Murid yang enggan beranjak dari ZOOM

 Murid yang enggan beranjak dari ZOOM

Beberapa waktu lalu tepatnya hari Kamis tanggal 24 Februari 2022 seperti biasanya saya (Mr. Bams) mengajar di beberapa kelas melalui daring. Ada pengalaman yang seru, saat bisa makan bareng bersama murid walau berada di zoom. Meski, dengan kamera tertutup akan tetapi suasana ini dirasakan seperti saat sekolah offline, di saat istirahat asik berbincang-bincang di lorong sekolah sembari ngobrol perkara yang seru. Bukan ngobrol tentang pelajaran, akan tetapi yang lain. Tentunya pasti bosan dong ngobrol perihal pelajaran terus. Padahal dalam hidup ini ada banyak pelajaran yang didapat dari sebuah kejadian yang bukan dari momen pembahasan pembelajaran. Kita pasti pernah dengan kalimat seperti ini, “ya semoga dari kejadian yang dialami ini, kita semua bisa mendapakan pelajaran yang berharga”. Kalimatnya seperti itu kira-kira.

Tidak seperti biasanya, pada saat pelajaran sudah selesai, beberapa anak tidak beranjak di zoom. Mereka tidak keluar dari zoom, padahal teman-teman yang lainnya sudah keluar dari zoom.

Ada hal yang berbeda tatkala pelajaran Informartika yang diasuh oleh saya Mr.Bams yakni setelah selesai pelajaran siswa selalu diminta untuk mengisi form refleksi diri. Isinya berupa tulisan mengenai perasaan pada saat belajar, kedua mereka bisa menuliskan hal menarik yang didapat saat pembelajaran, dan ketiga mereka diminta untuk menuliskan usulan berupa kritik yang membangun dengan tulisan dan bahasa yang santun.

Di kala sebagian besar siswa kelas 8E  sudah keluar, tersisa enam murid yang masih mantengin zoom, sepertinya masih enggan untuk beranjak keluar dengan cepat. Lalu saya bertanya Asha, Namira, Dhamir, Suhandika dan Rayesha, kenapa ngak keluar ?, kompak mereka menjawab “Disini aja pak, sambil isitrahat dan menunggu pelajaran berikutnya!”

Saat itu semua kamera semua off, Asha dan Rayesha ijin sambil makan siang. Suasana ini memang tidak terjadi di semua kelas. Ini hanya spesial di kelas 8E. Mereka terlihat nyaman berada di zoom, sembari ngobrol hal-hal yang ringan, termasuk menyatakan kesetiaannya menggunakan zoom di dalam KBM.  

Zoom merupakan sarana penunjang kegiatan pembelajaran daring saat ini. Selain zoom sebetulnya banyak aplikasi lain yang juga bisa digunakan untuk proses pembelajaran. Salah satunya adalah besutan dari Microsoft yaitu Ms. TEAM. Saat ini mereka harus pindah ke microsoft team.

Beberapa anak curhat tentang Ms. TEAM karena banyaknya kendala yang mengakibatkan komputer atau gadget lebih sering ngelag. Ya, saya termasuk beruntung saat ini karena masih memiliki akun zoom pribadi sebagai aplikasi untuk penunjang pembelajaran dari saya. Akun zoom yang dibeli dengan harga murah saat awal pandemi terjadi dengan durasinya bisa bebas 24 jam.  “Ya, inilah rejeki anak sholehah, eh maaf sholeh, hehehe…. Tapi bener loh, Mr. Bams itu memang benar-benar anak Soleh, ayahnya Mr. Bams namanya Soleh Siswoyo dan ibunya Edeh Suryaatmaja”, seloroh saya mengajak anak-anak bercanda.

Tak terasa kami asyik mengobrol hingga berbicara tentang public speaking, “Mr. Bams mengajak murid cowok untuk bisa bergabung”, kata Saya. “ah ngak mau pak cewek semua, saya suka nonton di chanel youtube Pena Mr. Bams. Semua peserta public speaking itu cewek”, Dhamir menjawab. Berbeda lagi dengan obrolan Suhandika, Suhandika masih belum move dengan batalnya saya menjadi pembimbing Ekskul Catur Online. “Sekarang malah catur online itu bubar, ngak ada. Gegara pembimbingnya jarang hadir”, Kata Suhandika.

“Oh, Dika ternyata masih berharap Mr. Bams jadi pembimbing catur online”, jawab Saya. “Mr. Bams lebih memilih public speaking. Kenapa ? Karena hasil dari ekskul public speaking bisa membantu sekolah untuk melahirkan MC-MC untuk kegiatan sekolah. Seperti kegiatan Pagi Gembira, Webinar, Home Concert dan TBPSC”, Saya menjelaskan agak lebih panjang.

“Pada saat ngobrol bareng lewat zoom ini Mr. Bams mengisi dengan bermain catur online dengan waktu 3 menit. Pertandingan catur itu memang tidak mudah, kadang salah langkah dan kalah materi, seperti perdandingan ini yang ditonton murid yang tak mau pulang dari zoom. Kalah materi bukan berarti peluang menang. Menterinya Mr. Bams sudah dimakan gara-gara salah langkah, akan tetapi karena menang waktu akhirnya dinyatakan menang.”, Saya menjelaskan percaturan sedikti ke masalah teknis.  

“Nantang Dika untuk catur online tetapi ngak berani, walau punya akun di chess.com.”, Saya melanjutkan bertanya pada Dika.  “Udah lama saya ngak main catur pak”, berusaha untuk mengelak bermain catur kembali.

Di akhir obrolan, saya meminta ijin untuk mengambil foto saat sedang di zoom untuk bahan tulisan yang saat ini sedang dibaca. Waktu menunjukkan pukul 11.59 WIB. Kita bubar bersama untuk menyiapkan pembelajaran jam ke 5-6. Mereka akan belajar mata pelajaran IPA dan saya pun harus mengajar kelas 7C. Tulisan ini dibuat saat usai makan sate padang di daerah Dipati Ukur Bandung. Saya minta ijin terlebih dulu kepada kasirnya. Eh….alhamdulillah diijiankan untuk menulis. Saya mengeluarkan laptop andalan yang berlogo SATUGURU.ID. Laptop yang siap menebarkan tulisan-tulisan menarik dari sisi lain seorang guru. Jadi guru itu menyenangkan, maka mengajar itu menyenangkan. (Mr. Bams)

Spread the love

Yudhi Kurnia

redaksi@satuguru.id

Related post

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *