Pentingnya Kolaborasi Guru di Masa Kini
*Oleh : Yudhi Kurnia
Kolaborasi dalam KBBI adalah ko·la·bo·ra·si n (perbuatan) kerja sama (dng musuh dsb); Kegiatan kolaborasi sangat penting di era sekarang ini. Manusia, sebagai makhluk sosial tentu memerlukan orang lain. Kegiatan yang dilakukan oleh manusia tentu akan sangat berkaitan erat dengan kegiatan manusia lainnya. Sehingga, menjadi sebuah keniscayaan antar satu manusia dengan manusia lainnya untuk kerja sama.
Dalam ajaran Islam konteks kerja sama ada pada sebuah keterangan “…tolong menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan…” QS. Al-Maidah ayat 2. Melalui ayat ini tergambar jelas perintah Allah agar manusia untuk saling membantu dalam kegiatan yang mengantarkan kepada kebaikan-kebaikan bukan malah sebaliknya. Indonesia mempunyai ciri khas dalam berkehidupan bermasyarakat yakni semangat gotong-royong dan bermusyawarah untuk mufakat. Hal ini adalah sebuah “warisan” yang sangat baik untuk Indonesia yang beragam suku dan bahasanya.
Guru, sebagai pendidik yang tentunya segala aktifitas dan tindak-tanduk di sekolahnya akan dilihat dan kemudian ditiru oleh siswanya harus ekstra waspada dalam menjaga sikap. Pada pendidikan abad 21, kita mengenal istilah 21’s Century Learning, di mana terdapat satu hal yang menjadi pokok kegiatan pembelajaran untuk siswa, yaitu adanya pilar kolaboratif. Di momentum kegiatan pembelajaran abad 21 terdapat beberapa hal yang menjadi ciri pokok pembelajarnya yaitu : (1) Berpikir Kritis, (2) Kreatif, (3) Komunikatif, (4) Kolaboratif.
Pada tahap berpikir kritis siswa diarahkan untuk bisa memunculkan potensi diri terutama dalam menangkap fenomena yang terjadi di lingkungan sekitar yang dia alami. Mampu bertanya tentang hal yang terjadi sehingga memunculkan sebuah pertanyaan yang kedepannya akan dicari jawabannya. Siswa didorong untuk mampu berpikir out of box. Hal ini tentu bisa dilakukan jika suasana kelas dan pembelajaran sangan mendukung. Guru mampu memberikan pemantik agar siswa mau berpikir secara kritis.
Selanjutnya, siswa harus menjadi kreatif, hal ini berdasarkan pada perkembangan teknologi sekarang ini. Para siswa harus mampu mengembangkan kreatifitas dirinya dengan beragam aktifitas yang sudah di-set oleh gurunya, baik dalam lingkup belajar atau di luar itu. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pengertian kreativitas adalah kemampuan untuk mencipta. Pengertian kreativitas lainnya adalah daya cipta.
Setelah siswa mampu kreatif maka dalam pembelajaran abad 21 diperlukan satu kemampuan lain yakni komunikatif, pada tahap ini kemampuan mengelola bahasa agar bisa dipahami oleh orang lain. Hal ini sangat diperlukan terutama dalam menyampaikan kreasi-kreasi dalam sebuah gagasan atau ide yang disampaikan. Pada tahap ini komunikasi yang dibangun bisa dengan cara verbal atau dengan tulisan.
Pada dinamika kehidupan saat ini, kemampuan kolaboratif adalah penting dilakukan. Hal ini disebabkan bidang pekerjaan yang besar dan luas, dan sangat tidak mungkin untuk dikerjakan dan dikelola sendiri, maka diperlukan adanya sebuah kerjasama antar anggota kelompok. Sebuah mobil yang canggih tentu tidak terdiri dari satu komponen saja. Akan tetapi, ribuan bahkan jutaan komponen yang menyusunnya. Satu sama lain menopang dan saling berkolaborasi.
Melalui keterangan tersebut, maka sudah selayaknya guru juga mampu menjadi guru di abad 21 ini dengan mengusung konsep seperti di atas. Guru harus berpikir kritis, guru harus kreatif, guru harus komunikatif, dan guru harus kolaboratif. Aspek yang berkaitan erat dengan orang lain atau masyarakat adalah guru yang kolaboratif.
Bagaimana langkah agar guru bisa berkolaborasi dengan baik, salah satunya adalah dengan menyadari bahwa kegiatan pembelajaran tidak mungkin dikerjakan oleh satu orang, mata pelajaran satu harus diintegrasikan dengan mapel lain. Hal ini penting dilakukan karena kehidupan sebenarnya adalah tidak berjalan sendiri-sendiri. Membangun kesadaran bahwa kerja sama penting dilakukan agar hidup terasa ringan tidak berat, pekerjaan bisa dilakukan cepat tidak lambat. Selamat menemukan jati diri sebenarnya guru-guru semua dengan tetapi bekerja sama dalam kebaikan.
*Guru SMP Muhammadiyah 8 Bandung, Mahasiswa Pasca Sarjana Universitas Ahmad Dahlan – Prodi Manajemen Pendidikan
5 Comments
Betul kang sekarang bukan jamannya kompetisi, akan tetapi kolaborasilah yg lebih baik, sebagaimana lukuhur kita menganjurkan untuk bekerjasama dan Gotongroyong
Belajar banyak hal bagi seorang guru adalah hal yang menarik untuk dilakukan secara terus menerus. Semangat belajar yang tak pernah padam akan menjadi sebuah energi bagi siswa-siswinya.
Guru adalah lokomotif perubahan,,sehingga hrs m’jadi contoh roale mode,figur bagi siswa2nya,
Era telah berubah…kini tdk lg berkompetisi tp berkolaborasi…hrs bisa kerjasama,kini bukan zamanya superman,,tapi eranya super team..sejak dini di bangku sekolh hrs dibiasakan dan dibudayakan berKOLABORASI,saling melengkapi saling menguatkan saling mencerdaskan dan saling menSUKSESkan
Ok
Ayu Maulyda- Kota Banjarmasin – Provinsi Kalimantan Selatan
Kolaborasi merupakan sebuah penyatuan keahlian dan kemampuan yang dimanfaatkan untuk mencapai tujuan bersama yang telah disepakati. Kolaborasi biasa digunakan untuk sebuah kegiatan yang berkaitan dengan kebersamaan. Secara garis besar, pengertian kolaborasi adalah kerja sama. Kolaborasi juga merupakan keterampilan yang dibutuhkan dalam menggalangkan pendidikan abad ke-21.
Dalam artikel ini disebutkan bahwa siswa harus menjadi kreatif, hal ini berdasarkan pada perkembangan teknologi sekarang ini. Para siswa harus mampu mengembangkan kreatifitas dirinya dengan beragam aktifitas yang sudah diset oleh gurunya, baik dalam lingkup belajar atau di luar itu. Dengan pernyataan ini maka kolaborasi sangat diperlukan dalam pergaulan siswa karena setiap perkerjaan siswa misalnya dalam membuat suatu produk yang kreatif menghasilkan karya maka perlu dilakukan kolaborasi bersama rekan siswa agar produk yang dikerjakan cepat selesai dan mencapai tujuan yang sudah direncanakan.
Guru juga harus kolaboratif karena dengan adanya kolaborasi antar guru dapat bermanfaat untuk menemukan gagasan baru dalam meningkatkan kemampuan diri dan mencapai tujuan bersama-sama. Dapat kita hubungkan juga yang bersifat khusus di sekolah misalnya dalam membentuk suatu visi dan misi sekolah, visi dan misi sekolah tidak akan bisa terlaksana tanpa adanya kolaborasi dengan Kepala Sekolah, rekan sejawat, siswa, komite sekolah, dan orang tua siswa.
Nah, tulisan ini mengingatkan kepada guru. 4C itu tidak hanya ditekankan pada siswa, melainkan kepada gurunya. Apabila guru sudah menerapkan 4C dalam kehidupannya, niscaya siswa akan melihat dan mencontoh guru tersebut. Bukankah siswa itu cerminan dari guru itu sendiri? Jika siswa susah untuk melaksanakan 4C dalam pembelajar, guru harus berinterospeksi, apakah dalam setiap kehidupannya sudah melaksanakan 4C?