Guru PAUD Itu Penting atau Tidak?
Dewasa ini, sudah cukup banyak orang tua yang mulai merasakan pentingnya Pendidikan Anak Usia Dini atau PAUD. Para orang tua ini menganggap Pendidikan Anak Usia Dini dapat mengoptimalkan tumbuh kembang anak sebelum memasuk jenjang Sekolah Dasar (SD).
Kehadiran Pendidikan Anak Usia Dini kerap menjadi pilihan, terutama bagi orang tua yang memiliki kesibukan yang padat, terlebih para orangtua yang bekerja di luar rumah. PAUD diharapkan menjadi tempat bermain yang menyenangkan, sehingga sang anak mendapatkan teman baru dan dapat bersosialisasi dengan baik. Namun, apakah Pendidikan Anak Usia Dini memang penting? Apa saja manfaat dan hal yang didapat anak jika mengikuti PAUD? Bagaimana penerapannya dari para guru pengajar PAUD?
Apa itu Pendidikan Anak Usia Dini?
Pendidikan Anak Usia Dini atau PAUD merupakan jenjang pendidikan sebelum memasuki Sekolah Dasar (SD). Biasanya Pendidikan Anak Usia Dini ini diberikan kepada anak yang berusia di bawah 4 tahun. Meski begitu, tidak ada patokan yang pasti di usia berapa seorang anak bisa mengikuti Pendidikan Anak Usia Dini. Hal ini dikarenakan setiap anak memiliki kesiapan yang berbeda dalam mengikuti kegiatan yang ada.
Maka dari itu, penting untuk mengetahui tanda-tanda anak yang sudah siap mengikuti PAUD. Sebaiknya, sebelum memasukkan anak ke PAUD, para orangtua terbiasa menstimulasi dalam kesehariannya, seperti melatih kemampuan komunikasi, bahasa, dan adaptasi dengan orang terdekat. Lantas, mengapa Pendidikan Anak Usia Dini penting?
Melansir laman resmi kemdikbud.go.id, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI menyebut bahwa peran Pendidikan Anak Usia Dini sangat penting untuk mengoptimalkan tumbuh kembang anak, baik secara fisik maupun mental.
Di Indonesia, Pendidikan Anak Usia Dini terbagi ke dalam beberapa jenis, yaitu Kelompok Bermain (KB), Taman Penitipan Anak (TPA), Taman Kanak-kanak (TK), dan Taman Kanak-kanak luar biasa.
Pemilihan jenis PAUD ini bisa disesuaikan berdasarkan dengan usia setiap anak. Misalnya, kelompok Bermain (KB) termasuk jalur pendidikan nonformal untuk anak yang berusia 2-6 tahun. Taman Penitipan Anak (TPA) termasuk pendidikan nonformal bagi anak usia 1 bulan hingga 4 tahun. Sementara, Taman Kanak-kanak (TK) termasuk pendidikan formal bagi anak berusia 4-6 tahun.
Bagaimana Peran Guru PAUD Pada Sistem Pendidikan di Indonesia?
Seorang guru adalah sosok pribadi yang bisa menjadi panutan dan teladan, karena dari setiap perkataan, perbutan, dan tingkah lakunya akan menjadi sorot pandang bagi anak didiknya. Banyak yang mengatakan bahwa guru itu adalah seseorang yang “digugu dan ditiru”. Artinya orang yang memiliki kharisma dan wibawa yang perlu ditiru dan diteladani. Seorang guru Paud yang ideal selain memiliki kemampuan profesional sesuai standar yang ditetapkan semestinya, pun juga harus membekali diri dengan berbagai wawasan dan pengetahuan tentang anak didiknya. Wawasan tersebut sangat diperlukan agar guru dapat mengenali karakteristik anak didiknya dengan baik, meliputi pengenalan tentang perkembangan fisik motorik, kognitif, bahasa, sosial emosional, moral keagamaan, seni dan kreativitas termasuk permasalahan yang ditemui dalam berbagai aspek perkembangan tersebut.
Tugas guru PAUD bukan hanya mengajar tetapi yang lebih penting adalah bagaimana memfasilitasi pertumbuhan dan perkembangan, juga belajar anak. Untuk dapat berperan sebagai fasilitator tentunya guru PAUD harus memiliki pemahaman yang jelas tentang belajar. Belajar terjadi karena ada proses yaitu interaksi antara individu dengan lingkungan. interaksi dengan lingkungan menimbulkan pengalaman, sedangkan hasil yang dicapai setelah belajar adalah prilaku yang meliputi pengetahuan sikap dan keterampilan.
Terdapat beberapa unsur-unsur dalam belajar antara proses atau kegiatan, pengalaman, perubahan prilaku sebagai seorang guru Paud harus pula memahami prinsip-prinsip belajar anak. prinsip belajar merupakan ketentuan hukuman yang harus dijadikan pegangan dalam pelaksanaan kegiatan belajar sebagai suatu hukum prinsip belajar akan sangat menentukan proses dan hasil belajar.
Djaja Djadjuri (1997) mengemukakan bahwa belajar anak berbeda dengan belajar orang dewasa karena anak belajar setiap saat. Prinsip belajar anak akan memberikan implikasi terhadap tugas guru, adapun prinsip belajar anak sebagai berikut: Anak adalah pembelajaran aktif, belajar anak dipengaruhi pematangan. Belajar anak dipengaruhi lingkungan anak belajar melalui kombinasi pengalaman fisik dan interaksi sosial anak-anak belajar dengan gaya yang berbeda yaitu anak belajar melalui bermain.
Penulis : Tessa N. Putri