Living With Technology

www.pocket-lint.com


Teknologi saat ini sudah begitu dekat dengan kehidupan manusia. Bahkan, ada ungkapan orang zaman sekarang ini sudah tidak bisa hidup tanpa teknologi. Pengalaman real yang sering ditemui adalah orang-orang saat ini lebih merasa khawatir ketika ketinggalan Gadget/Smartphone ketimbang dompetnya. Berkaca pada hal tersebut hal ini menunjukan betapa kemajuan teknologi berakibat kepada ketergantungan manusia terhadap teknologi tersebut.

Melalui sebuah alat teknologi berupa gawai saat ini beragam kemudahan mampu dihadirkan. Hadirnya beragama aplikasi yang menyertai perkembangan teknologi hardware yang semakin canggih tersebut ternyata mempermudah siapa saja dalam beraktifitas sehari-hari. Jika dulu internet digunakan hanya untuk sebatas mencari informasi atau menyampaikan informasi saja, saat ini beragam aktifitas yang umumnya dilakukan di dunia nyata kini bisa ditangani di dunia maya.

Sebagai contoh adalah transaksi berjual beli. Milenial saat ini sangat gampang membeli barang dilakukan secara online. Selain harganya yang bersaing kemudahan dalam bertransaksi dengan menggunakan ujung jari saja ternyata menjadi pilihan yang disenangi oleh orang zaman sekarang.

Mungkin, aktifitas berjalan-jalan ke pasar atau ke mall sudah jarang dilakukan oleh orang modern saat ini. Akibatnya tidak sedikit pusat perbelanjaan yang sepi pembeli, bahkan konon ada yang hingga menutup gerainya alias gulung tikar efek dari tidak berimbangnya antara biaya operasional dengan pemasukan.

Kehadiran marketplace saat ini ternyata memangkas beberapa jalur dari proses transaksi jual-beli. Rantai perjalanan bisa dipotong, akibatnya beberapa barang ataupun jasa bisa dihargai dengan harga yang begitu murah. Hal inilah yang semakin membuat aktifitas berjual beli secara online semakin diminati.

Meskipun demikian, segala kemudahan yang ditawarkan hendaknya tidak membuat kita semua terlena bahkan terkesan lupa diri. Selektif dalam memilih barang baik dari sisi kebutuhan dan harga yang ditawarkan tetaplah harus selalu dilakukan.

Hal ini tentu akan menjadi sebuah tantangan tersendiri disebalik kemudahan bertransaksi serba online konsumen harus juga mampu memilah dan memilih kiranya barang yang memang dibutuhkan saja yang dibeli.

Selain aktifitas jual beli seperti penjelasan di atas, konsep “living with technology” juga sudah merambah ke aktifitas bertransportasi. Jika dahulu pemesanan tiket kereta api misalnya hanya bisa dilakukan di loket-loket stasiun, kini pemesanan bisa dilakukan secara online bahkan bisa melakukan pemesanan untuk periode waktu keberangkatan yang cukup lama.

Penumpang hanya tinggal duduk di rumah, pesan tiket, kemudian bayar (itupun bisa dilakukan dengan mobile-banking) dan menerima tanda bukti, selanjutnya bisa nanti ditukarkan dengan tiket sesaat sebelum keberangkatan perjalanan.
Selain dunia jual beli dan transportasi, teknologi khususnya informasi ini telah pula merambah ke bidang-bidang lainnya.

Lembaga pemerintahan menjadi lembaga yang juga ikut beradaptasi pada kemajuan teknologi. Saat ini layanan yang dilakukan di departeman ataupun dinas terkait dengan pemerintahan sudah mengadaptasi teknologi, sehingga beragam aktifitas bisa selesai dengan hanya menggunakan aplikasi. Pengurusan surat penting baik itu KTP, Akta Lahir dan lain sebagainya sudah pula bisa dilakukan dengan teknologi informasi berupa aplikasi-aplikasi.

Melirik dunia pendidikan tentunya lebih dahsyat lagi. Pandemi Covid-19 (2019) yang melanda seluruh dunia memaksa beragam bidang kehidupan untuk beradaptasi dengan menggunakan teknologi untuk membantu keberjalanan kegiatannya. Salah satunya adalah dunia pendidikan.

Dua tahun lebih dunia pendidikan melaksanakan kegiatan pembelajaran secara daring. Teknologi informasi menjadi sangat diperlukan pada saat itu bahkan hingga sekarang. Beragam tool pembelajaran berbasiskan jaringan internet banyak hadir. Aplikasi berbagi video semisal youtube banyak dikunjungi, bahkan ada sebagian besar guru produktif membuat video pembelajaran dan mengunggahnya.

E-Mail – electronic mail menjadi bagian penting dalam berkirim informasi. Bahkan tidak sampai di situ, para pihak yang mempunyai kemampuan dan berkepentingan dalam dunia cyber turut meramaikan dengan menciptakan beragam aplikasi yang dikhususkan untuk kegiatan pembelajaran secara daring.

Tools Video conference seperti Teams, Zoom, dan juga Google Meet, turut mewarnai kegiatan pembelajaran para siswa dengan guru di sekolahnya. Sehingga dengan aplikasi penyedia sistem akademik pun bermunculan.

Kemunculan beragam aplikasi ini tidak serta merta mampu direspon dengan baik oleh kalangan pendidik terutama dari guru yang memang dari sisi usia bukan termasuk ke dalam generasi milenial. Tidak sedikit guru yang terus mempertahankan kebiasaannya, sulit untuk beradaptasi, akibatnya kegiatan pembelajarannya pun sedikit terganggu.

Namun demikian, sejatinya guru adalah sosok yang pembelajar maka tantangan untuk memahami teknologi informasi sebagai tool pembantu dalam kegiatan pembelajaran di masa pandemi ini harus ditaklukan.

Living with technology untuk saat ini sebuah keniscayaan. Meski dianggap teknologi itu berdampak buruk terutama dalam hal menjaga akhlak para penggunanya namun kebermanfaatan dari teknologi tersebut juga sangat besar terlebih dalam membantu kegiatan yang diakibatkan dari Pandemi Covid-19 ini.

Sebagai guru, orang tua, dan warga negara yang baik, maka memanfaatkan teknologi dengan baik dan sebaik-baiknya adalah sebuah keharusan. Kita tidak mungkin mampu jauh dari teknologi, yang bisa lakukan saat ini adalah ikut tenggelam dengan berbekal alat selam dan kemampuan memilah dan memilih Mutiara dari lautan informasi yang saat membanjiri. Yuk! Bijak dan tetap Living With Technology. (yk)

Spread the love

Yudhi Kurnia

redaksi@satuguru.id

Related post

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *