Mengalah Membawa Berkah
Sabtu siang itu, Kang Bejo bersama Ayahsalwa dan Kyai masuk ke sebuah pusat perdagangan di bilangan Cilitan Jakarta Timur untuk makan siang.
Bertiga bergegas ke lantai ke lantai 3 tempat banyak food court dengan aneka menunya. Di mulut lorong, seorang pramusajiwan (pramusaji pria) menyambut mereka dengan menyodorkan daftar menu makanan berserta daftar harganya.
Pramusajiwan mempersilahkan Kang Bejo dan rombongan singgah di deretan meja kursi yang yang ada di food court itu.
Belum sempat duduk, datanglah dengan tergopoh-gopoh seorang pramusajiwati menawarkan makanan yang dijajakan di lapaknya. Sang pramusajiwati dengan suara agak tinggi mengklaim bahwa dialah yang berhak untuk mendapatkan pesanan Kang Bejo, karena menurutnya dialah yang duluan melihat rombangan Kang Bejo.
Terjadilah adu mulut perebutan pengunjung antara pramusajiwan dan pramusajiwati. Melihat perselisihan tersebut, Kang Bejo menawarkan solusi yang menurutnya fair yaitu mereka berdua suit untuk menentukan siapa yang berhak mendapatkan pembeli
Pramusajiwati tidak mau menerima usulan solusi tersebut. Dengan suara yang tetap beintonasi tinggi, pramusajiwati bersikeras bahwa dialah yang melihat rombongan Kang Bejo terlebih dahulu dibanding pramusajiwan. Padahal, pramusajiwanlah yang pertama kali mempersilahkan rombongan Kang Bejo untuk duduk saat rombongan memasuki area food court.
Tidak mau berlama-lama dengan adu mulut, pramusajiwan mempersilahkan pramusajiwati untuk melayani rombongan Kang Bejo.
Pramusajiwati sudah bersenang hati karena berhasil memenangkan ‘pertempuran’. Pramusajiwan bisa jadi akan diomeli oleh tuannya karena tidak bisa mempertahankan calon pembeli yang sudah di tangan. Mungkin dengan bentakan kecil saja kepada pramusajiwati, dia akan dapat mempertahankan calon pembeli lapaknya.
Sedetik setelah pramusajiwan ‘menyerahkan’ rombongan Kang Bejo kepada pramusajiwati, orang pasti akan pada kesimpulan bahwa itu memang sudah rejekinya lapak tempat pramjsajiwati bekerja. Ternyata kesimpulan itu salah.
Sedetik kemudian situasi berubah. Kang Bejo, dari tadi hanya menyaksikan pertengkaran mereka, ternyata menjatuhkan pilihannya kepada pramusajiwan yang beberapa detik sebelumnya ‘kehilangan’ rejeki.
Kalau ‘diterjemahkan’ dalam bahasa Alquran, maka kejadian itu merupakan perwujudan dari Surat An-Ankabut ayat 60: “Dan berapa banyak makhluk bergerak yang bernyawa yang tidak (dapat) membawa (mengurus) rezekinya sendiri. Allah-lah yang memberi rezeki kepadanya dan kepadamu. Dia Maha Mendengar, Maha Mengetahui” (isn)