LIFE IN GOD’S EDUCATION
“If they can do it, I can do it too!”
*)Agus Sugianto
Jika kita mengingat saat-saat masih kecil dahulu, kita diajarin oleh para orang tua, guru, asatidz kita tentang doa menuntut ilmu. Satu kalimat doa “Rabbi Zidni Ilma nafia warzuqni fahma” artinya Ya Allah, tambahkanlah kepadaku ilmu yang bermanfaat dan berikanlah aku pengertian yang baik. Untaian kalimat doa seorang hamba yang menyadari bahwa sang Maha Pemilik Ilmu adalah Allah SWT, sehingga demikian kita selaku Hambanya untuk meminta “Ilmu” kepada Allah SWT. Hal ini sejatinya hidup kita adalah dalam bimbingan dan didikan Allah SWT.
Hidup dalam didikan Tuhan dapat terjadi jika: kita mau belajar dan dididik dengan keikhlasan kerelaan dan kerendahan hati serta pengakuan yang tulus bahwa kita tidak sadar karena yang Maha sadar adalah yang Maha Hidup,hanya satu saja yaitu Ruh Allah SWT, serta selalu ada dalam hubungan dengan Allah. Aktifitas manusia sejatinya harus terus tanpa henti agar mampu membaca kitab diri, Alquran Qadim dan Alquran alkarim, al hadist seraya berdoa.
Melalui kalimat “Laa haula wal quwwata illa billah” kemudin percaya dengan sepenuhnya kepada Tuhan bahwa Dialah yang akan memberikan kekuatan juga menanggung segala perkara yang sedang dialami kini dan nanti.
Dengan demikian, sebagai hamba sewajibnya kita beritikad dan haqul yaqin, percaya, hiduplah dalam didikan Tuhan. Keyakinan tersebut kemudian diaktualisasikan dengan cara membaca kalam-Nya di langit dan di bumi serta pada dirimu. Jadikan sebagai sebuah penuntun dalam berdoa , bangunlah dialog dengan Tuhan. Jangan jaga jarak dengan Tuhan, apalagi menjauh darinya. Semoga Tuhan memberkati, sebagai Dialah Tuhan Yang Maha Hidup.
Pendidikan adalah pemahaman tentang diri sendiri, dan Dia-Nya yang Hidup. Memahami hidup berarti memahami diri kita sendiri, dan itu adalah awal dan akhir dari pendidikan. Pendidik harus mampu memahami dirinya sendiri ketimbang mengandalkan ideologi, sistem, dan keyakinan.
Hidup dalam didikan Allah adalah dasar dalam menjalani semua ritme kehidupan, Hidup-Nya sang Maha Hidup kemudian terungkap sebagai satu dan getaran tertinggi yang sama yang meliputi energi tubuh seseorang dan energi seluruh Alam Semesta.
Saat Tuhan Yang Esa menghidupkan nuftah maka itulah awal pendidikan dan bimbingan-Nya dimulai, Sembilan bulan sepuluh hari lamanya kita berada dalam Rahim ibu. Namun, semenjak lahir ke dunia maka didikan dan bimbingan Tuhan yang sudah diberikan kemudian tercampuri terkotori oleh pendidikan dan bimbingan Ibu Bapak kakek nenek dan keluarga serta lingkungan. Pendidikan dan bimbingan dari hawa nafsu manusia. Ibu bapak kita keluarga dan lingkungan rupanya belum sepenuhnya memahami bagaimana Allah mendidik dan membimbing kita dari kandungan aisan hingga kembali keliang lahat.
Ya Allah berilah kami kemampuan untuk belajar memahami pendidikan dan bimbingan Mu dan limpahkan karunia-Mu agar kami kuat sekuat batu karang dalam memenuhi janji setia “Aku bersaksi bahwa engkau Tuhan yang Maha Esa,Tuhan Yang Maha Hidup”
Ya Allah kuatkan keyakinan di dalam hati kami bahwa yang gerak dan diam,yang beraktivitas di kehidupan dunia ini hanya “SatuSaja Sang Hidup Yang Maha Tahu”.
Ya Allah hambamu berserah diri hidup mati suka duka bahagia derita semata mata semua itu hanya Perbuatan-Mu.
Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:
وَا للّٰهُ خَلَقَكُمْ وَمَا تَعْمَلُوْنَ
wallohu kholaqokum wa maa ta’maluun
“padahal Allah-lah yang menciptakan kamu dan apa yang kamu perbuat itu.””
(QS. As-Saffat 37: Ayat 96)
Maka hambamu memasrahkan diri seutuhnya apa adanya kepada Mu Yang Ber tauhid dan Yang Ber Marifat itu hanya Engkau Yang HIDUP.
*)Lektor Kehidupan
*Bukti Baca akan memperoleh Reward Koin SGID
5 Comments
Terima kasih pak rektor
mantap sangat menginspirasi
Narasi spiritual yang luar biasa, memberikan pencerahan qolbu untuk mengingat Allah SWT.
Terimakasih pangersa
Terimakasih atas ilmunya pak
Manusia tiada daya dan upaya, sampai Allah berikan kemauan untuk belajar dan mengizinkan kita untuk menggapai kesuksesan.
Hatur Nuhun Pak.