Pengantar Numerasi dalam Kurikulum Merdeka
Oleh : Nur Laili Rahmawati
Berkaca pada perolehan PISA (Program for International Student Assessment – Program Penilaian Siswa Internasional) capaian literasi matematika Indonesia pada tahun 2018 adalah 379, sedangkan capaian literasi matematika siswa internasional adalah 487. Hal ini tentu menjadi perhatian khusus untuk lebih ditingkatkan lagi. Sudah banyak program yang digulirkan sebagai jawaban dari capaian tersebut.
Beberapa waktu lalu Kementerian Pendidikan melalui Menteri Nadiem Makarim merilis pencapaian hasil PISA Indonesia. Ada kabar menggembirakan yaitu capaian PISA tahun 2022 terjadi peningkatan dibandingkan pada tahun 2018 lalu. Menurut data yang dipaparkan bahwa terjadi kenaikan untuk literasi membaca, peringkat Indonesia di PISA 2022 naik 5 posisi dibanding sebelumnya. Untuk literasi matematika, peringkat Indonesia di PISA 2022 juga naik 5 posisi, sedangkan untuk literasi sains naik 6 posisi.
Pada tulisan kali ini saya akan memaparkan beberapa kemungkinan penyebab sehingga 71 % ditahun 2018 siswa Indonesia tidak mencapai kompetensi minimum literasi
Yang menjadi pertanyaan mengapa hal ini bisa terjadi ?
Salah satu penyebabnya yakni pengajaran di sekolah yang masih menekankan pada kemampuan melakukan prosedur matematika tanpa membangun pemahaman konsep dan penerapannya di kehidupan nyata.
Di masa sekarang ini kita membutuhkan generasi muda yang percaya diri dalam berfikir fleksibel untuk mengaplikasikan kemampuan numerasinya pada situasi baru dan khusus. Hal ini ternyata sangat berhubungan dengan kemampuan numerasinya.
Numerasi merupakan kemampuan untuk memahami dan menggunakan konsep matematika dalam berbagai situasi kehidupan sehari-hari. Penting untuk memasukkan pendekatan numerasi yang holistik dalam kurikulum Merdeka, yang tidak hanya fokus pada penguasaan konsep matematika, tetapi juga mengembangkan pemahaman kontekstual dan penerapan praktis.
Apa itu kemampuan numerasi ?
Numerasi adalah kemampuan individu untuk belajar secara metamatis serta merumuskan, menggunakan dan menafsirkan matematika untuk menyelesaikan masalah dalam beragam konteks dunia nyata.
Numerasi mencakup konsep prosedur, fakta, dan alat untuk mendeskripsikan, menjelaskan dan memprediksi fenomena.
Lalu apakah numerasi itu sama dengan matematika ? Jawabannya tidak
Numerasi dan matematika memang berlandaskan pada pengetahuan ketrampilan yang sama. Namun numerasi lebih mencakup pada aplikasi konsep dan kaidah matematikanya dalam situasi riil sehari-hari yang seringkali tidak terstruktur, memiliki banyak cara penyelesaian serta berhubungan dengan factor nonmatematis. Sedangkan matematika lebik mengarah kepada penerapkan rumus. Ketrampilan numerasi nyatanya dibutuhkan dalam semua aspek kehidupan. Baik dirumah, dipekerjaan maupun dimasyarakat.
Ketika berbelanja, ketika merencanakan liburan, ketika membaca infografis kesehatan, semuanya membutuhkan kemampuan numerasi.
Numerasi juga sangat penting karena membantu kita agar dapat berfikir rasional, sistematis, secara kritis dalam menyelesaikan masalah dan mengambil keputusan.
Numerasi sangat penting untuk menghadapi tantangan, perubahan, tuntutan di abad 21 baik di indonseia maupun secara global.
Kita semua sebagai pengajar perlu memahami bahwa pembelajaran matematika saja belum tentu dapat menumbuhkan kemampuan numerasi. Bahkan ada kasus dimana peserta didik seringkali tidak dapat menerapkan pengetahuan matematika yang mereka miliki di bidang lain secara langsung. Oleh karena itu diharapkan semua guru dapat mengenalkan atau menerapkan numerasi pada kegiatan pembelajarannya. Bukan berarti guru non-matematika berubah fungsi menjadi pengajar matematika. Akan tetapi guru non-matematika, juga turut berkontribusi dalam menanamkan numerasi dengan mengaplikasikan matematika dan keterkaitan matematika dengan kehidupan. Sehingga menarik dan bermanfaat bagi peserta didik. Dan juga membantu otaknya untuk berkembang.
Dengan menggunakan pengetahuan bentuk-bentuk bangun dari pelajaran matematika. Pendekatan numerasi lintas kurikulum atau numeracy across curriculum yang menjadi salah satu peserta didik dapat memperluas pemahaman numerasi pada berbagai konteks dalam kehidupan misalnya pada pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dan juga sosial. Pendidik dapat menyajikan informasi dalam bentuk tabel, bagan atau grafik.
Sumber : pintar.kemenag.go.id
2 Comments
Semoga kemampuan literasi numerasi terus meningkat
Guru yang luar biasa