Pengaruh Organisasi Terhadap Pencapaian Mahasiswa Dalam Sudut Pandang Sosiologi
Oleh: Brilliant Budi Nurani
Mahasiswa bukan hanya siswa yang mengejar pendidikan formal, tetapi juga orang yang berperan sebagai penggerak perubahan dalam masyarakat. Keterlibatan dalam organisasi sering kali merupakan komponen penting yang mempengaruhi pengalaman dan perkembangan siswa dalam upaya mencapai prestasi akademik dan non-akademik. Pengaruh organisasi terhadap pencapaian mahasiswa akan dibahas dalam artikel ini dari sudut pandang sosiologi, dengan dukungan literatur.
Perspektif Sosiologi tentang Organisasi
Organisasi dianggap sebagai struktur sosial dengan aturan dan norma yang mengatur bagaimana anggotanya berinteraksi satu sama lain. Organisasi siswa membantu integrasi individu dalam sistem pendidikan yang lebih luas, menurut teori fungsional struktural (Merton, 1968). Organisasi ini tidak hanya memberikan pengetahuan praktis yang melengkapi pendidikan formal, tetapi juga menawarkan platform untuk membangun keterampilan sosial dan keterampilan kepemimpinan.
Pengaruh Organisasi terhadap Pencapaian Akademik
Dalam penelitian Suartini, T., & Sukandar, A. (2016) menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang positif signifikan antara keterlibatan mahasiswa pada organisasi kemahasiswaan dengan motivasi belajar mahasiswa. keterlibatan dalam kelompok mahasiswa dapat menguntungkan hasil akademik. Keterlibatan mahasiswa pada organisasi kemahasiswaan yang meliputi keterlibatan fisik, mental, dan transfer belajar hasil pengalaman pada organisasi kemahasiswaan berada pada kategori cukup. Hal ini menunjukan bahwa keterlibatan mahasiswa yang baik pada organisasi kemahasiswaan akan menghasilkan motivasi belajar yang baik pula.
Dari sini bisa dikatakan bahwa mahasiswa yang berpartisipasi dalam organisasi cenderung memiliki kemampuan berpikir kritis dibandingkan dengan mahasiswa yang tidak berpartisipasi. Hal ini disebabkan oleh fakta bahwa menjadi bagian dari organisasi mengharuskan mahasiswa untuk menemukan cara untuk menyeimbangkan aktivitas akademik mereka dengan kegiatan organisasi. Dengan melakukan ini, mahasiswa secara tidak langsung menjadi lebih baik dalam organisasi.
Mahasiswa yang terlibat dalam organisasi memiliki dorongan intrinsik yang lebih besar untuk belajar, yang pada gilirannya dapat menghasilkan peningkatan prestasi akademik. Mahasiswa memiliki motivasi ini karena mereka lebih terhubung dengan lingkungan kampus dan memiliki tujuan yang lebih besar.
Pengembangan Keterampilan Sosial dan Keterampilan Kepemimpinan
Organisasi mahasiswa juga berfungsi sebagai tempat yang bagus untuk latihan keterampilan sosial dan keterampilan kepemimpinan. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Setyono (2013), berpartisipasi dalam organisasi memiliki manfaat yang baik bagi siswa. Mereka lebih mudah bergaul dan memiliki banyak hubungan, dan memiliki lebih banyak pengalaman (soft skill, kemampuan bersosaialisasi, relasi, penyelesaian masalah), daripada siswa yang tidak berpartisipasi dalam organisasi. Mereka juga mandiri, tidak tergantung pada orang lain, berpikiran luas dan rasional, dan memiliki rasa solidaritas yang tinggi terhadap sesama siswa, terutama anggota.
Keterlibatan dalam organisasi dapat membantu mahasiswa belajar berkomunikasi, bekerja sama, dan menjadi pemimpin, selain itu keterampilan interpersonal mahasiswa diperkuat dari pengalaman memimpin berbagai kegiatan yang ada dalam progam organisasi yang mereka ikuti, bekerja dalam tim, dan berhubungan dengan orang-orang dalam organisasi.
Keahlian ini dapat dianggap sebagai modal sosial dari sudut pandang sosiologi (Bourdieu, 1986). Modal sosial adalah jaringan sosial dan hubungan yang dapat digunakan seseorang untuk keuntungan pribadi atau profesional. Untuk mahasiswa, membangun modal sosial melalui partisipasi dalam organisasi dapat membuka lebih banyak peluang untuk jaringan kerja dan karier di masa depan.
Dampak Negatif
Namun, keterlibatan dalam organisasi tidak selalu menghasilkan hasil yang baik terdapat beberapa tantangan dan konsekuensi buruk yang perlu diperhatikan. Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Setyono (2013) menunjukkan konsekuensi negatif dari keaktifan dalam organisasi, termasuk mengikuti kuliah terlambat atau membolos demi mengikuti kegiatan organisasi, dan seringkali tidak menyelesaikan tugas perkuliahan tepat waktu.
Mahasiswa menunda tugas kuliah mereka jika mereka tidak tepat waktu. Hal ini akan berpotensi kurang baik bagi kelancaran studi mereka apabila dilakukan secara terus menerus dengan tidak memperbaiki manajaemen waktu yang baik dapat menurunkan prestasi akademik. Selain itu, jika terlalu banyak terlibat dalam kegiatan organisasi yang tidak memiliki struktur dengan jelas juga dapat menyebabkan kelelahan dan stres, yang dapat mengganggu kinerja akademik. Untuk menjaga agar siswa tidak kewalahan oleh tuntutan yang berlebihan, penting untuk menjaga keseimbangan antara kegiatan akademik dan non-akademik.
Sehingga bisa diambil sebuah kesimpulan bahwa organisasi mahasiswa dalam perspektif sosiologi, memainkan peran penting dalam membentuk pengalaman dan pencapaian mahasiswa. Seseorang dapat meningkatkan prestasi akademiknya, memperoleh keterampilan sosial dan kepemimpinan, dan membangun jaringan sosial yang bermanfaat di masa depan dengan berpartisipasi dalam organisasi. Namun, penting bagi siswa dan lembaga pendidikan untuk memahami konsekuensi dan akibat buruk dari keterlibatan yang berlebihan dalam kelompok atau organisasi.
Institusi pendidikan tinggi harus memastikan bahwa semua siswa memiliki kesempatan yang sama untuk terlibat dan memperoleh manfaat dari aktivitas sosial sambil juga mendorong partisipasi. Organisasi mahasiswa dapat menjadi cara yang bagus untuk membantu siswa mencapai potensi terbaik mereka jika mereka menggunakan pendekatan yang inklusif dan menyediakan sumber daya yang cukup dengan keseimbangan waktu baik antara kegiatan akademik dan non-akademik.
Referensi
Bourdieu, P. (1986). “The Forms of Capital.” Handbook of Theory and Research for the Sociology of Education.
Merton, R. K. (1968). “Social Theory and Social Structure.” Free Press.