JIKA MENJADI GURU BUKAN CITA-CITA PERTAMA DAN UTAMA

*Zainal Arifin

“Apakah menjadi guru adalah cita-cita pertama dan utama Anda?” Jika iya, izinkan saya mengucapkan “Selamat”. Anda telah berhasil mewujudkan impian yang lama Anda idamkan. Profesi guru, bagi banyak orang, bukan sekadar pekerjaan, melainkan panggilan jiwa. Mungkin Anda terinspirasi oleh dedikasi orangtua atau salah seorang anggota keluarga Anda, atau mungkin Anda kagum oleh kesabaran dan kasih sayang seorang guru yang pernah membimbing Anda. Apapun alasannya, Anda kini berada di jalur yang mulia.

Bagi Anda yang telah menetapkan guru sebagai cita-cita tertinggi, Anda telah mencapai tujuan yang mulia, sebuah mimpi yang sering kali berakar pada inspirasi yang mendalam, baik itu warisan keluarga atau pengaruh guru yang pernah dengan penuh kasih mengajarkan nilai-nilai kehidupan. Kini, Anda adalah penerang bagi jiwa-jiwa yang haus akan ilmu.

Menjadi guru juga bisa jadi karena kita memang senang mengajar dan memahami bahwa seorang guru tidak hanya memberikan ilmu, tetapi menjadi pelita yang menerangi jalan kecerdasan dan karakter bangsa. Dengan semangat yang tak kunjung padam, mereka mengasah dan mempersiapkan generasi muda yang akan memegang estafet kepemimpinan negeri ini di masa yang akan datang.

Namun, menjadi guru mungkin bukanlah cita-cita pertama dan utama Anda. Mungkin itu adalah pilihan ketiga dari jurusan yang Anda pilih ketika mengikuti seleksi masuk Perguruan Tinggi Negeri, misalnya pilihan pertama ITB (Teknik Elektro), pilihan kedua Unpad (Kedokteran), dan ketiga UPI (Pendidikan Bahasa Indonesia). Kemudian hasilnya adalah Anda diterima di pilihan ketiga.

Ada kalanya, menjadi guru merupakan pelabuhan terakhir setelah berbagai upaya mencari pekerjaan lain tidak membuahkan hasil. Namun, takdir memiliki rencana tersendiri dan kini Anda berdiri di depan kelas sebagai seorang guru. Meskipun perjalanan Anda ke sini mungkin tidak seperti yang Anda bayangkan, kini Anda memiliki kesempatan untuk menginspirasi dan membentuk masa depan melalui setiap pelajaran yang Anda berikan.

Menjadi guru memang bisa menjadi takdir yang tak terduga bagi sebagian orang. Berikut adalah lima langkah yang dapat diambil ketika Anda menemukan diri Anda di jalur pendidikan sebagai guru:

  1. Terima Profesi Guru dengan Hati Terbuka Langkah pertama adalah menerima bahwa Anda kini adalah seorang guru. Peluk peran baru ini dengan hati terbuka dan tekad untuk memberikan yang terbaik bagi siswa Anda. Karena jika Anda tidak menerimanya maka Anda tidak akan fokus selama bekerja. Sebagian energi akan terkuras karena memikirkan hal ini. Boleh jadi profesi yang Anda anggap baik, belum tentu baik menurut pandangan Allah karena Dialah Yang Maha Tahu akan kejadian yang akan datang dan yang terbaik untuk kehidupan kita kelak.
  2. Jadilah Guru Yang Tak Pernah Berhenti Belajar Meskipun Anda mungkin tidak memiliki latar belakang formal dalam pendidikan, penting untuk terus belajar. Ikuti kursus, workshop, atau pelatihan yang dapat meningkatkan kemampuan mengajar Anda. Lulusan UPI atau Lembaga Pendidik Tenaga Kependidikan (LPTK) manapun harus terus mengasah diri, mengingat setiap murid memiliki minat, potensi, dan karakter tersendiri yang membutuhkan pemahaman mendalam. Bagi Anda yang memiliki latar belakang non-pendidikan, inilah saatnya untuk berlari lebih cepat dalam mengejar pemahaman tentang dunia pendidikan.
  3. Mengenali Siswa Anda Setiap siswa adalah unik. Luangkan waktu untuk mengenal mereka, minat mereka, cara belajar mereka, dan tantangan yang mereka hadapi. Ini akan membantu Anda menjadi guru yang lebih peduli. Saat di kelas, perhatikan bagaimana siswa berinteraksi dengan materi dan berinteraksi antar siswa. Catat strategi apa yang tampaknya paling efektif untuk setiap individu. Lakukan kegiatan diskusi kelompok kecil, sehingga Anda dapat mendengar langsung dari siswa tentang apa yang mereka sukai dan tidak sukai, serta tantangan apa yang mereka hadapi.
  4. Lakukan Kolaborasi dengan Rekan Guru Jangan ragu untuk meminta bantuan atau saran dari rekan guru yang lebih berpengalaman. Kolaborasi dapat membawa perspektif baru dan ide-ide segar untuk pengajaran Anda. Kolaborasi dengan rekan guru sangat penting dalam pengembangan profesional seorang pendidik. Jika Anda guru baru, cari guru yang berpengalaman yang bisa dijadikan mentor. Mintalah waktunya untuk berbagi pengalaman, strategi mengajar, dan mendiskusikan tantangan yang dihadapi di kelas.
  5. Luangkan Waktu untuk Refleksi dan Evaluasi Secara berkala, luangkan waktu untuk merefleksikan praktik mengajar Anda. Evaluasi apa yang berhasil dan apa yang perlu diperbaiki. Ini adalah bagian penting yang sebaiknya dilakukan sebagai guru. Tentukan waktu khusus secara berkala, misalnya setiap minggu atau bulan, untuk merefleksikan praktik mengajar Anda. Pastikan waktu ini terbebas dari gangguan sehingga Anda dapat fokus. Buatlah diary mengajar, catat pengalaman, strategi yang digunakan, dan bagaimana reaksi siswa. Catatan ini akan menjadi sumber informasi berharga saat melakukan refleksi. Setelah mengevaluasi, buat rencana aksi untuk perbaikan. Anda dapat bereksperimen dengan metode pengajaran yang belum pernah dicoba, mengubah taktik pendekatan Anda, atau melakukan kegiatan pengembangan diri yang akan mengasah keahlian Anda sebagai pendidik.

Kita harus bersyukur atas nikmat yang Allah berikan. Rasa syukur yang kita panjatkan harus melewati batas kata, bukan sekadar lantunan bibir tetapi meresap ke dalam relung hati sehingga menjadi melodi yang mengalun dari kedalaman jiwa dan memancarkan getaran hingga ke setiap sudut perilaku kita. Dengan bersyukur yang hakiki, yakinlah Allah akan menambahkan nikmat yang telah ada dengan keberkahan yang tak terhingga. Aamiin.

Penulis adalah Pengajar Praktik Pendidikan Guru Penggerak Angkatan 9 Kota Cimahi, Sekwil Ikatan Guru Indonesia (IGI) Provinsi Jawa Barat, Litbang SD-SMP Hikmah Teladan Kota Bandung, Guru SD Hikmah Teladan Kota Cimahi, Jawa Barat.

Spread the love

Yudhi Kurnia

redaksi@satuguru.id

Related post

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *