Berhari pahlawan di dalam Kelas
*Yudhi Kurnia
Hari ini, 10 November 2022 diperingati sebagai hari Pahlawan. Momentum hari pahlawan menjadi waktu yang pas untuk ber-Muhasabah terkait dengan perjuangan, pengorbanan, dan juga semangat untuk menjadi lebih baik. Para pejuang kemerdekaan di masa silam kini kita menyebutnya dengan Pahlawan. Sosok-sosok yang sangat berjasa dalam kemerdekaan Bangsa Indonesia.
Kini, masa telah berganti. Pahlawan yang baik hati berjuang untuk negeri tanpa rasa pamrih sudah tenang di sana. Mungkin, harapan mereka bagi kita semua adalah untuk tidak menyia-nyiakan perjuangan mereka. Mengenang boleh saja, euphoria bisa saja, tapi nilai-nilai perjuangan mereka jangan sampai luntur.
Saat ini, kita semua sangat menikmati hidup di alam kemerdekaan. Sebagai bangsa yang merdeka, saat ini kita bebas untuk beraktifitas dan berkarya. Terlepas dari penjajahan pihak asing kita bebas menentukan arah bangsa sendiri. Membangun negeri dengan sumber daya yang ada, bahkan mampu menjadi bagian yang mendorong kemajuan di dunia. Itu harapannya.
Indonesia mungkin saja sudah terlepas dari “penjajahan” asing dari segi fisik, akan tetapi beberapa pendapat, ternyata masih belum terbebas dari belenggu jeratan ketergantungan dalam bidang ekonomi. Saat ini, bangsa kita ternyata masih dinilai belum sejahtera. Indeks angka pengangguran masih tinggi, kemiskinan tinggi terjadi dibeberapa wilayah di Indonesia. Bukan hanya itu, Pendidikan masih dinilai belum maksimal diberdayakan. Indeks prestasi dalam pendidikan, Indonesia masih jauh dari kata baik terutama dalam perolehan nilai standar dunia seperti TIMSS dan PISA.
Ternyata “kemerdekaan” belum mampu diraih dengan optimal. Upaya perbaikan pendidikan dari masa ke masa terus dilakukan. Beragam program dalam kurikulum pendidikan terus berganti, tujuan-tujuan strategis pendidikan ditetapkan, akan tetapi Perubahan dalam pendidikan belum begitu kentara jika dibandingkan dengan pendidikan di dunia.
PR besar bangsa ini adalah bagaimana membuat pendidikan di Indonesia mampu merata, baik dari segi konten pendidikan ataupun sarana dan prasarana. Tentu, seperti yang kita ketahui juga bahwa di setiap pergantian kekuasaan di negara kita, pendidikan sering menjadi bahan kajian untuk terus ditingkatkan. Konon, di masa ini hampir 25 persen anggaran negara dialokasikan untuk pendidikan di Indonesia. Satu jumlah yang tidak sedikit, jika dikelola dengan baik tentu pendidikan akan maju dan berkembang.
Hari ini, saya melakukan aktifitas yang berbeda dari biasanya. Berkenaan dengan hari pahlawan, saya menanyakan satu pertanyaan kepada siswa di dalam kelas sembari saya melakukan presensi. Pertanyaannya adalah tentang siapakah pahlawan-pahlawan yang menurut siswa berjasa dikehidupan dan dinilai sebagai sosok pahlawan. Hampir rata-rata menjawab orang tua (ayah-ibu). Satu fakta unik adalah nama ibu merupakan sosok yang banyak disebut oleh siswa sebagai pahlawan bagi mereka. Sebagian ada lagi yang menjawab Guru, dan juga Nenek.
Bagi saya pertanyaan dan jawaban anak-anak ini adalah penting untuk kembali menyadarkan bahwa disamping adanya mereka yang mampu bersekolah dan lain sebagainya ada sosok lain yang ada di kehidupan mereka yang perlu mereka sadari adalah berjasa.
Aktifitas sederhana, bertanya tentang siapa pahlawan kamu, ternyata membawa arti yang positif menyadarkan diri bahwa adanya kita adalah berkah dari peran orang lain. Sebuah pernyataan popular kita berdiri ‘di bahu para raksasa’ benar adanya. So, mari kita lewatkan kebersamaan di kelas kita dengan mengenang jasa pahlawan yang pernah ada dalam kehidupan kita, agama, dan juga bangsa.
Selamat hari Pahlawan
*Guru SMP Muhammadiyah 8 Bandung