Meluangkan Waktu Setelah Mengajar, Untuk Berliterasi di Kota Jayapura

Menulis itu Mengasyikkan

Kita tahu bahwa saati ini di Indonesia Literasi kita sangat rendah. Sebagai seorang guru, saya merasa sedih, karena dengan membacalah anak-anak kita akan menjadi pintar dan berwawasan luas. Inilah yang buat saya ingin memajukan literasi yang dimulai dari tempat saya tinggal. Dalam memajukan literasi di Kota Jayapura harus terdapat  peran penting dari berbagai pihak, diantaranya keluarga, masyarakat dan pemerintah. Dalam hal ini saya ikut ambil bagian didalamnya yaitu salah satunya dengan mendirikan Taman Bacaan Masyarakat (TBM) untuk tempat membaca buku.

Awalnya sebelum memiliki tempat sarana prasarana, belum memiliki buku, saya meminta bantuan kepada kantor balai bahasa Papua dengan menulis surat pengajuan buku agar saya mendapatkan buku. Setelah mendapatkannya saya keliling kampung dengan membawa buku-buku tersebut untuk mengajak anak-anak membaca. Saya berhenti saat melihat anak-anak sedang bermain-main dan mengajak mereka melakukan hal yang lebih bermanfaat yaitu membaca buku. Dengan modal beberapa buku dan menggelar tikar untuk anak-anak duduk mulailah saya mengajak anak-anak untuk membaca. Saat melihat mereka membuka-buka buku, saya terkejut ternyata mereka ada yang tidak bisa membaca, padahal usia mereka sudah beranjak kelas 4 SD. Saya merasa kasihan dengan mereka, meskipun kita tinggal di kota, namun ternyata masih ada yang tidak bisa membaca. Saya memutuskan untuk mengajar mereka membaca. Karena masih dalam situasi pandemi, saya melakukan kegiatan ini setiap sore hari. Kegiatan dilakukan dengan memperhatikan protokol kesehatan selama pandemi Covid-19. Setiap anak wajib menggunakan masker saat mengikuti kegiatan literasi bersama saya. Ternyata kegiatan saya ini diantusias oleh warga sekitar yang kebanyakan bermatapencaharian sebagai nelayan dan pedagang di pasar. Semakin banyak donatur yang memberikan buku-buku dan bahan bacaan saya lebih bervariasi. Terdapat buku tentang cara membuat kue, cara membuat kreativitas dan cara bertanam hidroponik. Saya mengajak juga mama-mama Papua untuk membaca buku yang bisa mengasilkan finansial yang dinamai dengan program Noken Literasi. Dengan kegiatan saya, banyak relawan-relawan yang bersedia membantu mengajar baca-tulis dan terlibat dalam Program Noken Literasi tanpa dibayar. Sampai saat ini kegiatan terus berjalan, dan dengan bantuan donatur dan pemerintah kota Jayapura dan Papua saya bisa mengelola TBM Kasih dengan sudah memiliki Rak Buku, fasilitas Wifi dan buku-buku yang memadai anak-anak dan masyarakan di sekitar untuk berliterasi.  Di tengah keterbatasan dan para sukarelawan di TBM Kasih tetap semangat berjuang demi memajukan Literasi di Kota Jayapura. Atas hasil kerja keras bersama tim pengajar, TBM Kasih meraih penghargaan juara satu Perpustakaan Umum Desa, Kelurahan Kampung Terbaik Tingkat Provinsi Papua pada 2021.

Sekarang dengan kegiatan ini saya dipilih menjadi ketua Forum Taman Bacaan masyarakat Kota Jayapura yang mengajak penggiat literasi untuk memajukan literasi di Kota Jayapura. Saya berharap dengan literasi di tanah Papua, anak-anak Papua harus memiliki jiwa literasi lebih dini agar mengikuti kegiatan belajar di sekolah dengan mudah. Serta berharap pula banyak TBM di Kota Jayapura bisa terbentuk untuk dapat membantu masyarakat di berbagai daerah di Kota Jayapura.

Apa yang kita lakukan, lakukanlah itu dengan hati tanpa memandang apakah kita memperoleh sesuatu untuk dihargai. Tuhan pasti membukakan jalan kita, selagi apa yang kita lakukan menyenangkan hati-Nya dan bermanfaat untuk orang banyak. Menjadi berkat dimanapun kita berada. Menjadi seorang guru memiliki tanggung jawab yang besar untuk kemajukan pendidikan di Indonesia tercinta. Semangat untuk melayani dan mengabdi di Indonesia tercinta.

Penulis: Sri Kurnawati, S.Pd.

Spread the love

Yudhi Kurnia

redaksi@satuguru.id

Related post

4 Comments

  • Salam Literasi

  • Luar biasa semangatnya betul-betul melayani sebagai seorang guru.

  • Mantap ini. Guru yang berdedikasi, bukan hanya di sekolah akan tetapi di lingkungan masyarakat juga. Maju terus Kak Sri.

    • Terima kasih Kang Opik

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *