Tutug Oncom dan Kekayaan nilai yang dikandungnya.

 Tutug Oncom dan Kekayaan nilai yang dikandungnya.

*Oleh : Asjun

Bangsa Indonesia adalah bangsa yang kaya akan sumber alam, dan sejak dahulu dikenal sebagai bangsa yang sangat pandai dalam mengolah makanan. Makanan disajikan dalam berbagai ragam bentuk, warna, dan rasa yang khas. Semua makanan yang terlahir ternyata menggunakan kekayaan alam yang diberikan oleh Sang Pencipta.

Pada tulisan ini, saya akan berbicara tentang Tutug Oncom yang mungkin di kalangan generasi sekarang kurang familiar. Mereka jarang bahkan tidak tahu apa itu tutug oncom. Padahal, Tutug Oncom adalah salah satu kekayaan kuliner yang berisi nilai kearifan lokal dan budaya Indonesia yang kuat.

Olahan makanan di Indonesia sebenarnya tidak jauh dari olahan nasi. Nasi merupakan makanan pokok bagi sebagian besar masyarakat di Indonesia atau Nusantara. Setiap daerah memiliki olahan nasi dengan keunikannya masing-masing. Salah satunya adalah nasi tutug oncom, konon berasal dari dua daerah, yaitu Tasikmalaya dan Sumedang. Sebagian orang tidak mengenal jenis makanan ini. Padahal, katanya makanan ini enak dan luar biasa.

Kita sering kali mendengar ungkapan “Tak kenal maka tak sayang.” Saya yakin para pembaca sangat memahami apa makna di balik ungkapan tersebut. Akan tetapi, di dunia kuliner, ungkapan ini berubah menjadi “Tak kenal maka tak kenyang.” Pada ungkapan ini mengandung makna jika kita mengenalnya, tentu kita mengetahui apa manfaatnya dan tentu saja ingin mencobanya. Setelah itu, maka kenyanglah kita.

Pada tulisan kali ini, Anda akan dibawa mengenal makanan khas Tasikmalaya dan Sumedang, yaitu Tutug Oncom.

Nasi tutug oncom adalah nasi yang dicampur dengan oncom tumbuk. Nasi tutug oncom harus disajikan dalam kondisi hangat. Perpaduan rasa asin, gurih, dan pulen sangat terasa saat nasi dikunyah di mulut. Sedangkan kata “tutug oncom” berasal dari Bahasa Sunda yang artinya “dihancurkan” atau “diketuk”, sedangkan oncom adalah sejenis makanan hasil bioteknologi dari fermentasi yang dibuat dari ampas kedelai. Kombinasi unik inilah nasi dan oncom dipadukan menjadi Tutug Oncom.

Nasi tutug oncom merupakan nasi yang dikolaborasikan atau dipadukan dengan berbagai jenis makanan. Nasi Tutug Oncom memiliki rasa yang unik dan khas. Kombinasi antara nasi yang gurih dan tekstur oncom yang kenyal memberikan sensasi makan yang memuaskan. Oncom memiliki rasa yang gurih dan sedikit manis dengan sedikit keasaman, sehingga memberikan dimensi rasa yang berbeda pada hidangan ini.

Hasil akhir dari nasi tutug oncom adalah hidangan yang sangat lezat dengan cita rasa gurih, pedas, dan sedikit manis dari oncom. Hidangan ini sering disajikan dengan berbagai lauk pauk tradisional, seperti ayam goreng, ikan bakar, tahu tempe, dan lalapan segar seperti mentimun dan daun kemangi. Selain itu, dengan adanya nasi tutug oncom, maka akan membantu ekonomi yang ada di daerah tersebut. Mungkin bagi para petani kedelai ini akan membawa berkah.

Terutama di wilayah Tasikmalaya dan Sumedang, makanan ini tidak asing lagi. Mereka mungkin hampir setiap hari makan nasi tutug oncom. Dulu nasi tutug oncom bisa dikatakan nasi kalangan rakyat jelata, tapi saat ini tidak lagi seiring dengan perjalanan waktu dan teknologi yang semakin canggih. Hal ini telah membawa angin segar dan perubahan yang sangat besar karena di beberapa tempat seperti warung, kafe, sampai rumah-rumahan kadang akan menyediakan makanan ini. Perpaduan nasi dan oncom ini banyak dijual di beberapa rumah makan di kota-kota besar seperti Bandung, Jakarta, dan mungkin kota lainnya. Cukup disayangkan mungkin di antara kita ada yang tidak mengenal makanan ini, terutama bagi generasi milenial. Padahal, makanan yang dulu merakyat dan dimakan oleh orang-orang pinggiran lambat-laun menjadi makanan elit yang sudah tersedia di rumah makan bahkan sampai ke restoran.

Naik Kelas

Awalnya nasi tutug oncom adalah menu makanan harian bagi masyarakat kelas bawah di tanah Sunda. Oncom merupakan makanan asli masyarakat Sunda dengan bahan baku kedelai dan dijual dengan harga sangat terjangkau. Karena itu, oncom pun dijadikan salah satu lauk pendamping nasi oleh masyarakat kelas bawah pada era 1940-an. Terlebih pada era itu, harga komoditas pokok masyarakat, termasuk beras, nyaris tak terjangkau oleh masyarakat kelas bawah. Mereka pun harus berpikir/mengakalinya dengan mencampurkan oncom dan nasi agar terlihat lebih padat serta banyak. Rasanya yang enak membuat lambat laun makanan ini naik kelas dan disukai oleh berbagai kalangan masyarakat. Tutug oncom tidak lagi dikonsumsi secara terbatas oleh kalangan tertentu saja. Itulah sebabnya, nasi tutug oncom kini tak hanya dijual di warung pinggiran jalan. Karena rasanya yang bisa membuat lidah bergoyang dan membuat lambung ketagihan akan makan tersebut, maka para pengusaha kuliner mulai melirik makanan tersebut dan mulai mengembangkannya ke tingkat ekonomi yang lebih tinggi seperti kafe, restoran, atau rumah makan.

Berdasarkan dari proses pembuatan, merasakan kelezatan nasi ini dan kemudian saya mencoba merenungi makna dari hadirnya tutug oncom yang merupakan sebuah makanan yang tersaji dari gabungan dan kolaborasi beberapa bahan makanan yang menyatu dan menjadikan sebuah citarasa yang khas.

Pertama : Jangan gusar dan takut dengan segala cobaan hidup karena itu akan membawa kita naik level. Proses bagaimana Tutug Oncom yang tadinya hanya berasal dari butiran kacang kedelai atau kacang tanah sehingga berubah dijadikan makanan yang lezat tidak lepas dari sebuah proses yang panjang. Harus melalui proses penggilingan, setelah itu dilanjutkan dengan fermentasi sehingga dari sanalah mulai terbentuk oncom yang hakiki. Sekilas memang membuat hancur secara fisik kacang tanah dan kedelai tersebut, tapi sesungguhnya hal tersebut merubah wujudnya menjadi makanan yang lezat bermanfaat bagi manusia. Begitu pun dengan kehidupan, adanya ujian dan cobaan itu perlu guna menguatkan kita menjadi manusia yang berbudi luhur sehingga dari sisi rohani kadar ketaqwaannya bertambah.

Kedua : Dalam kehidupan dipenuhi dengan ujian dengan gemerlapnya aneka warna kehidupan, kadang membuat kita tertawa, adakalanya membawa kita menangis, kadang kita berada di atas dan kadang di bawah. Melihat dari sejarahnya, Tutug Oncom dahulu hanya dimakan oleh rakyat jelata, tapi seiring perkembangan teknologi dan zaman, kita tak menyangka dengan melalui proses dan pengembangan, akhirnya membawa namanya menjadi makanan yang unik dan lezat. Jadi itulah kehidupan kita, tidak seperti roda yang berputar selalu mengalami perubahan. Jadi jangan mengeluh dan jangan gusar tentang apa yang telah dan sedang terjadi saat ini. Teruslah bergerak.

Ketiga : Harus pandai menyatukan rasa, raga, dalam berbagai persoalan hidup, artinya dalam menghadapi kehidupan haruslah seperti air yang selalu menyatu dengan ruang dan benda yang dilewatinya. Intinya, hidup itu harus dihadapi, dinikmati, dan disyukuri. Seperti butiran Tutug Oncom yang telah dicampur bumbu, menyatu dalam sepiring nasi. Walaupun beda jenis makanan, tapi bagaimana kedua bahan ini berani menyatu dan disatukan. Yang pada akhirnya keduanya memberikan kelezatan rasa yang berbeda. Dan begitu juga dengan sebuah kehidupan, kita hanya berusaha dan berikhtiar, terkait hasil kita serahkan kepada yang memegang Takdir.

*SMA Kemala Bhayangkari

Spread the love

Yudhi Kurnia

redaksi@satuguru.id

Related post

1 Comment

  • Nasi Tutug Oncom is a typical food from West Java, Indonesia, which consists of rice that is ground or mashed with oncom. I really like it, and I look forward to hearing from you next. Thank you for the information about delicious culinary food this year. For more detailed information, please visit our website for further information

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *