Eksistensi Karya Guru di Dunia Maya
Oleh : Yudhi Kurnia
Mahasiswa S2 Manajemen Pendidikan Universitas Ahmad Dahlan
Saat ini sangat jarang guru-guru di kota besar yang tidak eksis di dunia maya terlebih di media sosial. Bahkan, guru-guru di pelosok daerah pun saat ini sudah mulai membiasakan diri mampu memberdayakan dunia maya untuk berkarya, terlebih dalam masa pembelajaran yang mengharuskan dilaksanakan secara daring (dalam jaringan).
Kemudahan akses internet dan murahnya perangkat-perangkat untuk mengaksesnya membuat dunia maya seolah menjadi dunia tersendiri dengan berisi penduduk yang dikenal sebagai netizen.
Jika di dunia nyata penduduk ada sekat berupa batas negara, maka di dunia internet bisa disekat dengan aplikasi media sosial itu sendiri. Jumlah penduduk dunia yang begitu signifikan bahkan melebihi penduduk dunia nyata. Hal ini disebabkan tidak sedikit orang mempunyai lebih dari satu akun sehingga menjadi membengkak bisa berkali lipat.
Agar dapat dikenal oleh banyak orang saat ini gampang sekali. Syaratnya adalah eksis di dunia maya. Eksis dalam hal ini tentunya untuk hal yang positif. Seorang guru bisa terus eksis apabila pandai dalam mengelola media sosial sebagai media untuk personal branding-nya.
Di samping akan menjadi terkenal eksistensi guru di dumay (dunia maya) bisa jadi akan menjadi sumber income tersendiri di samping dari penghasilan mengajarnya.
Eksistensi guru di dunia maya akan terus ada manakala guru istiqomah berkarya. Guru tidak berhenti berpikir dan berusaha memanfaatkan perkembangan teknologi dengan sebaiknya. Banyak sekali contoh guru yang berhasil dalam pengelolaan media sosial. Melalui media sosial guru bisa terus mengembangkan proses pembelajaran di kelas misalnya. Unggahan informasi baik itu pengetahuan teks, audio atau video yang disampaikan di ruang maya akan menjangkau banyak orang bahkan dengan jarak yang jauj sekalipun.
Guru yang eksis dan konsisten dalam berkarya tentu akan berdampak bukan hanya pada pengembangan karir dirinya secara pribadi akan tetapi pada lembaga atau sekolah di mana guru tersebut mengabdi. Hal ini disebabkan saat guru berkarya tentunya akan membawa nama sekolah dan salah satu dampak pada sekolah itu sendiri ialah sekolah menjadi lebih dikenal bersamaan dengan karya-karya guru yang ter-publish.
Kemudian, timbal balik sekolah terhadap konsisten karya-karya guru adalah sekolah harus mampu mendorong semua guru yang berada di bawah naungannya untuk terus bisa mengembangkan diri salah satunya di dunia maya dengan karya melalui beragam penghargaan atau hal lain guna terus bisa membangkitkan semangat guru dalam berkarya. Sekolah yang mempunyai iklim mendorong gurunya berkarya akan semakin maju karena akan berdampak langsung pada kualitas pengajaran guru itu sendiri.
Melalui peran guru yang aktif dan konsisten bermedia sosial, dimana kebanyakan orang beranggapan bahwa media sosial itu lebih banyak unsur berbahayanya ketimbang yang baiknya, maka di tangan guru anggapan tersebut harus bisa diubah yakni media sosial akan lebih berdaya guna. Akan banyak sekali karya-karya guru bisa terpampang serta banyak orang yang menikmatinya karena kebermanfaatannya.
Guru yang baik akan terus berkarya, semakin eksis di dunia maya dengan karya. Guru harus menjadi teladan dalam pemanfaatan media sosial agar lebih berdaya. Tak jarang kita sebagai guru melarang peserta didik dalam “bermain” dengan internet, akan tetapi jarang memberikansolusi atau teladan bagaimana memanfaatkan dunia internet itu sebaiknya.
Selepas guru menguasai media sosial dengan baik, maka langkah selanjutnya guru bisa melanjutkan dengan membuat identitas digital dengan membuat website menggunakan nama sendiri. Hal ini akan lebih mengerucutkan terhadap pengelolaan karya berupa digital di dunia maya.
Saya sendiri sudah memiliki sebuah website dengan pilihan nama sendiri di alamat http://gurumotekar.my.id, satu pilihan domain website yang sangat cocok untuk para pendidik yang juga berkeinginan melatih enterpreneurship karena di dalam domainnya sudah tersedia bagian khusus untuk transaksi jual-beli tentunya akan sangat membantu sekali para guru dalam menambah pendapatan semisal dengan menjual beragam karyanya untuk dinikmati banyak orang.
Menurut saya hosting di my.id itu di samping murah juga sangat mudah. Para guru tidak ribet dengan penyetingan yang bikin pusing. Saya meyakini untuk yang awam sekalipun akan langsung mampu mengelola website pribadinya.
Saya senang sekali membantu para bapak atau ibu guru terutama dalam penyediaan informasi terkait dengan kepemilikan website di domain my.id. Untuk itu saya share satu video terkait pengelolaan halaman hosting di domain my.id melalui link youtube berikut : https://youtu.be/_BvuPwPiA5g
Biografi Penulis :
Guru Prakarya di SMP Muhammadiyah 8 Bandung, saat ini sedang menempuh pendidikan di pasca sarjana Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta – Program Studi Manajemen Pendidikan. Pengelola blog gurumotekar.my.id dan sinatria.wordpress.com. Karya penulis dalam bentuk video bisa dilihat di Youtube : Channel Guru Motekar.