Kinerja dan Kesejahteraan Guru

                                                                      

outputmessenger.com

Oleh : Yudhi Kurnia

Guru SMP Muhammadiyah 8 Bandung,

Mahasiswa S2 Manajemen Pendidikan Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta

Ada keterkaitan antara kinerja guru dengan tingkat keberhasilan pendidikan. Keberhasilan pendidikan bergantung bagaimana guru sebagai satu hal yang memengaruhi pada peningkatan kualitas pendidikan. Semakin tinggi kinerja guru, maka semakin tinggi pula kualitas pendidikan yang dihasilkan. Tentu keberhasilan ini bukan sekadar digambarkan pada angka-angka atau simbol semata, akan tetapi mampu dibuktikan dengan pengujian dilapangan, dirasakan oleh masyarakat dari kualitas pendidikan tersebut.

Pertanyaan , apakah dengan meningkatnya kinerja guru memengaruhi tingkat kesejahteraannya? Hal ini masih menjadi polemik dikalangan pendidik itu sendiri. Terkadang kinerja yang ditampilkan belum sepenuhnya mampu sejajar dengan kesejahteraan yang didapatkan. Hal ini dibuktikan dengan tidak sedikit guru-guru yang mempunyai kinerja yang bagus harus nyambi mengambil pekerjaan lain demi memenuhi kebutuhan sehari-hari. Hal ini lebih disebabkan lembaga-lembaga pendidikan tempat ia bernaung belum mampu mencukupi kebutuhannya.

Saat ini tidak sedikit sekolah yang membayar keringat gurunya sangat jauh dari harapan. Seringkali kita mendengar bahwa guru masih mendapatkan gaji perbulan itu diangka Rp. 300.000 hingga Rp. 500.000 perbulan, dengan penghasilan tersebut diatas sudah barang tentu belum mampu untuk mencukupi kebutuhan sehari-harinya, terlebih jika guru tersebut sudah berkeluarga.

Program peningkatan kesejahteraan yang diluncurkan pemerintah seperti sertifikasi dan lain sebagainya menjadi satu solusi bagaimana seorang guru yang bekerja dengan rentang waktu tertentu dan lulus program Pendidikan Profesi Guru berhak mendapatkan insentif sertifikasi yang besarannya boleh dikatakan lumayan untuk menunjang profesi yang dijalankan. Sehingga, melalui program sertifikasi ini kebutuhan guru baik untuk pemenuhan kebutuhan sehari-hari ataupun untuk meningkat kinerja lebih bagus lagi akan bisa dipenuhi. Sayangnya, di beberapa daerah seringkali terjadi keterlambatan penyaluran, akibatnya guru-guru harus menunggu, dan demi menunjang kebutuhannnya sementara waktu mereka harus meminjam.

Ada sebuah pernyataan yang cukup ekstrim yang pernah saya dengar, bahwa jika memang menjalani profesi guru itu tidak menjanjikan tentunya memilih jalan lain (keluar-resign) adalah solusi terbaik. Akan tetapi, saya melihat ternyata tidak sedikit yang memang mampu bertahan meski dengan segala macam keterbatasan yang ada. Bahkan, banyak yang mampu bertahan sampai usia tidak produktif lagi untuk mengajar di kelas sampai akhirnya pensiun (meski tidak mendapatkan dana pensiun).

Mengajar bagi sebagian guru bukan semata tentang uang, mampu hidup dari bulan ke bulan menjadi satu tantangan. Meski kondisi sedikit tertatih akan tetapi banyak yang mempunyai keyakinan keberkahan menjalani profesi guru adalah sebuah keniscayaan katanya. Hal yang bisa jadi tidak akan ditemui di profesi lain.

Lembaga pendidikan atau sekolah adalah sebuah arena perjuangan yang menantang bagi seorang guru. Seolah menjadi seorang petarung maka guru terus bertarung dan harus sampai menjadi pemenang. Berbekal 4 + 1 Kompetensi yang wajib dimiliki yakni Kompetensi Pedagogik, Profesional,

Kepribadian, dan Sosial + Kompetensi Spiritual guru menjadi petarung yang akan berimplikasi pada kinerja yang dilaksanakan. Tentu siapapun guru yang menjaga kompetensi tersebut maka kinerja yang ditampilkan juga akan baik. Sebaliknya, jika kompetensi tidak dimiliki dengan matang maka kinerjanya pun tidak menjadi garang.

Kinerja dan kesejahteraan selayaknya itu mampu selaras, meski jarang bisa dijangkau oleh semuanya. Bagi guru yang belum memiliki kesejahteraan yang tinggi meski kinerja sudah penuh maka terus berkarya itu kuncinya. Mencari sumber lain yang bisa menunjang kesejahteraan yang juga mendukung kinerja adalah sebuah keputusan yang tepat. Guru yang baik tidak serta merta mencari arena lain hanya karena sejahtera belum didapat. Akan tetapi bersabar dan terus berikhtiar di jalan yang ditempuh yaitu menjadi seorang pendidik adalah sebuah jalan yang baik.

Menjadi seorang guru adalah profesi mulia, jika mengajar dengan baik tentu akan disayang dan banyak didoakan oleh para peserta didiknya. Hal ini yang membedakan guru dengan profesi yang professional lainnya. Jadilah guru yang terus berupaya menjaga kinerja, terus berkarya, maka sejahtera hanya tinggal menunggu waktu saja.

Seorang guru dengan kinerja tinggi tentu akan diimbangi dengan kreatifitas yang tinggi, inovasi akan senantiasa hadir tentunya. Melalui kreatifitas dan inovasi tersebut maka sumber lain yang akan menunjang kesejahteraan akan terbuka lebar. Menjadi penulis atau seorang konten kreator pembelajaran tentunya akan mengantarkan seorang guru menjadi berbeda. Karya yang dihasilkan bisa saja menambah kesejahteraan yang diinginkan. Untuk itu, menjadi guru dengan kinerja tinggi yang mengimbangi dengan daya kreasi dan inovasi mumpuni akan mengantarkan guru mampu mendapatkan kesejahteraan yang kirannya mampu membuat bahwa profesi guru itu memang dahsyat.

Selamat berkarya, selamat berkreasi dan berinovasi untuk guru-guru semua. Yakinlah dan teruslah berkinerja dengan dedikasi yang tinggi, prestasi dan kesejahteraan menanti. Insyaallah.(yk)

Spread the love

Yudhi Kurnia

redaksi@satuguru.id

Related post

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *