Saat Whatsapp Group Menjadi Alat Kampanye Politik
Oleh: Hery Setyawan, M.Pd.
Perhelatan akbar 2024 tinggal beberapa bulan lagi, namun suhu politik semakin hari semakin panas. Dimana beberapa partai politik sudah mulai melakukan kampanye nya di berbagai tempat. Berbagai kegiatan kampanye dilakukan mulai dengan memasang atribut masing-masing partai di tempat yang strategis sampai penggunaan media sosial sebagai tempat berkampanye. Hal itu dilakukan agar partai dan calonnya mendapatkan suara terbanyak didalam pemilu 2024.
Walaupun belum dimulainya masa kampanye Ideal nya dalam proses kampanye yang dilaksanakan dengan menyampaikan program yang akan dilakukan ketika terpilih nanti. Tetapi saat ini justru ramai penyebaran berita dengan melakukan kampanye negatif yaitu dimana salah satu calon mengungkapkan kelemahan dan kesalahan lawan politiknya. Selain kampanye negatif tadi kita juga mengenal istilah kampanye hitam yaitu dengan menuduh pasangan calon dengan tuduhan palsu yang belum terbukti atau melalui hal-hal yang tidak relevan terkait kapasitasnya dia sebagai pemimpin.
Tujuan dari kedua nya jelas memojokan dan menghancurkan karakter lawan politiknya dengan harapan dia akan memperoleh suara terbanyak sehingga bisa memenangkan pemilu. Dan yang menariknya kampanye hitam maupun kampanye negatif ini dilakukan menggunakan media sosial WhatsApp Group. Kita sering sekali mendapatkan pesan berantai yang isinya menjelekan salah satu calon atau partai politik tertentu yang ketika kita telusuri tidak jelas sumbernya atau berita hoaks.
Saat ini memang banyak pilihan media yang bisa digunakan oleh masyarakat. Setelah mereka lelah bekerja, seseorang akan lebih memilih menonton televisi dibanding dengan mendengarkan radio. Masyarakat lebih memilih berselancar di internet mencari pemberitaan dibanding membaca majalah atau koran. Dan pastinya mereka akan menggunakan media WhatsApp Group sebagai media komunikasi mereka.
Sangat disayangkan ketika WAG yang selama ini menjadi ajang silaturahmi kita dengan saudara, rekan kerja, tetangga kini mulai panas akibat salah satu dari rekan atau saudara kita yang menyebarkan berita melalui pesan berantai di WAG dimana isinya menjelek-jelekan salah satu calon atau partai politik tertentu. Berbagai cara yang dilakukan oleh orang-orang yang ada didalamnya untuk meredam pemberitaan tersebut. Ada yang merespon dengan mengungkapkan kejelekan dari calon yang lainnya sehingga pemberitaannya semakin membuat kita pusing ketika berada di WAG tersebut.
Ada juga yang lebih memilih untuk diam ketika salah satu diantara rekan atau saudara kita menyebarkan pesan berantai tersebut. Menurutnya kita harus mengembalikan fungsi asli dari WAG yaitu silaturahmi. Bahkan tidak sedikit dari kita yang lebih memilih untuk keluar grup agar tidak terbawa emosi dan mengikuti alur dari apa yang disampaikan oleh salah satu rekan atau saudara kita. Bahkan dalam beberapa pemberitaan justru tidak terbukti sehingga membuat suasana semakin panas.
Tidak salah memang ketika kita mendukung salah satu calon atau partai politik tertentu karena sebagai warga negara kita memiliki hak yang diatur oleh konstitusi. Tetapi kita juga perlu ingat keberpihakan kita kepada salah satu calon atau partai politik tidak lantas membuat kita bisa menjelekan calon yang lain. Bersikaplah bijak dalam menggunakan media sosial jangan sampai karena kesalahan kecil yang kita lakukan di WAG bisa berdampak buruk untuk kita.
Penulis adalah PW DKI Jakarta, Guru PPKn SMP Negeri 42 Jakarta dan CGP Angkatan 8 Jakarta Utara