Fenomena Crazy Rich dan Upaya Guru menjadi Rich
Oleh : Yudhi Kurnia, S.T.,Gr
Mahasiswa Pasca Sarjana Universitas Ahmad Dahlan
Akhir-akhir ini kita disuguhi informasi yang erat kaitannya dengan fenomena crazy rich. Dua sosok yang cukup fenomenal saat ini sedang menjalani pemeriksaan terkait dengan harta-harta yang dimilikinya. Hal ini dilakukan karena saking fantastisnya harta yang dimiliki oleh mereka menbuat orang bertanya, dari mana asal muasal kekayaan tersebut, dan aktifitas seperti apa yang bisa membuat mereka seperti kayak mendadak dalam waktu yang singkat dengan nilai yang tidak main-main.
Sebut saja DS dan IK sosok yang beberapa waktu viral di sosmed dengan aksi bagi-bagi uangnya, atau saweran ke para artis atau influencer lainya. Bahkan, tak jarang seringkali mereka (salah satu diantaranya) pamer-pamer di media terkait benda mewah yang dimiliki. Tentunya harga barang tersebut sangat-sangat diluar perkiraan.
Kemunculan orang yang bagi-bagi uang di jalan menjadi fenomena sendiri bagi saya. Sangat jarang dan bahkan mungkin tidak pernah ada dimana orang dengan sengaja menghamburkan uang dengan jumlah tidak sedikit dijalanan kepada orang yang mungkin tidak dikenal. Berbeda dengan orang yang membuang uang dari atas lantai rumahnya yang terjadi beberapa waktu, di sana penduduk yang dibagikan uang dengan cara ditabur tentu adalah penduduk sekitar. Sosok yang menabuh uang pun nampaknya sudah terbiasa melakukan itu, dan dijadikan kebiasaan yang kontinyu.
Tayangan tentang crazy rich-crazy rich di media sosial seperti youtube saat ini sangat banyak sekali. Termasuk kedua sosok yang saat ini tengah menjalani proses pemeriksaan di Kepolisian. Bisa jadi akan ada lagi atau bahkan mungkin lebih banyak orang-orang yang ternyata melakukan aktifitas seperti ini.
Mencuatnya kasus ini adalah lebih dipengaruhi oleh cuitan atau teriakan para korban yang ikut berafiliasi di trading binary option juga rasa kepenasaran orang banyak akan aktifitas para crazy rich ini. Meski sebagian kalangan enggan untuk mengatakan aktifitas tersebut adalah untuk aktitifas trading.
Kasus ini sedang bergulir, kita berikan kesempatan pihak kepolisian untuk mengungkap pelaku-pelaku lainnya, bersyukur jika sampai ketingkat atasnya yang bisa jadi mempunyai keuntungan lebih dibandingkan para affiliator yang saat ini sedang berhadapan dengan hukum.
Melihat ini, sebagai seorang guru saya harus bisa menyerap informasi dan hikmah di balik fenomena ini dengan jernih. Melalui kemudahan informasi berada di tangan para siswa saya meyakini jika mereka juga mengikuti informasi terkait hal itu. Bermodal informasi yang beragam dan pengamatan beberapa para pakar baik itu melalui artikel, podcast atau berita saya sedikit berusaha memberikan pemahaman terkait fenomena tersebut.
Saya khawatir, dengan adanya informasi tersebut anak-anak jadi mempunyai anggapan usaha itu tidak perlu. Mereka lebih mengutamakan hasil ketimbang prosesnya. Seperti kita ketahui bahwa di zaman instan ini, segala hal bisa dilakukan dengan cepat, tidak perlu upaya dan kerja keras, apa yang kita inginkan langsung bisa didapatkan. Meskipun banyak yang dilakukan dengan cara tidak baik, tidak halal dan melawan hukum.
Bermodal informasi tersebut saya perlahan kaitkan dengan pembelajaran di kelas. Bahwa informasi yang ada saat ini harus menjadi sebuah pijakan pengetahuan yang harus didalami secara baik dan bijak. Saya menekankan untuk mengolah informasi dengan baik. Berpikir sebelum bertindak, tidak langsung mempercayai segala informasi sebelum melakukan cek dan ricek terlebih dahulu. Satu hal penting adalah, saya ingin mereka betul-betul melihat informasi itu sesuai dengan kebutuhan yang mereka ingin ketahui. Jadinya, masa produktif mereka bisa lebih baik.
Sebagai seorang guru dengan penghasilan yang terbilang sangat jauh dari apa yang para artis dapatkan, tentunya berkeinginan untuk mempunyai penghasilan lebih. Terlebih pada masa pandemi ini, di mana tidak sedikit guru-guru yang bergantung kepada banyak sedikitnya siswa yang masuk ke sekolah, jika peserta didik banyak maka gajipun bisa disesuaikan.
Untuk kondisi yang seperti ini, banyak guru-guru yang mulai kreatif membuat media ajar dan diunggah di media sosial ataupun youtube. Semakin ditekuni tentunya akan berdampak banyak kepada guru itu sendiri. Semakin banyak karya, semakin banyak subcriber, semakin banyak yang menonton tentunya aktifitas membuat konten video pembelajaran akan semakin menarik.
Tak jarang, guru-guru aktif kreatif sudah mampu menikmati hasilnya melalui adsense. Konten berbagi pelajaran di channelnya mampu menarik minat para penonton. Dengan sendirinya guru akan mendapatkan penghasilan tambahan melalui adsense tersebut. Namun, hal ini tidak mudah. Saya sendiri belum berhasil mencetak rekor dalam bidang ini.
Selain video, guru bisa berinovasi dengan tulisan. Karya tulis guru bisa dikirimkan ke media cetak untuk dimuat. Tentunya hal ini juga memerlukan perjuangan. Aktifittas menulis di-blog juga bisa dijadikan bagian guru untuk bisa rich. Semakin banyak menulis, semakin banyak berbagi, maka akan semakin banyak orang menonton. Hal ini akan menarik minat pengiklan untuk bisa beriklan di halaman blog guru.
Bukan hanya, banyak guru yang terus berkembang melakukan aktifitas lainnya, apakah itu erat dengan aktifitas akademis atau tidak. Satu upaya tersebut adalah demi menjaga asa guru untuk terus berkarya.
Bagi saya, rich itu tidak selalu berhubungan dengan harta ataupun uang. Banyak karya yang dimiliki adalah rich tersendiri untuk guru. Yakinlah bahwa karya itu lebih mahal harganya. Jadilah rich dengan karya untuk guru-guru semuanya.
Biografi Penulis :
Guru Prakarya di SMP Muhammadiyah 8 Bandung, saat ini sedang menempuh pendidikan di pasca sarjana Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta – Program Studi Manajemen Pendidikan. Pengelola blod gurumotekar.my.id dan sinatria.wordpress.com. Karya penulis dalam bentuk video bisa dilihat di Youtube : Channel Guru Motekar.
2 Comments
mantap tulisan yang menjadi inspirasi. Guru tetap harus mejadi inspirasi buat murid baik di kelas maupun diluar kelas
rich itu adanya di hati…