Menjaga tulisan tangan ala satuguru.id
Semenjak hadirnya perangkat komputer, handphone, dan smartphone aktifitas menulis selalu dilakukan dengan dibantu alat-alat tersebut lewat aplikasi. Aktifitas menyimpan informasi atau menulis informasi sudah sangat jarang dilakukan dengan manual atau tulisan tangan. Bahkan, ballpoint ditangan saat ini hanya sebatas untuk menanda tangan atau membuat checklist-an.
Untuk itu jangan heran jika di masa depan menulis menggunakan tangan menjadi sebuah tantangan. Akan banyak orang yang sulit untuk menulis dengan bagus menggunakan tangan sendiri. Orang akan bergantung dengan aplikasi dan menulis lewat tombol-tombol huruf dalam sebuah perangkat.
Jika kita mengingat saat belajar di jenjang sekolah dasar dulu kita pernah belajar menulis, baik itu tulisan latin atau tulisan tegak bersambung. Tulisan latin (bukan tegak bersambung) merupakan tulisan yang terlihat tidak dinamis, penulisan dari huruf ke huruf terputus oleh jeda, berbeda dengan tegak bersambung, huruf demi huruf dalam sebuah kata itu terlihat dinamis.
Meski zaman semakin berubah menuju kebaikan akan tetapi nampaknya kemampuan menulis, semangat menulis dan daya tahan menulis seseorang dari masa ke masa terlihat semakin berkurang. Saat ini orang akan lebih menulis dengan komputer ataupun handphone, fasilitas copy-paste menjadi bagian penting dari percepatan dan membangkitkan kemalasan. Melalui copy paste kita akan menjadi cepat selain itu akan memunculkan masalah terkait hak cipta.
Menulis tangan menjadi satu skill yang senantiasa diperlukan meskipun sedikit yang memerhatikan karena kemajuan zaman. Orang akan lebih senang dengan hal yang cepat dan mudah. Kehadiran komputer, handphone, dan smartphone sangat memengaruhi ritme bekerja manusia saat ini.
Lingkungan pendidikan (sekolah) menjadi ujung tombak penjaga kompetensi menulis tangan. Guru beserta muridnya harus bisa mempertahankan kemampuan menulis walaupun digempur oleh kemudahan menulis dengan menggunakan komputer dan lain-lain.
Lomba-lomba menulis dengan manual ataupun tulisan tangan jarang sekali dilakukan. Bahkan, lomba menulis saat ini lebih gampang dilakukan dengan berbantukan aplikasi. Hal ini lebih disebabkan kemampuan menulis tangan antar masing-masing individu berbeda-beda. Kualitas tulisan-pun berbeda, dengan demikian sangat sulit menentukan standar penulisan.
Harus ada yang menginisiasi agar menulis dengan tangan tetap diminati meski kecanggihan teknologi menghantui. Mari kita dorong sekolah-sekolah atau lembaga-lembaga pendidikan untuk bisa menyelenggarakan kegiatan merawat menulis tangan dengan penyelenggaraan even-even yang menggembirakan.
Sebetulnya lomba menulis tangan bisa diintegrasikan dengan menggunakan teknologi. Semisal, tulisan tangan bisa dikonversikan menjadi dokumen e-book. Sehingga karya tulis bisa dinikmati oleh banyak orang.
Tulisan tangan mampu dianalisis dengan menggunakan ilmu khusus dalam membaca tulisan tangan ilmu tersebut adalah grafologi. Melalui goresan tulisan tersebut seseorang akan bisa dibaca atau diprediksi karakternya. Manfaat ini bisa digunakan sebagai sebuah data yang berharga di masa yang akan datang.
Bahkan saat ini banyak sekali kasus-kasus yang menggunakan ilmu grafologi dalam menguak misterinya. Menulis tangan tentu tidak akan hilang jika kita semua bersinergi untuk menjaga dan terus merawat kemampuan menulis tangan dengan kegiatan-kegiatan yang akan melatih, membangkitkan dan menjaga semangat menulis tangan.
Mari kembali untuk bersemangat menulis rutin dengan tangan dan temukan keajaiban. (yk)
2 Comments
Terima kasih atas informasinya
sama-sama omjay