Membuat RPP Model WIPPEA

 Membuat RPP Model WIPPEA

Salah satu runtutan proses pembelajaran di kelas yang dapat menunjang keberhasilan guru dalam mengajar adalah dengan menggunakan model WIPPEA (Warm Up, Introduction, Presentation, Practice, Evaluation, dan Application).

Model RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) ini biasanya digunakan untuk jenis-jenis materi ajar berbentuk keterampilan seperti ketampilan berbahasa, olahraga, atau untuk mengajarkan skill lainnya kepada siswa. Model pengembangan RPP WIPPEA dikembangkan dari hasil kerja Hunter pada bukunya yang berjudul Mastery Teaching, 1982.

RPP dan Efektivitas Proses Belajar Mengajar

Pengembangan RPP adalah salah satu langkah penting sebelum guru mempraktekkannya di kelas. Pengembangan RPP sangat menentukan apakah pembelajaran yang akan dilakukan guru dapat sukses atau tidak nantinya. RPP yang dikembangkan dengan baik akan mampu menjadi petunjuk bagi guru dalam melaksanakan PBM-nya. Pada tahap ini guru akan mempertimbangkan berbagai aspek yang nantinya akan berpengaruh terhadap keberhasilan proses belajar siswa dan kemudahannya dalam mengajar. Perencanaan yang gagal otomatis akan membuat pembelajaran gagal, walaupun keberhasilan dalam mengembangkan RPP yang bagus belum tentu menjamin keberhasilan dalam mengajar saat proses pembelajaran berlangsung.

Pada RPP yang dikembangkan inilah guru akan menentukan tujuan-tujuan pembelajarannya, langkah-langkah yang dilakukan selama mengajar dan selama siswa belajar, bahan-bahan dan alat yang dibutuhkan hingga media dan evaluasi dan penyiapan latihan untuk siswa. Semuanya itu sebaiknya tertulis di dalam RPP sehingga akan membantu guru mengorganisasikan pembelajarannya dengan baik dan efektif.

Model WIPPEA untuk Pengembangan RPP

 WIPPEA sendiri adalah 6 langkah yang harus dilakukan guru dalam kegiatan pembelajaran. Tentunya sebelum mengembangkan dan menuliskan keenam langkah ini, guru terlebih dahulu harus merumuskan tujuan pembelajarannya dengan baik. Nah, setelah semua tujuan pembelajaran dirumuskan barulah kemudian guru merumuskan langkah-langkah KBM menurut urutan WIPPEA tersebut. Baiklah, sekarang kita akan mengulas keenam urutan langkah model WIPPEA selama proses pembelajaran.

Warming Up (Pemanasan)

Pemanasan adalah cara-cara atau strategi yang dapat dilakukan guru untuk menyiapkan siswa ke dalam inti pembelajaran. Pada langkah pertama model WIPPEA ini, guru dapat melakukan pemanasan dengan mengasses pengetahuan awal yang telah dimiliki siswa. Ini dapat dilakukan dengan pertanyaan-pertanyaan. Stimulus dapat dilakukan dengan beragam cara untuk memberikan pemanasan, misalnya dengan gambar, video, atau peragaan oleh guru. Pemanasan juga dapat dilakukan dengan mengasses pembelajaran sebelumnya yang berhubungan erat dengan pembelajaran yang akan dilakukan.

Introduction (Pengantar)

Guru dapat memberikan pengantar berupa penyampaian tujuan pembelajaran baik secara tertulis maupun lisan. Tujuan-tujuan pembelajaran ini harus dipahami betul oleh siswa. Selanjutnya guru dapat meminta siswa menanggapi tujuan-tujuan pembelajaran tersebut. Tanggapan boleh dalam beragam bentuk misalnya pertanyaan, ulasan atau apapun, yang kemudian dapat dicatat oleh guru terutama untuk tanggapan-tanggapan yang sifatnya penting dan berhubungan erat dengan pembelajaran yang akan dilaksanakan.

Presentation (Presentasi atau Penyajian)

Harap jangan diartikan presentasi di sini dalam arti sempit seperti guru memberikan ceramah. Ada banyak model presentasi yang bisa disajikan kepada siswa. Memang tentu tidak salah jika memberikan ceramah, tetapi harus sesuai dengan sifat materi pembelajaran. Karena model WIPPEA ini sebenarnya lebih cocok untuk mengajarkan materi yang berbentuk keterampilan, maka pemodelan, demostrasi, atau presentasi contoh produk dari keterampilan tersebut tentulah lebih diutamakan. Guru dapat menampilkan video, realia, atau model untuk produk. Jika semisalnya keterampilan berbahasa yang akan diajarkan, maka mungkin yang dipresentasikan adalah kosa kata baru atau struktur kalimat yang baru yang belum siswa ketahui dan akan mereka pelajari.

Practice (Latihan)

Setelah siswa diberikan contoh-contoh, diberikan demostrasi, pemodelan atau diberikan presentasi yang berhubungan dengan apa yang akan mereka pelajari, maka guru pada langkah latihan akan memberikan kesempatan kepada siswa untuk melatihkan keterampilan tersebut. Alokasi waktu yang diberikan untuk tahapan ini tentu lebih besar dibanding tahap-tahap sebelumnya. Siswa melakukannya secara individual atau berkelompok di bawah bantuan guru.

Evaluation (Evaluasi)

Selesai berlatih, maka keterampilan atau produk yang dihasilkan oleh siswa dalam kegiatan latihan harus dievaluasi oleh guru. Guru akan memberikan masukan-masukan untuk menyempurnakan, atau memberikan koreksi jika terdapat kesalahan-kesalahan. Pada tahap ini siswa berkesempatan pula untuk menilai dirinya sendiri atau bahkan mungkin dapat diberikan kesempatan untuk memberikan masukan untuk siswa lainnya.

Application (Penerapan)

Untuk tahapan yang terakhir ini, guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menerapkan keterampilan yang baru diperolehnya dalam bentuk yang sedikit berbeda. Pada tahap ini siswa berkesempatan untuk menajamkan apa yang telah mereka kuasai. Tentu saja tahap penerapan atau aplikasi ini dapat ditambakan dengan memberikan tugas rumah atau proyek untuk dikerjakan baik secara individual maupun secara berkelompok.

Itulah enam langkah model pengembangan RPP bentuk WIPPEA yang seringkali digunakan untuk mengembangkan RPP untuk mengajarkan keterampilan kepada siswa dari blog penelitian tindakan kelas dan model pembelajaran.  (Sumber: http://penelitiantindakankelas.blogspot.com)

Spread the love

Related post

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *