MEMBANGUN SEKOLAH YANG BERKARAKTER (Bagian 1)
Oleh M. Asep Juanda (SMA Kemala Bhayangakari Bandung)
Sekolah merupakan sebuah lembaga yang didalamnya terdapat sistem pendidikan untuk melakukan sebuah aktifitas yang dirancang untuk pengajaran kepada siswa atau murid oleh pendidik atau guru.
Saat ini kita telah memasuki era Revolusi Industri 4.0 hal apa yang kita semua rasakan saat ini? apakah pendidikan di Indonesia mengalami perubahan terutama pada nilai orientasi? Atau tidak! di mana satu sisi pendidikan telah meningkatkan kualitas kompetensi ilmu pengetahuan dan teknologi akan tetapi di sisi lain kompetensi karakter masih terabaikan. Pendidikan merupakan proses yang memiliki sistem lengkap dengan segala atributnya, diharapkan mampu menjadi tempat untuk meningkatkan harkat dan martabat manusia secara keseluruhan.
Pendidikan karakter adalah suatu sistem pendidikan yang bertujuan untuk menanamkan nilai-nilai karakter tertentu kepada peserta didik yang di dalamnya terdapat komponen pengetahuan, kesadaran atau kemauan, serta tindakan untuk melakukan nilai-nilai tersebut.
Pemerintah melalui Kementerian Pendidikan Nasional telah mengembangkan nilai-nilai pendidikan karakter bangsa yang diidentifikasi dari sumber-sumber berikut ini:
Pertama, Agama. Masyarakat Indonesia adalah masyarakat beragama. Oleh karena itu, kehidupan individu, masyarakat, dan bangsa selalu didasari pada ajaran agama dan kepercayaannya. Secara politis, kehidupan kenegaraan pun di dasari pada nilai-nilai yang berasal dari agama. Atas dasar pertimbangan itu, maka nilai-nilai pendidikan budaya dan karakter bangsa harus didasarkan pada nilai-nilai dan kaidah yang berasal dari agama.
Kedua, Pancasila. Negara Kesatuan Republik Indonesia ditegakkan atas prinsip-prinsip kehidupan kebangsaan dan kenegaraan yang disebut Pancasila. Artinya, nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila menjadi nilai-nilai yang mengatur kehidupan politik, hukum, ekonomi, kemasyarakatan, budaya, dan seni. Pendidikan budaya dan karakter bangsa bertujuan mempersiapkan peserta didik menjadi warga negara yang lebih baik, yaitu warga negara yang memiliki kemampuan, kemauan, dan menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupannya sebagai warga negara.
Ketiga, Budaya. Sebagai suatu kebenaran bahwa tidak ada manusia yang hidup bermasyarakat yang tidak didasari oleh nilai-nilai budaya yang diakui masyarakat itu. Nilai-nilai budaya itu dijadikan dasar dalam pemberian makna terhadap suatu konsep dan arti dalam komunikasi antaranggota masyarakat itu. Posisi budaya yang demikian penting dalam kehidupan masyarakat mengharuskan budaya menjadi sumber nilai dalam pendidikan budaya dan karakter
Keempat, Tujuan Pendidikan Nasional: sebagai rumusan kualitas yang harus dimiliki setiap warga negara Indonesia, dikembangkan oleh berbagai satuan pendidikan di berbagai jenjang dan jalur. Tujuan pendidikan nasional memuat berbagai nilai kemanusiaan yang harus dimiliki warga negara Indonesia. Oleh karena itu, tujuan pendidikan nasional adalah sumber yang paling operasional dalam pengembangan pendidikan budaya dan karakter bangsa.
Sehingga sekolah mampu menjadi wadah yang tepat untuk membentuk karakter generasi muda yang tangguh dan siap menerima tantangan segala zaman, melahirkan generasi yang bermoral dan bertanggung jawab serta mampu menunjukkan jati dirinya sebagai manusia yang berbudaya. Namun harus disepakati bersama kalau pendidikan itu tidak hanya menjadi tanggung jawab sekolah sebagai lembaga pendidikan saja, akan tetapi terdapat faktor penting lain yaitu perlunya keterlibatan keluarga, karena pendidikan yang pertama dan utama adalah pendidikan keluarga
Selain itu, lingkungan sekolah juga menjadi tempat memperoleh pendidikan karakter bagi anak. Pendidikan karakter juga dirumuskan dalam UUD no 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional pada pasal 1:Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Bersambung…
[/et_pb_text][/et_pb_column] [/et_pb_row] [/et_pb_section]