Darurat Literasi di Era Teknologi

 Darurat Literasi di Era Teknologi

Berdasarkan Indeks Aktivitas Literasi Membaca Kemendikbud 2019, tidak ada satu provinsi pun di Indonesia yang termasuk ke dalam level aktivitas literasi tinggi dan sangat tinggi, miris bukan?.

Hanya 9 dari 34 provinsi yang masuk kategori aktivitas literasi sedang, lainnya masuk kategori rendah, dan 1 provinsi masuk kategori sangat rendah.

Budaya literasi Indonesia masuk di posisi 60 dari 61 negara pada 2016, menurut studi Central Connecticut State University, Amerika Serikat. Sungguh data yang jika kita membacanya dengan jernih kita bertanya, Ada Apa dengan Literasi di Indonesia?.

Untuk itu, program literasi di sekolah harus digencarkan dan harus menjadi prioritas. Pasalnya selama ini program literasi hanya dijadikan program sampingan. Pentingnya program literasi tidak hanya diterapkan di sekolah, namun juga harus dikembangkan secara integratif baik di rumah dan juga masyarakat.

Yang tak boleh luput juga, baiknya program literasi harus mencakup 6 dimensi literasi secara utuh. Enak dimensi tersebut yakni: baca-tulis, numerasi, sains, digital, finansial, budaya dan kewarganegaraan.

Penyebab Indonesia mengalami krisis literasi adalah karena kurangnya budaya membaca di kalangan anak-anak. Keterlibatan orang tua sangat penting dalam pemenuhan literasi anak sejak dini.

Membaca merupakan hal dasar dan penting untuk membentuk nalar kritis. Salah satu kesulitan pelajar Indonesia soal membaca adalah sulit memahami bacaan teks panjang.

Saat ini kita hidup di dunia yang sempit. Hanya dengan gadget di tangan, semua orang dapat mengakses informasi tentang apapun dari manapun lewat internet. Orang menjadi mudah untuk mengirimkan dan membaca informasi dari ataupun internet.

Hal ini tentu saja diperparah dengan fenomena kecanduan gadget yang membuat penggunanya menjadi pasif dan kehilangan kreativitas untuk mencipta dan berkreasi.

Hal ini tentu saja memunculkan tantangan baru bagi dunia pendidikan, terutama bagi para pendidik yang menjadi ujung tombak yang diharapkan dapat melakukan intervensi agar generasi muda dapat kembali terpantik untuk kembali membudayakan aktivitas membaca.

Menjadi seorang guru di zaman ini menjadi semakin sulit karena jika guru ingin didengarkan oleh siswanya, bisa dibilang guru harus menjadi lebih menarik dibandingkan konten-konten YouTube, TikTok, Instagram, dan media sosial lainnya. Apabila guru tidak bisa menciptakan suasana belajar yang menarik, sudah pasti ilmu yang hendak disampaikan pada akhirnya hanya akan menjadi angin lalu.

Lantas, langkah-langkah apa saja yang kira-kira dapat mulai diterapkan oleh para guru di tengah begitu banyak tuntutan yang saat ini dihadapi?

  1. Integrasikan Penguatan Literasi di Semua Mata Pelajaran

Seringkali guru masih berpikir bahwa mengajarkan literasi hanya dapat dilakukan di mata pelajaran Bahasa ataupun Ilmu Sosial. Pada kenyataannya, kemampuan literasi juga dibutuhkan dalam pemecahan masalah ilmiah di kehidupan sehari-hari. Selalu ada ruang bagi literasi untuk dapat diintegrasikan dengan semua mata pelajaran. Dalam pelajaran matematika dan sains, literasi dapat dikuatkan ketika para siswa ditantang untuk menyelesaikan soal cerita.

  1. Jangan Berhenti di Penjelasan Searah

Berikan alokasi waktu kepada siswa untuk bereksplorasi. Ada banyak opsi kegiatan yang bisa dilakukan dimana siswa mendapatkan peran yang lebih aktif dalam pembelajaran. Kegiatan seperti diskusi kelompok, refleksi konsep dengan berbagai media seperti menulis dan menggambar, dan observasi di lingkungan sekitar akan memantik rasa keingintahuan mereka untuk mengaitkan konsep yang mereka pelajari dengan aplikasinya di dunia nyata.

  1. Dedikasikan Waktu untuk Mendengarkan Progres Membaca Siswa

Kegiatan penguatan literasi harus menjadi suatu aktivitas yang berkelanjutan. Untuk menjadikan membaca sebagai budaya yang rutin dilakukan dan dinikmati oleh siswa, perlu ada umpan balik yang terus menerus harus diberikan oleh guru kepada siswa. (tnp)

 

Spread the love

Related post

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *