MENJADI GURU YANG VISIONER
Oleh : Tri Indarti, S.Pd.M.Pd
Kandidat Doktor
SDN 1 Granting Klaten
Orang yang paling efektif untuk memulihkan pendidikan adalah guru. Karena itu, perbaikan di dalam pendidikan harus dimulai dengan melahirkan guru-guru profesional yang mempunyai semangat pengabdian yang tinggi. Setiap guru harus memiliki visi keguruan yang jelas. Mereka haruslah orang yang gelisah akan ketertinggalan pendidikan; membenci kebodohan dan mengajarkan apa arti manusia dan kemanusiaanya.
Jika kita mereduksi makna visi keguruan menjadi sebatas profesi saja, maka yang terjadi adalah guru yang hanya mengajarkan materi saja. Anak didik tidak benar-benar diberdayakan. Karena tugas guru adalah untuk memberdayakan para murid dan membentuk karakter serta dapat menggali potensi anak didiknya maka jadilah guru yang visioner.
Guru visioner adalah guru yang senantiasa berorientasi pada tujuan pendidikan. Guru visioner yaitu guru yang selalu bersandar pada landasan filosofis pendidikan yang tersurat dalam Pembukaan UUD 1945, yakni mencerdaskan kehidupan bangsa. Guru visioner adalah guru yang senantiasa mengembangkan diri dalam meningkatkan kompetensinya sebagai upaya meningkatkan kinerja guru, kualitas pembelajaran dan hasil belajar peserta didik.
Di zaman yang terus berkembang, guru saat ini bukanlah sebatas mengajar saja. Guru harus bisa menghasilkan generasi yang mampu berpikir kreatif, cerdas, penjelajah, penemu dan memiliki karakter kuat. Karena itulah, guru harus bisa menjadi sosok yang visioner dan kreatif. Karena kedua hal tersebut bakal mempengaruhi masa depan pendidikan di Era Industri 4.0
Tentunya supaya guru bisa jadi sosok yang visioner dan inovatif, haruslah berkompeten. Ada empat kompetensi dasar yang wajib dipenuhi guru mulai dari kompetensi Pedagogik, profesional, sosial dan kepribadian. Keempat kompetensi ini bisa menciptakan sosok guru yang sempurna karena bagaimanapun juga, kualitas pendidikan dipengaruhi betul oleh sosok guru.
Apalagi untuk guru-guru Sekolah Dasar (SD) yang mendidik anak-anak usia sangat muda, diperlukan kreativitas tersendiri supaya suasana belajar berjam-jam di kelas tidak membosankan.
Sebagai guru yang memiliki visi dan arah ke depan, guru visioner senantiasa mengembangkan peserta didik untuk senantiasa menjadi anak yang inovatif. Guru seringkali mendapati seorang peserta didik yang sering bertanya sehingga membuat guru kesal. Padahal justru peserta didik tersebut memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, yang cenderung mengarah kepada berpikir inovatif.
Begitu pun sikap mereka ketika gaduh dalam praktikum, bernyanyi di kelas, atau aktif pada suatu kegiatan pembelajaran tertentu, sikap guru visioner yang pertama adalah membuka diri untuk pengembangan potensi peserta didik. Merangsang peserta didik pada kegiatan yang membutuhkan dayacipta
Setelah membuka diri, sikap guru visioner selanjutnya adalah memfasilitasi dengan mengembangkan metode pembelajaran yang menarik, yang dapat merangsang inovasi peserta didik dalam ilmu pengetahuan dan teknologi. Misalnya mengajak peserta didik dalam pembelajaran di luar kelas, mengembangkan keterampilan mengajar berbasis penugasan atau proyek, mengembangkan metode permainan dalam berbagai mata pelajaran yang diajarkan.
Melatih kepekaan peserta didik terhadap sekitar dan memanfaatkan barang yang sudah ada
Arahkan peserta didik untuk peduli terhadap isu lingkungan hidup. Tanamkan dan biasakan diri untuk melakukan tindakan 3 R (reuse, recycle, reduce).
Prinsip reuse artinya menggunakan kembali barang yang masih bisa digunakan, misalnya mengisi kembali kemasan botol minuman. Prinsip recycle artinya mendaur ulang sesuatu menjadi sesuatu yang berguna, misalnya kemasan botol minuman dibentuk menjadi benda pakai sekaligus benda seni berupa tempat pensil dengan modifikasi dan nilai artistik pada beberapa bagian botol.
Reduce artinya mengurangi potensi pencemaran, misalkan menggunakan air sesuai dengan kebutuhan, mematikan lampu yang tidak digunakan, belanja mengurangi penggunaan kantong plastik Memberikan pengalaman baru sebagai aktivitas pembelajaran yang mengembangkan daya kreatif dan inovatif peserta didik.
Pengalaman yang dapat merangsang peserta didik untuk berpikir out of box (di luar pemikiran pada umumnya) seperti menciptakan sesuatu dari barang bekas, berkebun, berkemah, membuat alat yang dapat menjadi jawaban permasalahan dewasa ini misal alat penjernih air sederhana, masker anti polusi, pemanfaatan kompos sebagai energi alternatif.
Itulah sekelumit tentang menjadi guru visioner dan implementasinya dalam proses pembelajaran, semoga guru-guru senantiasa menjadi guru visioner yang melakukan tugas pokok dan fungsinya dalam mengajar, mendidik, menginspirasi dan menggerakan. Guru yang akan senantiasa menjadi contoh teladan bagi peserta didik dan lingkungannya. Guru yang akan selalu mengembangkan potensi peserta didik untuk memiliki sikap inovatif dalam kehidupan.