penting. Selain itu, siswa sebaiknya menetapkan tujuan spesifik untuk membantu mereka mengukur kemajuan secara lebih jelas.
  3. Menata dan Mengatur untuk KesuksesanMenciptakan ketertiban dalam kehidupan siswa adalah bagian penting dari upaya pencapaian prestasi optimal. Memastikan area belajar teratur dan rapi, termasuk ruang pribadi seperti loker sekolah, meja belajar di rumah, atau tempat tidur, telah terbukti meningkatkan kinerja akademis siswa. Mengembangkan jadwal belajar yang teratur dan mengelola waktu antara pembelajaran dan waktu luang juga penting. Penambahan waktu istirahat dengan imbalan tertentu dapat meningkatkan motivasi dan mendorong siswa untuk tetap fokus dalam mengerjakan tugas-tugas mereka.

Pada dasarnya, peran guru adalah sebagai pengajar dalam meningkatkan prestasi belajar siswa. Guru harus dapat membimbing dan mengarahkan kegiatan belajar siswa sesuai dengan tujuan yang dicita-citakan. Dalam membentuk karakter siswa, guru berperan sebagai pemandu, fasilitator, dan inspirator. Mereka memiliki potensi untuk membentuk masa depan dengan memberikan pendidikan yang tidak hanya memberikan pengetahuan, tetapi juga membentuk individu yang memiliki nilai-nilai moral dan keterampilan sosial yang kuat.

*Guru SMA Negeri 20 Bandung

Spread the love

Yudhi Kurnia

redaksi@satuguru.id

Related post

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *