DILEMAKU BERSAMA SISWAKU
OLEH : FARDIA FUSPITASARI, M.Pd.Si
Hampir tiga belas tahun berjalan aku menjalankan tugas profesiku sebagai guru, aku bertemu dengan berbagai prilaku siswaku, menjalani profesi guru ditiga tempat yang berbeda dengan satuan pendidikan yang sama membuatku kaya akan prilaku siswa yang aku hadapi, ditahun pertama aku diangkat menjadi Aparatur Sipil Negera (ASN) aku ditempatkan di SMP Negeri yang berada diperbatasan antara Kabupaten Empat Lawang dan Kabupaten Kepahiang dengan jumlah siswa yang terbatas dengan prilaku siswa yang unik. Siswaku menjadi objek penelitian thesis Strata 2 ku. Siswaku termotivasi belajar setelah aku melakukan penelitian pembelajaran dengan mengamati langsung berbagai rayap yang berada dilingkungan sekolah. Walaupun dengan fasilitas yang minim pada waktu itu dan jarak tempuh berkisar 45 menit dari pusat kota Kabupaten Kepahiang, aku merasa bahagia karena dapat berbagi belajar bersama dengan siswaku.
Cerita bebeda ketika aku berada di SMP Negeri tepatnya di Desa Imigrasi Permu, aku menemui prilaku siswaku yang pintar namun pelit untuk berbagi dengan teman yang lainnya dan tinggi hati, suatu hari nilai ulangan harian siswa perempuan tersebut dikalahkan nilainya oleh seorang siswa laki-laki yang bernama Ahmad yang memiliki kepintaran yang sama namun prilakunya mau berbagi dengan teman-temannya dan rendah hati. Andin nama siswa perempuan tersebut, Andin menangis terseduh-seduh ketika nilai ulangan hariannya lebih rendah dari Ahmad, Andin menangis di depanku dan siswa yang lainnya, dia protes mengapa nilainya bisa lebih rendah dari Ahmad, setelah mendapatkan penjelasan dariku, Andin menyesali perbuatannya dan meminta maaf kepadaku, Ahmad dan teman yang lainnya. Semenjak kejadian itu Andin mengalami perubahan prilaku yang lebih baik dan selalu berbagi dengan teman lainnya ketika latihan soal-soal IPA.
Kisah perjalanan dilemaku bersama siswaku selanjutnya berada di Sekolah favorit yang bertempat di pusat kota dengan jumlah siswa 1000an lebih, aku diberi kepercayaan dan amanah menjadi wali kelas VIII A waktu itu, jumlah siswa yang aku dampingi berkisar 36 siswa dengan latar belakang pendidikan, ekonomi dan jenjang sosial yang berbeda, suatu ketika aku ditelpon oleh salah satu orang tua siswaku yang memberikan informasi bahwa anaknya yang berjenis kelamin laki-laki yang bernama Robert Cahya anak pertama dari tiga bersaudara berpacaran dengan siswa perempuan kelas IX yang bernama Chintiya Laudiya. Keeoskan harinya aku panggil kedua siswa tersebut dan wali kelas Chintiya Laudiya aku menggali informasi dari kedua siswa tersebut untuk mencocokan informasi yang aku dapatkan dari orang tua Robert Cahya dengan bermacam drama akhirnya kedua siswa tersebut mengakui bahwa ada hubungan lebih dari teman alias berpacaran. Lalu aku mengambil inisiatif untuk menyerahkan keputusan kepada siswa tersebut, setelah aku memanggil kedua orang tua dari kedua siswa tersebut, namun Chintiya Laudiya menolak untuk memanggil orang tuanya kesekolah karena orang tuanya sangat disiplin dan keras dalam mendidik anak-anaknya, sehingga Chintiya Laudiya memutuskan untuk mengakhiri hubungannya sebagai pacar dengan Robert Cahya walaupun ronah wajahnya berubah seperti orang yang sedang kecewa dan putus asa, lalu aku beri motivasi dan gambaran kepada kedua siswa tersebut untuk fokus belajar dan meraih cita-cita di massa depan, andaikata berjodoh akan bertemu kembali. Setelah tujuh tahun berlalu tanpa sengaja aku bertemu dengan Chintiya Laudiya saat membeli sate padang untuk berbuka puasa, lalu Chintiya Laudiya bersalaman dengan ku dan berbagi cerita bahwa saat ini dia sedang kuliah di fakultas kedokteran di Yogyakarta dan sedang K O A S disalah satu Rumah Sakit, ketika mendengarkan dia bercerita, terbersit dihatiku Alhamdulillah akhirnya ananda Chintiya berhasil meraih cita-citanya. Kisah-kisah bersama siswaku mengajarkan kepadaku untuk selalu memberikan proses pembelajaran yang terbaik kepada siswaku karena mereka semua masa depan bangsaku.
Keterangan :
Nama-nama siswa yang digunakan adalah nama samaran dan nama sekolah SMP negeri tidak disebutkan hanya memberikan ciri-cirinya saja.