Pertunjukan Kolosal Saung Angklung Mang Udjo yang Mendunia
Saung Angklung Udjo bisa dibilang sebagai salah destinasi wisata budaya Indonesia yang sangat tersohor. Bergerak untuk melestarikan angklung, keberadaan Saung Angklung Udjo memberikan dampak besar bagi sektor pariwisata dan ekonomi kreatif (parekraf) tanah air.
Dilihat dari sisi sejarah, perjalanan Saung Angklung Udjo tidaklah mudah. Seperti namanya, Saung Angklung Udjo didirikan oleh Udjo Ngalagena bersama istrinya Uum Sumiati. Mang Udjo, begitu sapaan akrabnya, merupakan murid dari Daeng Soetigna, seorang seniman angklung asal Pameungpeuk, Garut yang pernah pentas dalam acara Konferensi Asia Afrika 1955.
Meskipun telah belajar angklung sejak kecil, namun dari Daeng Soetigna-lah Mang Udjo belajar lebih banyak perihal seni pertunjukan angklung. Berbekal pengetahuannya, pada 1966 Mang Udjo bersama istrinya, Uum Sumiati mendirikan Saung Angklung Udjo.
Pada awal berdiri, sanggar angklung ini mengadakan pelatihan yang bisa diikuti oleh anak-anak di sekitar rumah. Seiring berjalannya waktu, nama Saung Angklung Udjo semakin dikenal luas.
Hal ini membuat Dinas Pariwisata Kodya Bandung pada 1971 menunjuknya sebagai objek wisata. Sejak saat itu, wisatawan mancanegara maupun nusantara mulai berkunjung ke Saung Angklung Udjo.
Di tahun yang sama, pemerintah memfasilitasi Mang Udjo untuk terus belajar mengembangkan saungnya tersebut. Upaya ini dilakukan pemerintah dengan memberikan Udjo beasiswa studi banding pengolahan bambu ke Thailand. Langkah ini membuat Saung Angklung Udjo kian berkembang pesat.
Peran Saung Angklung Udjo dalam Pariwisata Indonesia
Selepas ditunjuk sebagai salah satu destinasi wisata di Bandung, Saung Angklung Udjo tidak pernah sepi pengunjung. Padahal strategi awal promosi yang dilakukan Saung Angklung Udjo adalah mengundang dan mendatangi sekolah-sekolah untuk menonton seni pertunjukan angklung.
Upaya ini bersambut, pengunjung Saung Angklung Udjo tak hanya didominasi wisatawan nusantara, bahkan sejak 1990 Saung Angklung Mang Udjo juga ramai didatangi wisatawan mancanegara.
Tidak heran jika saat ini Saung Angklung Udjo menjadi salah satu penggerak wisata budaya di Indonesia. Tidak hanya menonton pertunjukan seni angklung, di sini kita bisa belajar angklung, mengikuti workshop angklung, bermalam di guest house bernuansa Sunda, hingga membeli cendera mata khas Saung Angklung Udjo sebagai dukungan bagi ekonomi kreatif di Indonesia.
Salah satu kreativitas yang ditunjukkan Saung Angklung Udjo dalam menggaet wisatawan adalah cara mereka mengajarkan bermain angklung. Wisatawan yang sama sekali tidak mengenal nada angklung, seolah dengan mudah bisa bermain angklung hanya dengan sedikit instruksi dari instrukturnya. Tak hanya wisatawan dalam negeri, wisatawan mancanegara pun ketagihan bermain angklung.
Sebelum pandemi, jadwal pertunjukan di Saung Angklung Udjo digelar secara reguler setiap hari, pukul 15.30 wib. Bahkan, jika sedang ada pengunjung yang telah melakukan reservasi, jadwal pertunjukan terbagi dalam 4 sesi (pagi, siang, sore, malam).
Sayangnya, ketika pandemi melanda, Saung Angklung Udjo mengalami penurunan omset dan pengunjung yang sangat drastis. Mirisnya, seperti dilansir dari Kompas.com, pengelola telah melakukan PHK lebih dari 90 persen karyawannya sebagai efek pandemi.
Melihat hal ini, pemerintah tidak tinggal diam. Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno menyebutkan Saung Angklung Mang Udjo sedang menjadi perhatian pemerintah.
Saat ini Saung Angklung Udjo yang diinisiasi pemerintah sedang membuat sebuah jingle untuk menggeliatkan kembali pekerjanya. Upaya ini cukup memberikan dampak bagi kelangsungan industri kreatif Saung Angklung Udjo.
Selain itu, Yayasan Saung Angklung Udjo menginisiasi sebuah campaign bertajuk Selamatkan Pelaku Seni Tradisional yang bisa Anda akses di laman https://kitabisa.com/campaign/solidaritasangklungudjo
Menurut Direktur Utama Saung Angklung Udjo, Taufik Hidayat, di tengah pandemi saat ini Saung Angklung Udjo masih buka. Hanya saja, tidak ada pertunjukkan reguler yang digelar untuk aktivitas wisatawan yang datang.
Rekam jejak gemilang Saung Angklung Udjo
Nama Saung Angklung Udjo tidak dapat dipisahkan dari deretan prestasi yang melekat. Sejak 1980-an, industri kreatif ini telah sibuk memenuhi undangan dari luar negeri.
Pada 1982, Saung Angklung Udjo berhasil mengadakan pertunjukan di Den Haag, Belanda. Selanjutnya, ke Kepulauan Solomon (1985), Riyadh (1988), Jepang (1995), dan London (1996).
Pada 2000-an kelompok kreatif ini berhasil mengadakan konser kolaborasi dengan Sherina. Nama besar Saung Angklung Udjo terus naik daun, baik di tanah air maupun mancanegara. Terbukti pada 2001 Saung Angklung Udjo diundang untuk memberikan pelatihan angklung di Fukuoka, Jepang.
Sederet prestasi cemerlang lainnya terus bermunculan dari grup kesenian ini. Di 2004, Saung Angklung Udjo menerima penghargaan “Heritage and Cultural Gold Award” di Pulau Jeju, Korea Selatan.
Saung Angklung Udjo juga berhasil memecahkan rekor dari Guinness World Records dalam permainan angklung dengan peserta terbanyak pada 2011. Dalam pemecahan rekor dunia ini, Saung Angklung Udjo melibatkan lebih dari 5.000 orang di Amerika Serikat.
Berturut-turut dari 2016 hingga 2018, Saung Angklung Udjo terus menorehkan prestasi. Pada 2016, kelompok seni ini berhasil meraih penghargaan “Best ASEAN Cultural Preservation Effort” dalam ASEANTA Award di Filipina. Sedangkan pada 2017 dan 2018, berhasil tampil di ajang Festival Kampung Indonesia, Stockholm, Swedia.
Sumber: https://www.kemenparekraf.go.id/