Bagaimana Finlandia Berhasil Meningkatkan Kualitas Pendidikannya?
*Andi Odang
Jawabannya, melalui SELEKSI GURU YANG TEPAT dan Efektif
Ini tidak dimaksudkan untuk membanding-bandingkan antara Finlandia dengan Indonesia―tetapi murni ringkasan salah satu bab di buku “The Smartest Kids in The World” yang ditulis Amanda Ripley.
Kalau kita membicarakan tentang role model pendidikan dunia, maka akan sangat keliru kalau tidak menyebut Finlandia. Negara tersebut, selain terkenal sebagai salah satu negara paling bahagia, juga dikenal sebagai salah satu negara dengan sistem pendidikan terbaik di dunia.
Salah satu rahasia sukses pendidikan di Finlandia sebenarnya cukup sederhana, namun sangat tidak mudah untuk ditiru dan dilakukan, yakni mereka sangat selektif dalam mencetak para guru.
Di Finlandia, untuk bisa menjadi seorang guru, para calon guru terlebih dahulu harus diterima di salah satu―dari delapan universitas keguruan bergengsi―di Finlandia. Ini adalah langkah pertama yang bahkan sudah sangat sulit untuk ditembus.
Proses seleksi para calon guru ini tidak sembarangan, calon guru bahasa, misalnya, untuk bisa diterima, maka dia harus mengikuti ujian literatur khusus―berdasarkan empat buku pilihan kampus―yang wajib dibaca.
Dari sekian banyak pendaftar, hanya 20 persen yang diterima. Dengan metode ujian dan seleksi yang seketat itu, para calon guru Finlandia memiliki standar tinggi yang setara. Sehingga membuat mereka seperti orang-orang terpilih di Georgetown atau Universitas California, Berkeley, Amerika.
Di Finlandia, semua guru dituntut memiliki gelar master. Iklan serikat guru dari akhir tahun 1980-an saja―sudah dimulai dengan kata-kata yang luar biasa: “Guru di Finlandia telah mendapat level pendidikan tertinggi di dunia.”
Sebelum benar-benar mengajar, maka para “calon” guru juga harus menjalani praktik mengajar di salah satu sekolah umum terbaik―dengan didampingi oleh setidaknya tiga guru senior sebagai mentor―yang nantinya akan memberikan catatan dan kritik.
Serangkaian proses itu―dibuat untuk menjamin bahwa hanya orang-orang yang kompeten yang bisa menjadi guru. Finlandia tak ingin merekrut instruktur penerbangan yang tak pernah berhasil mendaratkan pesawat, lalu bertanya-tanya, kenapa setelah itu banyak terjadi kecelakaan pesawat?
Yang lebih luar biasa, guru di Finlandia sangat sedikit sekali yang dipecat, itu karena di sana―para guru berada di bawah perlindungan serikat guru yang punya kekuatan besar. Tak mudah bagi mereka untuk disingkirkan oleh pejabat, apalagi kepentingan politis.
Hal itulah yang pada akhirnya menggerek kualitas pendidikan di Finlandia dan menjadikan mereka sebagai negara dengan sistem pendidikan terbaik di dunia―sekaligus negara dengan anak-anak paling bahagia di dunia.
Kapan ya, pendidikan di Indonesia mampu membangun ekosistem dan kultur ala Finlandia?
*Radio Idola Semarang
2 Comments
Semoga Indonesia akan semakin baik tata kelola penyelenggaraan pendidikan yang akan berdampak pada kualitas pendidikan.
Kita masih banyak PR tentang pendidikan dan guru.
Menjadi guru di Indonesia adalah pilihan terakhir ketika sudah tidak ada lagi lowongan kerja.
Semoga masalah Pendi ini terus diramu menjadi lebih baik.
Salam damai
Astukah Resti Dirindari