Guru yang Bukan Sebatas Guru

 Guru yang Bukan Sebatas Guru

*Penulis : Muhammad Rifki Jaelani

Pernahkah kita bertanya siapa guru dari Albert Einsten ,Nikola Tesla dan tokoh tokoh dunia lainnya? Hemmm siapa ya, temen temen ada yang tahu? Saya kira mayoritas orang jarang bertanya hal ini apakah kita  juga termasuk di dalamnya I don’t know. Lalu mengapa ini jarang atau mungkin tidak pernah ditanyakan. Eits sabar dulu sebelum kesana kita harus tahu mengapa Albert Einsten bisa dikenal oleh dunia Kenapa yaaa? Yups bener banget karena kontribusi dan temuan yang dia ciptakan yang sungguh luar biasa. Tapi sesuai dengan fitrahnya manusia manusia tidak mungkin secara langsung menjadi orang yang luar biasa diapun dulunya sekolah seperti anak-anak pada umumnya namun Albert Einstein merupakan seorang anak yang sangat mencintai matematika dan fisika. Selain itu, ketika berusia 12 tahun, Albert Einstein sudah menguasai aljabar dan geometri euclides seorang diri. Ia pun berhasil membuktikan kebenaran pada teorema phytagoras. Di usia 14 tahun, Albert Einstein menganggap dirinya telah menguasai kalkulus integral dan diferensial. Eits jika teman teman membaca semua kisahnya tidak ada sama sekali yang memention gurunya dikisahnya guru yang mengajarkan menghitung dan membaca. Sama halnya misalkan dengan tokoh terkenal di Indonesia contohnya pak presiden ketika dia sudah menjadi seorang presiden tidak pernah atau jarang disebutkan siapa yang mendidiknya ketika sekolah untuk bisa baca dan hitung sampai dia jadi presiden.

Temen temen bapa ibu pembaca tahukah jika seseorang berhasil dalam karirnya atau dalam mendapatkan sebuah jabatan lalu apa yang terjadi pada gurunya yang dulu mendidiknya? Yups benar tidak terjadi apa apa gurunya tetap menjadi guru biasa disekolahnya kehidupannya masih seperti biasa bergelut dengan kegiatan belajar mengajar ekonomi nya pun tak serta merta naik ketika anak didiknya sukses nantinya. Oleh karena itu guru dijuluki PAHLAWAN TANPA TANDA JASA apasih makna atau arti dari julukan tersebut? Guru dijuluki pahlawan tanpa tanda jasa karena profesi ini memberikan kontribusi besar bagi bangsa sehingga layak disebut pahlawan. Namun, guru tidak pernah memperoleh tanda jasa seperti pahlawan-pahlawan nasional. Bahkan, hingga saat ini masih banyak guru yang tidak mendapatkan imbal jasa yang layak.

Dari data yang disampaikan katadata.com masih terdapat 48% guru non-PNS yang perlu diperhatikan kesejahteraannya. Sebanyak 704.503 orang merupakan guru honor sekolah. Jumlah guru honorer tersebut setara dengan 24% dari total guru di Indonesia. Pada tahun 2023/2024, jumlah guru di Indonesia mencapai 3,36 juta orang. Gaji guru honorer di kota besar berkisar antara Rp 1,5 juta sampai Rp 2 juta. Sedangkan di daerah, gaji guru honorer berkisar antara Rp 300 ribu sampai Rp 1 juta. Begitulah kenyataanya kita ingin bisa melahirkan anak anak seperti Albet Enstein tetapi kesejahteraan guru saja belum terpenuhi bagaimana bisa mereka focus untuk mengajar apabila di sisi lain keuangannya tidak mencukupi.

Ada  kisah inspiratif dari  seorang guru honorer yang jualan sapu lidi sampai bisa membangun sekolah gratis beliau adalah Ahmad Jamaludin sukses mendirikan sekolah gratis SMP IT Pancuh Tiluh, Cianjur. Namun yang disayangkan yang disorot hanya itu saja dan mengabaikan aspek lain terkait bahwa pak ahmad ini demi mencukupi kehidupannya harus sambil berjualan sapu lidi. Lalu saya mencari apasih motivasi guru-guru ini untuk tetap terus mengajar dengan keadaannya seperti demikian.

Menurut (Fransiska, 2018) faktor motivasi intrinsik guru bertahan mengajar yaitu rasa tanggung jawab terhadap pendidikan anak di daerah pedalaman, guru menyenangi pekerjaan sebagai profesi  yang mulia, dan guru memperoleh penghargaan yang baik dari masyarakat setempat.  Saya pun ingin mereminder ulang semangat mengajar untuk bapa guru yang mengalami kesulitan atau apapun itu ingatlah dalam islam guru merupakan posisi mulia adapun ganjaran ganjaran yang didapatkan guru dalam islam adalah pahala,ampunan,derajat yang tinggi disisi Allah, kedudukan mulia dan perlu diingat dalam hadis yang disampaikan abu Hurairah r.a 3 perkara yang tidak akan terputus amalnya diantaranya adalah ilmu yang bermanfaat. Ketika kita menjadi guru yang baik dan menciptakan generasi unggul yang mana kemungkinan besar mereka menyampaikan lagi ilmunya maka kitapun akan senantiasa mendapatkan mendapatkan kebaikan dari padanya. So, mulai kini yakinlah bahwa guru bukan hanya sebatas guru, ada hal tak ternilai di sana yang akan mengantarkan ke tempat mulia di sisi-Nya.

Semangat terus untuk guru Indonesia salam satuguru

Spread the love

Yudhi Kurnia

redaksi@satuguru.id

Related post

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *