Pentingnya Mengajarkan Pendidikan Demokrasi Sejak di Bangku Sekolah

 Pentingnya Mengajarkan Pendidikan Demokrasi Sejak di Bangku Sekolah

Pendidikan demokrasi merupakan suatu konsep pendidikan yang bertujuan untuk membentuk warga negara yang cerdas, kritis, dan partisipatif dalam kehidupan demokratis. Pendidikan demokrasi tidak hanya fokus pada transfer pengetahuan akademis, tetapi juga menekankan pada pembentukan sikap, nilai, dan keterampilan yang diperlukan untuk berpartisipasi aktif dalam proses demokrasi.

Pendidikan demokrasi bertujuan untuk menciptakan lingkungan belajar yang inklusif, di mana beragam pandangan dan pendapat dihargai dan diakui. Siswa diajarkan untuk menghormati hak asasi manusia, kebebasan berpendapat, serta nilai-nilai demokratis lainnya. Proses pembelajaran juga melibatkan diskusi terbuka, debat, dan simulasi situasi demokratis untuk melatih kemampuan berpikir kritis dan pengambilan keputusan yang berbasis pada nilai-nilai demokrasi.

Beberapa ahli juga mengungkapkan berbagai pengertian terkait dengan pendidikan demokrasi. Berikut adalah beberapa definisi dari ahli-ahli pendidikan dan politik yang mengulas konsep pendidikan demokrasi:

John Dewey:

John Dewey, seorang filsuf dan pendidik terkenal, memberikan kontribusi besar terhadap pemahaman pendidikan demokrasi. Baginya, pendidikan demokrasi adalah suatu proses pembelajaran yang melibatkan partisipasi aktif siswa dalam kehidupan sekolah, membangun keterampilan berpikir kritis, serta mengembangkan sikap sosial dan moral yang demokratis.

Paulo Freire:

Paulo Freire, seorang pendidik asal Brasil, menekankan konsep pendidikan sebagai alat pembebasan dan transformasi sosial. Pendidikan demokrasi menurut Freire adalah proses di mana individu belajar untuk berpartisipasi dalam mengidentifikasi dan memecahkan masalah sosial, serta mengembangkan kesadaran kritis terhadap realitas politik dan sosial mereka.

Michael Apple:

Michael Apple, seorang ahli pendidikan kritis, menyatakan bahwa pendidikan demokrasi harus mencakup pemerataan akses terhadap pendidikan, penekanan pada keadilan sosial, dan pengembangan kapasitas kritis siswa untuk menganalisis dan mengubah realitas sosial.

Dewi Candraningrum:

Dewi Candraningrum, seorang ahli pendidikan Indonesia, menekankan bahwa pendidikan demokrasi di Indonesia harus mencakup pembelajaran tentang hak asasi manusia, partisipasi politik, pluralisme, dan penghargaan terhadap keberagaman budaya sebagai landasan pembentukan warga negara yang demokratis.

Melalui pendidikan demokrasi, diharapkan masyarakat dapat mengembangkan pemahaman yang lebih baik tentang prinsip-prinsip demokrasi, memahami peran serta tanggung jawab sebagai warga negara, dan mampu berkontribusi dalam membangun masyarakat yang adil, inklusif, dan berdasarkan pada keadilan sosial.

Dengan demikian, pendidikan demokrasi menjadi kunci penting dalam membentuk generasi yang dapat menjaga dan mengembangkan sistem demokrasi untuk keberlanjutan pembangunan masyarakat dan negara. Penting untuk diingat bahwa pandangan ini mencerminkan variasi dalam pemahaman dan pendekatan terhadap pendidikan demokrasi, dan setiap ahli dapat menambah dimensi yang berbeda sesuai dengan konteks dan nilai-nilai yang mereka anut.

Lantas, mengapa pendidikan demokrasi perlu diajarkan sejak dini kepada peserta didik? 

Pendidikan demokrasi yang diajarkan sejak dini memiliki beberapa alasan dan manfaat yang signifikan. Berikut adalah beberapa argumen mengapa pendidikan demokrasi harus dimulai sejak dini di sekolah:

a) Pembentukan Nilai-Nilai Demokratis:

Mengajarkan pendidikan demokrasi sejak dini membantu membentuk nilai-nilai demokratis dalam diri anak-anak. Dengan memahami prinsip-prinsip demokrasi seperti kebebasan, kesetaraan, dan keadilan, anak-anak dapat tumbuh menjadi warga negara yang memiliki pemahaman yang kuat tentang hak-hak dan tanggung jawab mereka dalam masyarakat.

b) Pengembangan Keterampilan Sosial:

Pendidikan demokrasi melibatkan pembelajaran keterampilan sosial yang penting, seperti kerjasama, komunikasi efektif, dan partisipasi aktif dalam keputusan kelompok. Anak-anak yang terlibat dalam proses demokratis di sekolah dapat mengembangkan keterampilan ini sejak dini, yang sangat berguna dalam kehidupan sehari-hari dan di masa depan.

c) Meningkatkan Kesadaran Politik:

Dengan memperkenalkan konsep demokrasi sejak dini, anak-anak dapat meningkatkan kesadaran politik mereka. Mereka akan belajar tentang struktur pemerintahan, proses politik, dan pentingnya partisipasi dalam pengambilan keputusan. Ini membantu menciptakan warga negara yang lebih terinformasi dan terlibat secara politik di kemudian hari.

d) Membentuk Kritisitas dan Pemikiran Kritis:

Pendidikan demokrasi mendorong pemikiran kritis dan analisis terhadap isu-isu sosial dan politik. Anak-anak yang terlibat dalam diskusi, debat, dan simulasi demokratis akan lebih cenderung mengembangkan kemampuan berpikir kritis serta memiliki sikap yang kritis terhadap informasi yang diterima.

 e) Pencegahan Intoleransi dan Diskriminasi:

Melalui pendidikan demokrasi, anak-anak dapat memahami pentingnya menghormati keberagaman, menghargai hak asasi manusia, dan mencegah intoleransi serta diskriminasi. Ini membantu menciptakan lingkungan sekolah yang inklusif dan mendukung masyarakat yang adil dan setara. 

f) Membentuk Kewarganegaraan yang Bertanggung Jawab:

Pendidikan demokrasi membantu membentuk kewarganegaraan yang bertanggung jawab. Anak-anak diajarkan untuk memahami tanggung jawab mereka sebagai anggota masyarakat, serta pentingnya kontribusi positif untuk pembangunan masyarakat yang demokratis.

Mengajarkan pendidikan demokrasi sejak dini adalah investasi jangka panjang dalam pembentukan generasi yang paham nilai-nilai demokrasi, memiliki keterampilan sosial yang baik, dan siap berpartisipasi aktif dalam masyarakat. (tnp)

Spread the love

Yudhi Kurnia

redaksi@satuguru.id

Related post

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *