MEMBANGUN SEKOLAH YANG BERKARAKTER (Selesai)
Oleh M. Asep Juanda (SMA Kemala Bhayangkari Bandung)
Keniscayaannya adalah mampukah mewujudkan sekolah berkarakter, yaitu upaya sekolah untuk menanamkan nilai-nilai budaya karakter dalam diri setiap warga sekolah melalui berbagai kegiatan baik dalam proses pembelajaran intrakurikuler, ekstrakurikuler, maupun penciptaan suasana lingkungan sekolah sehingga budaya karakter menjadi sikap batin (believe system) serta menjadi landasan dalam bersikap dan bertingkah laku. Oleh karena itu proses pembelajaran menjadi sangat penting di dalamnya, sebagai sarana menanamkan nilai-nilai karakter yang berbudaya.
Pendidikan Karakter merupakan suatu usaha manusia secara sadar serta terencana bertujuan untuk mendidik dan memberdayakan setiap potensi peserta didik. Selain itu, pendidikan berkarakter ini juga berguna untuk membangun karakter setiap individu sehingga dapat menjadi individu yang bisa memiliki manfaat untuk individu tersebut dan juga lingkungan sekitarnya.
Sistem pendidikan ini akan menanamkan nilai-nilai karakter tertentu pada setiap peserta didik yang didalamnya terdapat beberapa komponen pengetahuan, kemauan atau kesadaran, serta tindakan untuk melakukan nilai positif tersebut.
Pendidikan karakter (character education) sangat erat hubungannya dengan sistem pendidikan moral yang dimana tujuannya adalah untuk melatih dan membentuk kemampuan setiap individu secara terus menerus agar kearah hidup yang lebih baik lagi.
Strategi Menanamkan Pendidikan Karakter di Kelas
Pendidikan karakter merupakan pendidikan yang bertujuan untuk membangun karakter pada seseorang, khususnya anak. Karakter sendiri merupakan sifat atau ciri khas yang melekat pada diri seseorang dalam berperilaku sehari-hari dan dapat dipengaruhi oleh lingkungan maupun orang terdekat, misalnya keluarga dan sekolah. Keluarga merupakan tempat belajar dan pembentukan karakter pertama yang diperoleh oleh anak.
Selain itu, lingkungan sekolah juga menjadi tempat memperoleh pendidikan karakter bagi anak. Pendidikan karakter juga dirumuskan dalam UUD no 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional pada pasal 1:Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa, pendidikan bukan hanya mengembangkan kecerdasan saja, melainkan menjadi manusia yang berakhlak mulia dan berguna bagi bangsa dan negara. Melalui pendidikan karakter di sekolah, maka akan tercipta generasi yang bermoral dan berpendidikan. Tentunya diperlukan strategi untuk menanamkan pendidikan karakter pada siswa di sekolah.
Guru memiliki peran penting untuk mencerdaskan serta membangun karakter generasi bangsa di sekolah. Guru juga menjadi orang tua, teman, penasehat serta pendengar yang baik bagi siswa di sekolah. Sebagai sosok berpendidikan, guru bukan hanya memberikan pengetahuan akademik saja pada siswa, melainkan mendidik anak menjadi manusia yang baik, bijak dan bermanfaat bagi dirinya dan lingkungannya. Maka disinilah peran pengelola pendidikan harus mampu merumuskan kurikulum yang terkaitan dengan pengembangan karakter siswa, yang akan bisa dijadikan bekal nanti oleh para siswa ketika mereka lulu dan terjun langsung berhadapan dengan sebuah kenyataan dalam masyarakat.
Dalam menanamkan nilai-nilai pendidikan karakter di sekolah, diperlukan dukungan antara pihak sekolah dengan orangtua murid untuk melihat perkembangan. Berikut ini merupakan 10 strategi menanamkan nilai-nilai pendidikan karakter dalam pembelajaran di kelas, di antaranya yaitu:
- Memberikan Contoh yang Baik untuk Siswa
Selain memberikan materi akademik, siswa harus mendapatkan contoh berperilaku yang baik. Guru yang merupakan orang tua siswa di sekolah dapat berperilaku atau bertindak yang baik, guna memberikan contoh yang untuk siswanya. Dari contoh tersebutlah murid dapat belajar dan mengikuti perilaku positif dari guru. - Memberikan Apresiasi
Selain sebagai ucapan selamat atau Terima kasih atas keberhasilan yang diukir, apresiasi pada murid merupakan salah satu hal yang berharga guna menyemangatkan murid untuk kembali mengukir prestasi. Guru bukan hanya memberikan apresiasi pada pencapaian akademik saja, melainkan memberikan apresiasi kepada murid yang berperilaku baik, jujur dan saling membantu. Misalnya dengan mengapresiasi nilai murid yang masih dibawah rata-rata, karena tidak menyontek saat mengerjakan latihan soal yang diberikan oleh guru atau memberi nasehat kepada siswa yang menyontek. Hal tersebut menjadi salah satu cara yang dapat dilakukan untuk menanamkan pendidikan karakter di kelas. - Memberikan Pesan Moral pada Setiap Pelajaran
Disamping memberikan bank soal, sebagai guru, Anda harus menyisipkan nilai moral dalam pelajaran tersebut. Bukan hanya menyampaikan materi pembelajaran, melainkan penanaman moral yang dapat dijadikan sebagai pedoman hidup. Misalnya ketika mengajarkan matematika, guru bukan hanya memberikan rumus, tetapi mengajarkan bahwa hidup seperti mengerjakan soal matematika, ketika ada soal sulit kita harus berusaha, berpikir dan bersabar dalam menyelesaikannya.
Dengan menanamkan nilai moral dalam setiap pelajaran, maka siswa akan tumbuh dan siap menghadapi masalah hidup, serta selalu berpikir optimis dan berusaha untuk menyelesaikan masalah. - Jujur dan Terbuka pada Kesalahan
Setiap manusia tentu pernah melakukan kesalahan, tak terkecuali guru. Sebagai guru, mungkin Anda pernah melakukan kesalahan baik dalam mengoreksi maupun menyampaikan materi, serta datang terlambat ke kelas. Anda harus terbuka pada kesalahan sekecil apapun. Hal tersebut juga bisa dijadikan contoh pada murid untuk selalu berperilaku jujur dan tidak malu mengakui kesalahan. Hilangkan rasa gengsi, karena pembuka pada kesalahan menjadi salah satu cara menanamkan pendidikan karakter pada murid. siswa akan menjadi seseorang yang berani bertanggung jawab atas kesalahan yang dibuatnya. - Mengajarkan Sopan Santun
Sopan santun merupakan perilaku yang wajib ditanamkan kepada siswa. Salah satunya dengan sejumlah sekolah yang menerapkan 5S yaitu salam, senyum, sapa, sopan dan santun. Meskipun terdengar sepele, namun sopan santun perlu diajarkan kepada siswa agar mereka dapat menjaga sikap saling menghormati.
Sebagai guru, Anda harus menegur siswa yang kurang sopan guna mengoreksi perilaku tersebut. Teguran bukan berarti Anda harus memarahi siswa, melainkan cukup mengingatkan siswa jika perilaku tersebut tidaklah baik. Jangan lupa untuk selalu mencontohkan perilaku sopan dan santun. - Biarkan Siswa menjadi Pemimpin
Sifat kepemimpinan didapatkan melalui pendidikan karakter, di mana guru bisa memberikan kesempatan agar siswa dapat memimpin teman-temannya. Mengingat karakter pemimpin sangat penting untuk dimiliki, dan dapat mempengaruhi kehidupan sosial maupun ekonomi. Oleh sebab itu, guru harus membantu siswa untuk melatih jiwa kepemimpinan.
Saat ini, karakter pemimpin merupakan hal yang penting untuk dimiliki, dan dapat mempengaruhi kehidupan sosial maupun ekonomi. hal ini, ada baiknya guru juga bisa membantu siswa untuk melatih jiwa kepemimpinan mereka. Caranya pun sangat sederhana, yaitu dengan memberikan tugas secara berkelompok dan setiap kelompok tersebut memiliki pemimpin dan anggotanya. dengan begitu banyak siswa yang memiliki jiwa kepemimpinan dan bekerjasama dengan baik. Setelah melakukan diskusi, guru dapat mengevaluasi pembelajaran positif ini agar siswa bisa memimpin dan bekerja sama lebih baik kedepannya. Sesekali berilah motivasi kepada siswa yang kurang percaya diri, agar mereka berani tampil maju. - Berbagi Pengalaman Inspiratif
Pada sela-sela pembelajaran di kelas, guru dapat berbagi pengalaman inspiratif guna menginspirasi siswa lebih baik. Bukan hanya bercerita mengenai keberhasilan atau kehebatan saja, melainkan lebih dari itu. Misalnya bercerita mengenai kegagalan dan keputusasaan yang pernah dialami, namun bangkit kembali demi meraih cita-cita. Tentu saja hal tersebut dapat dijadikan pembelajaran bagi murid dan semangat untuk meraih cita-cita. Dengan berbagi pengalaman, maka siswa akan belajar dari pengalaman tersebut agar tidak melakukan kesalahan yang sama. Sehingga mereka tidak menjadi generasi yang bermental kerupuk, melainkan berani mengambil langkah untuk mencapai impian. - Literasi Sekolah
Cara selanjutnya untuk membangun karakter pada siswa yaitu dengan mendirikan literasi sekolah atau pojok membaca. Berikan motivasi pada siswa bahwa membaca itu sangat penting untuk menambah wawasan dan membuka jendela dunia. Membaca juga dapat mengasah kemampuan daya berpikir, logika dan menyelesaikan masalah. - Memberikan Deadline pada Setiap Tugas
Ketika Anda memberikan PR ,soal HOTS ,atau pemberian tugas kepada siswa, Anda harus memutuskan deadline atau waktu batas pengumpulan tugas tersebut. Hal tersebut sangat penting guna menanamkan nilai tanggung jawab dan kedisiplinan. Ajarkan pula nilai kejujuran pada saat mengerjakan tugas, sehingga anak terbiasa mengerjakan tugas sendiri (mandiri). Dengan membiasakan hal tersebut, maka anak akan tumbuh menjadi seseorang yang berkarakter, bijak, bertanggung jawab serta mandiri. - Mengenalkan Tata Tertib Sekolah dan Mematuhinya
Setiap sekolah tentu memiliki tata tertib atau peraturannya sendiri guna mencapai keberhasilan dalam kegiatan belajar mengajar di kelas. Guru dapat mengenalkan tata tertib sekolah pada siswa, lalu memintanya untuk melakukan tata tertib tersebut. Hal tersebut menjadikan siswa tumbuh sebagai generasi yang taat pada aturan. Itulah 10 strategi menanamkan nilai-nilai pendidikan karakter pada siswa ketika melakukan kegiatan pembelajaran di kelas. Tanpa disadari hal tersebut dapat meningkatkan prestasi akademik mereka dan menjadikan mereka generasi yang berkarakter.
Fungsi Pendidikan Karakter
Secara umum fungsi pendidikan ini adalah untuk membentuk karakter seorang peserta didik sehingga menjadi pribadi yang bermoral, berakhlak mulia, bertoleran, tangguh, dan berperilaku baik. Adapun beberapa fungsi pendidikan karakter adalah sebagai berikut;
⦁ Untuk mengembangkan potensi dasar dalam diri manusia sehingga menjadi individu yang berpikiran baik, berhati baik, dan berperilaku baik.
⦁ Untuk membangun dan memperkuat perilaku masyarakat yang multikultur.
⦁ Untuk membangun dan meningkatkan peradaban bangsa yang kompetitif dalam hubungan internasional.
Character education seharusnya dilakukan sejak dini, yaitu sejak masa kanak-kanak. Pendidikan ini bisa dilakukan di lingkungan keluarga, sekolah, dan lingkungan, serta memanfaatkan berbagai media belajar.
Tujuan Pendidikan Karakter
Pada dasarnya tujuan utama pendidikan karakter adalah untuk membangun bangsa yang tangguh, di mana masyarakatnya berakhlak mulia, bermoral, bertoleransi, dan bergotong-royong. Untuk mencapai tujuan tersebut maka di dalam diri peserta didik harus ditanamkan nilai-nilai pembentuk karakter yang bersumber dari Agama, Pancasila, dan Budaya. Berikut adalah nilai-nilai pembentuk karakter tersebut:
⦁ Kejujuran
⦁ Sikap toleransi
⦁ Disiplin
⦁ Kerja keras
⦁ Kreatif
⦁ Kemandirian
⦁ Sikap demokratis
⦁ Rasa ingin tahu
⦁ Semangat kebangsaan
⦁ Cinta tanah air
⦁ Menghargai prestasi
⦁ Sikap bersahabat
⦁ Cinta damai
⦁ Gemar membaca
⦁ Perduli terhadap lingkungan
⦁ Perduli sosial
⦁ Rasa tanggungjawab
⦁ Religius
Langkah –langkah diatas tentang pendidikan karakter yang bersumber pada Agama Pancasila dan Budaya, bisa kita coba dalam kehidupan sehari –hari dan untuk para pendidik bisa kita lihat bagaimana karakter siswa yang kita hadapi dengan berbeda karakter tersebut tinggal mencoba memberikan kepercayaan pada siswa dengan ketentuan-ketentuan yang kita buat sesuai dengan apa yang kita harapkan supaya terjadinya suatu perubahan dalam diri siswa.
Ini merupakan cara paling baik untuk memastikan para murid memiliki kepribadian dan karakter yang baik dalam hidupnya. Pendidikan ini dapat membantu meningkatkan prestasi akademik anak didik. Sebagian anak tidak bisa membentuk karakter yang kuat untuk dirinya di tempat lain. Dapat membentuk individu yang menghargai dan menghormati orang lain dan dapat hidup di dalam masyarakat yang majemuk. Sebagai upaya mengatasi akar masalah moral-sosial, seperti ketidakjujuran, ketidaksopanan, kekerasan, etos kerja rendah, dan lain-lain.
Merupakan cara terbaik untuk membentuk perilaku individu sebelum masuk ke dunia kerja/ usaha. Sebagai cara untuk mengajarkan nilai-nilai budaya yang merupakan bagian dari kerja suatu peradaban. Dari penjelasan tersebut kita menyadari bahwa pendidikan karakter sangat penting bagi setiap orang. Dengan begitu, maka para guru, dosen, dan orang tua, sudah seharusnya senantiasa menanamkan nilai-nilai karakter yang baik kepada anak didiknya.
MEMBANGUN SEKOLAH YANG BERKARAKTER (Bagian1)
1 Comment
Semangat membangun generasi penerus Bangsa