Siapakah Guru Yang Kreatif itu ?
Oleh : SRI UTAMI
Artinya: “Belajarlah kamu semua, dan mengajarlah kamu semua, dan hormatilah guru-gurumu, serta berlaku baiklah terhadap orang yang mengajarkanmu.” (HR Thabrani).
———————
Guru yang kreatif adalah guru yang banyak membaca.Membaca adalah jendela ilmu. Siapa yang ingin sejahtera di dunia harus menguasai ilmu dunia. Siapa yang ingin sejahtera di akhirat harus menguasai ilmu tentang akhirat. Lihatlah siapa yang menguasai dunia saat ini? Tentu saja negara-negara yang mampu mengembangkan iptek. Siapa yang menguasai informasi dunia? Tentu saja negara-negara yang mampu mengendalikan informasi. Mengapa mereka bisa menguasai iptek dan informasi? Ya, karena mereka banyak membaca! Membaca informasi yang tertulis dan yang tak tertulis yang tersebar di alam semesta ini.
Seorang guru tentu saja harus menguasai ilmu. Ilmu tentang bidangnya, ilmu pembelajaran, ilmu tentang moral dan agama, dan ilmu lainnya. Nah untuk bisa menguasai itu semua tentu saja seorang guru harus banyak membaca. Untuk bisa mendidik siswa dengan baik dan tepat sasaran harus bisa membaca perilaku siswanya. Untuk bisa menstranfer ilmu dengan baik harus banyak membaca bidang ilmunya. Untuk bisa menstranfer ilmu ke siswa dengan tepat sehingga siswa mampu memahaminya, seorang guru harus bisa membaca sebaran daya tangkap siswanya. Untuk bisa menjadi tauladan bagi siswanya, seorang guru harus banyak membaca tentang agama yang diyakininya dan mengaplikasikan hasil bacaan dalam kehidupan sehari-hari.
Ada beberapa akibat yang positif jika guru terbiasa membaca antara lain:
1) Memiliki waktu yang lebih sedikit untuk berbincang dan melakukan hal-hal yang kurang bermanfaat.
2) Memiliki waktu lebih banyak untuk membedah pengetahuan, wawasan dan pandangan orang lain.
3) Memiliki cara pandang yang lebih bijaksana karena terbiasa membaca ide/gagasan orang lain.
4) Mampu mengembangkan keluwesan dan kefasihan dalam bertutur.
5) Dapat mengambil hikmah dari setiap kejadian yang dibacanya.
6) Dapat mengembangkan kemampuannya dalam merespon baik kemajuan iptek maupun ICT.
7) Menguasai ragam kata dan istilah serta kalimat yang beragam.
8) Mengetahui beragam gaya menulis orang lain.
9) Meningkatkan percaya diri untuk menulis dan menyebarluaskan tulisannya.
Guru untuk naik pada jabatan tertentu dipersyaratkan harus menulis karya ilmu. Syarat untuk bisa menulis adalah banyak membaca, sebab dengan membaca terbukalah berbagai informasi yang dapat dijadikan bahan untuk menulis. Seorang guru yang sedikit membaca akan membuat dirinya tidak bisa menulis dan akhirnya karirnya akan berhenti. Banyak kasus ketika guru yang akan naik pangkat dimana dipersyaratkan untuk menulis karya ilmiah menyerah, atau ada pula yang hanya copy paste tulisan orang lain.
Suatu perbuatan yang sangat buruk, yang tidak seharusnya dilakukan oleh seorang guru. Copy paste itu sama dengan mencuri. Jadi alangkah buruknya jika seorang guru dengan bangganya menceritakan bahwa untuk naik pangkat/jabatan fungsional tulisan yang mereka ajukan adalah hasil copy paste. Ya, mereka hanya mengganti nama penulis. Mereka tidak sadar bahwa perbuatan itu adalah perbuatan yang sangat memalukan dan tidak seharusnya dilakukan oleh seorang guru atau juga oleh siapapun.
Beberapa hal yang dapat dilakukan agar terbentuk budaya membaca di kalangan guru antara lain:
1) perlunya penanaman kesadaran akan kebutuhan membaca bagi para guru.
2) perlunya menjadikan membaca sebagai kewajiban profesi.
3) pentingnya menjadikan membaca sebagai rekreasi hati.
4) pentingnya mengawinkan membaca dengan menulis.
5) pentingnya pengorbanan untuk memfasilitasi budaya membaca para guru.
6) pentingnya strategi guru dalam membaca agar efektif.
Jika guru sudah terbiasa membaca maka baru mereka bisa meningkatkan minat baca siswanya. Berikut beberapa cara untuk meningkatkan minat baca siswa dengan berbagai macam kegiatan yang rekreatif dan mendidik:
a. Keteladanan atau contoh dari guru yang gemar membaca.
b. Penciptaan atmosfir kelas yang mendukung dengan menempel pajangan hasil karya siswa dengan rapi.
c. Penyediaan buku-buku bacaan yang memadai di perpustakaan dan setiap ruang kelas.
d. Tersedianya tempat koran, sebagai media rekreatif setelah siswa penat dengan pelajaran sehari-hari.
e. Menggalakkan lomba sekolah bertemakan kegiatan menulis dengan hadiah yang menarik.
f. Membuat jadwal kunjungan ke perpustakaan.
g. Mewajibkan semua siswa, guru, dan karyawan sekolah untuk membudayakan membaca, dan membuat slogan-slogan di kelas untuk mengajak gemar membaca.
Dengan membuat kegiatan yang bersifat rekreatif dan edukatif diharapkan dapat membangun minat baca di kalangan siswa sekolah.
Guru adalah pahlawan tanpa tanda jasa. Begitu pepatah berkata. Tapi sepertinya pepatah akan tetap menjadi kata saja apabila tidak dimaknai sebagaimana mestinya. Lihat saja, banyak guru yang tidak dihargai oleh siswanya. Sebaliknya, tidak sedikit guru yang hanya mengajar sesukanya, sewajarnya, dan semaunya saja.Guru memang profesi mulia. Kita tidak perlu berdebat perihal itu. Tapi profesi dijalani oleh manusia yang tidak sempurna. Banyak guru yang berlindung dibalik kemuliaan profesi dan berlaku biasa-biasa saja. Tapi tidak sedikit juga guru menjadikan kemuliaan sebagai motivasi baginya untuk menjadi sebenarnya pahlawan tanpa tanda jasa.
Guru adalah pendidik, pengajar, dan pengayom. Harapannya begitu. Guru bukan hanya mengajar di kelas saja, tapi juga memberikan kesan bagi siswa hingga di rumah. Bahkan ada banyak cara lain guru untuk menebarkan manfaat seluas-luasnya. Dengan cara apa? Menulis.
Allah memberikan setiap dari kita 3 potensi kebaikan. Perbuatan, lisan, dan tulisan. Setiap dari kita bisa berbuat baik. Setiap dari kita juga berucap dengan lisan baik. Tapi banyak yang mengabaikan potensi kebaikan ketiga, yaitu tulisan. Contohnya dengan ucapan:
“Duh, saya nggak bisa menulis.”
“Orangtua saya tidak menulis. Mana bisa saya menjadi penulis.”
“Saya nggak passion menulis.”
Banyak lagi alasan ada dan pembenaran yang membuat potensi kebaikan ketiga ini terbaikan. Padahal Allah Maha Adil. Dia berikan setiap dari kita 3 modal dasar potensi kebaikan. Pertanyannya, maukah kita memanfaatkan potensi yang diberikan sebaik-baiknya?
Guru yang menulis adalah sebuah kemuliaan tersendiri. Guru yang ingin memanfaatkan potensi yang Allah titipkan dengan sebaik-baiknya. Apa saja manfaat dari guru yang menulis?
- Meningkatkan Kualitas Diri
Ada banyak cara manusia belajar. Mulai dari mendengar, membaca, melakukan, dan termasuk menulis. Apabila seseorang menulis, dia akan mengingat kembali apa yang dia alami dan memikirkannya dengan sedemikian rupa agar tersampaikan dengan baik melalui tulisan.
Guru memang pengajar. Bebannya tentu saja tidak ringan. Apabila guru enggan belajar dan meningkatkan kualitas diri, maka apa yang kelak akan diajarkan ke muridnya? Menulis adalah salah satu cara guru untuk belajar dan meningkatkan kualitas diri. Baik itu menulis buku, penelitian, atau catatan hikmah tersendiri.
- Menjaga Kemuliaan Guru di Mata Murid
Pada kasus tertentu, banyak murid yang tidak beradab kepada guru karena tidak kenal siapa gurunya. Tapi pada kasus lainnya, memang pada dasarnya murid tersebut tidak beradab kepada banyak orang. Lingkungan yang tidak mendidik membuat dia pun jadi tidak terdidik. Guru yang menulis dan tulisannya dibaca oleh murid akan memberikan pandangan baru kepada muridnya bahwa gurunya ini sedang melakukan hal yang tidak biasa. Bahkan guru juga bisa mengajak muridnya untuk menulis bersama seperti halnya Miss Gruwell di film yang diangkat dari kisah nyata,
Karya adalah nilai tambah yang tidak semua orang mau dan mampu melakukan. Karya juga bentuk bagi seseorang, terutama guru untuk menjaga marwahnya. Guru menyadari bahwa guru mulia bukan hanya status yang dia sandang saja, tapi dengan apa yang dia lakukan. Maka guru mulia dan semakin mulia dengan karya layak menjadi motivasi.Seorang guru memperbanyak karya agar kelak mendapatkan peluang belajar lebih banyak. Sehingga perlahan tapi pasti, dia pun meningkatkan kualitas dirinya. Ujung-ujungnya adalah untuk mengajar muridnya lebih baik.
- Menambah Poin
Sistem pendidikan di Indonesia memberikan kesempatan apabila seorang guru yang rajin menulis, terutama buku akan mendapatkan poin tambahan. Poin ini apabila diakumulasikan akan membantu dalam jenjang karir seorang guru. Termasuk pendapatan guru tersebut. Tentu ini hanya bonus saja. Boleh saja bagi seorang guru untuk mencari hal tersebut, tapi jangan lupa bahwa guru adalah profesi mulia, maka tetaplah menjaga kemuliaan tersebut dengan sebaik-baiknya. Bekerja bukan hanya untuk gaji, tapi memberikan inspirasi.
- Memperluas Manfaat
Berkembangnya teknologi membuat siapa pun bisa memperluas jangkauannya, termasuk jangkauan kebaikan. Guru yang menulis bisa memperluas manfaatnya dengan berkarya di social media, blog, atau platform online lainnya.Proses belajar formal memang terjadi di ruang kelas saja. Tapi kita harus semakin menyadari bahwa belajar bukan hanya di sekolah saja. Guru yang meninggalkan kesan mendalam di ruang kelas, bahkan dengan sentuhan personal lain di luar kelas seperti mendengar curhat akan membuat siswa semakin hormat kepada gurunya. Menulis adalah salah satunya agar proses belajar dan manfaat lebih luas.
- Membuka Pintu Kolaborasi
Guru yang menulis berarti sedang membuka pintu kolaborasi. Karena bukan tidak mungkin dengan curhatan, cerita, dan pengalaman yang dia bagikan melalui tulisan akan mampu menggerakkan pembaca untuk melakukan hal yang sama, bahkan berkolaborasi dengan penulis. Bukan tidak mungkin di antara pembaca adalah pemangku kepentingan yang kelak akan menghubungi guru tersebut. Bisa jadi kan?
Guru yang menulis adalah guru yang tidak ingin menjadi guru yang biasa-biasa saja. Dia memberikan hal lebih karena sadar dia adalah pahlawan tanpa tanda jasa. Dan menjadi pahlawan tidak bisa hanya berbuat yang biasa-biasa saja.Guru yang kreatif adalah yang rajin membaca dan menulis.
Selamat menulis, guru!
BIODATA PENULIS
SRI UTAMI, S.Pd.I,M.Pd.I, Seorang pendidik,penulis dan pegiat literasi,ia tinggal di kota Tulungagung JawaTimur.Mulai menulis pada sebuah majalah Pendidikan “DWIJA” di daerah setempat.Tulisannya yang sudah terbit adalah artikel tentang seputar pendidikan dan wanita.Ia juga telah menulis beberapa Antologi puisi,true story, buku motivasi serta beberapa buku islami,buku motivasi berjudul menjadi Kaffah yang sudah menginspirasi banyak orang,semoga bermanfaat.buku terbarunya berjudul Inspirasi di Bulan Januari ,yang telah terbit pada bulan Maret 2021,buku solo Goresan Pena Bermakna , Jamila( Rahasia Kecantikan Muslimah) yang terbit di bulan Januari 2022.yang tentunya buku tersebut kaya akan manfaatnya pada penulis dan pada pembaca. Ia bisa disapa melalui e-mail : sriutami.mpdi@gmail.com .instagram,sriutami921
14 Comments
Tulisan yang sangat luar biasa
MasyaAlloh, sangat menarik dan luar biasa menginspirasi siapa pun untuk terus berkarya.
Kerren Abis. Luar biasa.sangat menginspirasi
Great job, tetaplah jd guru yg bersahaja. Kehidupan guru adalah kehidupanku dari kecil. Memang di era ortu kita dg sekarang jauh. Intinya saya bisa seperti ini karena guru, termasuk ajaran ortu mulai suka baca, nulis, pidato dsb. Sukses dan terus berkarya
Kerren yah, bisa menambah inspirasi yang berharga buat Para Guru guru
Mantab Kak Sri Utami
Luar biasa, inspiring me very much menjadi bahan bagi saya untuk introspeksi diri.
Bolehlah kami dibimbing untuk jadi penulis hebat seperti Anda..biar budaya baca di Indonesia semakin naik..karena orang yang suka menulis otomatis suka membaca.
Masya Allah. Semoga terus berkarya dan sukses
Sungguh guru yang kreatif
Semangat menulis bu
Sangat setuju, bagus sekali. Sangat mencerahkan dan memotivasi. Semoga bisa ikut menjadi guru kreatif, semoga jadi bisa menulis juga.
Terimakasih.
Yes.. good. Terus berkarya Bu guru..
Terimakasih banyak atas ilmunya Bu… semoga bermanfaat untuk kita semua. aamiin..
Barokalloh. Luar biasa mantul pokoknya.
Artikel yang sangat bagus dan menginspirasi