Pesantren Madrasah Sekolah

 Pesantren Madrasah Sekolah

Buku Pesantren Madrasah Sekolah ini ditulis oleh Dr. Karel Steenbrink, seorang sarjana Jurusan Studi Agama Islam dari Fakultas Teologi Universitas Katolik Nijmegen Belanda. Pada bulan Maret 1970 Steenbrink berangkat menuju Indonesia. Berikut resensinya yang ditulis oleh Rusydy Zakaria, M.Ed.M.Phil.

Awalnya beliau ingin melakukan studi tentang perbandingan tafsir; namun ketika tiba di Indonesia beliau menyadari bahwa diskusi tentang metode tafsir belum berkembang; yang ada baru “penterjemahan” sederhana ayat-ayat  Al-Quran untuk keperluan khutbah atau pengajian agama (hal. ix). Oleh karena itu, kemudian beliau memutuskan untuk pindah ke judul baru, yaitu Perkembangan Kehidupan Pesantren yang sudah disiapkan sebagai reserve (hal ix). Alasan lain perubahan judul ini adalah karena alasan cultural; sebagai seorang penganut Khatolik beliau merasa lebih “at home” dengan orang Nahdlatul Ulama yang memiliki kesamaan ritual keagamaan, seperti ziarah  ke tempat suci, memakai tasbih, bernyanyi (barzanzi) dan menjalani kehidupan dalam biara (ihtikaf). Selengkapnya dapat diunduh DISINI.

Buku yang berjudul Pesantren Madrasah Sekolah dengan sub judul Pendidikan Islam dalam kurun Moderen berhasil memotret gambaran perkembangan pendidikan Islam di Indonesia, walaupun potret yang diberikan belum begitu mendalam dan lengkap. Hal ini diakui sendiri oleh penulis bahwa tidak banyak data-data tertulis yang merekam perkembangan pendidikan Islam, terutama pada awal-awal perkembangannya. Namun sebagai studi yang dilakukan yang seorang peneliti asing, studi ini dapat dianggap cukup berhasil mengidentifikasi dan memetakan situasi dan kondisi serta perkembangan penedidikan Islam di Indonesia. Salah satu temuan penting adalah thesis tentang dualism atau dikhotomi pendidikan yang diselenggarakan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dan Kementerian agama. Penjelasan lebih jelas akan dikemukakan pada uraian tentang potret perkembangan pendidikan Islam sejak zaman colonial sampai zaman kemerdekaan.

Spread the love

Related post

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *