Menjawab Tantangan Pendidikan dengan SGI – Spiritualitas Guru Indonesia
Media Satuguru Indonesia
Porsi terbesar yang harus dimiliki oleh seorang guru dalam melaksanakan tugasnya adalah kemampuan dalam mengelola karakter, sebagian lainnya adalah tentang pengelolaan kemampuan berpikir otak. Nilai-nilai karakter yang dipegang guru akan bermuara pada kesuksesan proses pendidikan. Tentu kita tidak ingin anak didik kita tumbuh dan berkembang menjadi pribadi yang berakhlak buruk bukan?
Persoalan pendidikan karakter itu sudah dimulai semenjak dahulu. Bahkan dalam ajaran Islam akhlak menjadi pokok penting dalam menjaga tatanan kehidupan hingga sekarang ini. Kemampuan akademis professional guru adalah penting, namun ada yang jauh lebih penting adalah bagaimana guru bisa mengawal para anak didiknya menjadi manusia-manusia dengan karakter unggul atau dalam Bahasa agama disebut ber-akhlakuk karimah.
Konon, pendidikan yang paling sulit adalah mengajarkan akhlak dan pembiasaan baik. Saat ini kita sulit menemukan orang yang sabar dalam proses antrian, membiasakan mengantri menjadi hal yang sulit dijalankan di negara kita ini.
Tak jarang banyak orang yang menyerobot antrian demi meminta dirinya didahulukan. Pada peradaban kehidupan modern saat ini, budaya mengantri adalah sebuah kebutuhan yang harus dibangun. Tanpa adanya budaya ini maka tentu tatanan kehidupan akan terganggu. Orang akan mudah untuk mengambil atau menyerobot hak orang lain demi kepentingan dirinya sendiri.
Empat kompetensi wajib yang harus dimiliki oleh guru diantaranya Kompetensi Pedagogik, Kompetensi Kepribadian, Kompetensi Sosial, dan Kompetensi Profesional. Ke empat kompetensi tersebut akan menjadi pondasi yang kuat bagi seorang guru dalam mengabdi sebagai seorang pendidik.
Selain ke empat kompetensi tersebut, terdapat sebuah gagasan menambahkan satu ide kompetensi lainya yakni kompetensi spiritualitas. Spiritualitas terdiri Spirit, Aktual, dan Kualitas. Seorang guru wajib mempunyai spirit – semamgat agar mampu menuangkan segenap kemampuan guna membantu para peserta didiknya menemukan jalan yang tepat untuk dilalui. Aktual, seorang guru harus mampu memberikan segenap skill-nya demi memajukan materi pembelajaran yang disampaikannya dengan tetap mempertahankan prinsip-prinsip pembelajaran yang baik, pembelajaran yang berakhlak mulia. Kualitas, merupakan sebuah frase penting dalam menunjukkan hasil akhir dari sebuah pekerjaan. Setiap pekerjaan yang disiapkan dengan baik tentu akan menghasilkan sesuatu yang baik pula.
Spiritualitas (spirit, aktual dan berkualitas) seorang guru itu harus dibangun. Guru harus menggerakan dan tidak malu jika digerakkan. Prinsip hidup seorang guru harus sampai kepada tahap pemahaman tentang “ Khairunnaas Anfa’uhum Linnas” – sebaiknya manusia adalah yang memberikan manfaat untuk orang lain.
Spiritualitas Guru merupakan program peningkatan Spirit, Aktual, dan Kualitas guru dalam mencapai cita-cita pendidikan bangsa Indonesia. Bukti bahwa akhlak atau karakter merupakan sebuah rencana capaian pendidikan yang diidamkan bisa dilihat pada muatan materi yang diusung dalam Kurikulum Merdeka, yakni Pengembangan Profil Pelajar Pancasila. Melalui materi tersebut mampu mengangkat probadi-pribadi baik itu peserta didik ataupun guru-guru dalam sebuah sekolah yang mempunyai keingian kuat untuk maju.
Guru adalah sosok yang melibatkan 75 persen rasa yang dimiliki oleh hati atau perasaan, sedangkan sisanya adalah penggunaan akal pikiran. Seseorang dengan profesi guru mempunyai ekstra lain terutama pada nilai kesabaran, ketekunan, perhatian, dan akhlak lainnya.
Untuk itu kami mengundang bapak/ibu guru untuk bergabung di kegiatan peningkatan karakter guru melalui “SGI – Spiritualitas Guru Indonesia”. Melalui kegiatan yang akan diselenggarakan oleh SGI ini, maka para guru ataupun dosen dipersilakan untuk memahami lebih lanjut lagi dengan para pakarnya di bidang pendidikan.
SGI – Spiritualitas Guru Indonesia bertujuan dalam upaya meningkatkan pemahaman pembelajaan yang sudah dilaksanakan dengan menambahkan pemahaman terkait spirit, aktual dan kualitas seorang guru/dosen.
Apa dan mengapa dengan SPIRITUALITAS, Allah Meniupkan Ruh Pada Manusia Diharapkan Jadi Mahluk Spiritual Kita semua sebagai manusia, alam, serta semua yang ada di dunia ini senantiasa diliputi daya Hidup Tuhan
Dalam firman Allah Swt disebutkan, “wa nafakhtu fihi min ruhi” “dan Aku tiupkan padanya (ketika manusia diciptakan) ruh-Ku” (Al-Hijr: 29)
“We are not human beings having a spiritual experience; we are spiritual beings having a human experience.” – Pierre Teilhard de Chardin
Spiritualitas berbeda dengan religius
Spiritualitas adalah daya Hidup sumber segala yang hidup, Spiritualitas adalah hubungan pribadi Anda dengan Sang Hidup, Sang Ilahi.
Manusia harus dididik mendidik diri,mengenal diri karena manusia adalah makhluk spiritual yang Belum selesai. para manusia diturunkan Allah SWT ke dunia untuk sekolah di bumi dan berguru kepada Nya atau kepada nabi dan rasul dan para manusia yang sudah selesai sempurna sesuai grand design Nya.
Agar manusia mengikuti fitrahnya tujuan Nya yaitu dalam alquran surat Al-Baqarah ayat 21, Allah memerintahkan kepada seluruh umat-Nya untuk selalu beribadah dan menyembah hanya kepadanya. Bahkan, tiap-tiap rasul memulai dakwahnya dengan seruan kepada kaumnya agar beribadah dan menyembah Allah saja.
SGI mempunyai program peningkatan kemampuan guru terutama yang terkait pada nilai-nilai praksis dalam kegiatan KBM dengan nilai-nilai Spiritualitas.
Melalui training SGI, mari bersama menjadi Guru Akherat untuk kehidupan di dunia, bangunkan potensi ilahiah Putra/I anak bangsa Indonesia untuk bermartabat berkarakter Unggul dan Mulia. (redaksi)