“Nudge” Di Lingkugan Sekolah

“Nudge” Di Lingkugan Sekolah
Isnawan Aslam *)
Dalam dunia pendidikan, guru dan pengelola sekolah sering kali dihadapkan pada tantangan bagaimana mendorong siswa untuk belajar lebih efektif, meningkatkan disiplin, serta membangun kebiasaan positif. Buku Nudge karya Richard H. Thaler dan Cass R. Sunstein menawarkan pendekatan menarik tentang bagaimana perubahan kecil dalam penyajian pilihan dapat membantu siswa, guru, dan orang tua dalam mengambil keputusan yang lebih baik tanpa paksaan.
Apa Itu “Nudge” dalam Pendidikan?
Nudge adalah dorongan kecil yang membantu seseorang membuat keputusan yang lebih baik tanpa menghilangkan kebebasan mereka untuk memilih. Dalam konteks pendidikan, ini berarti menciptakan lingkungan belajar yang secara alami mengarahkan siswa untuk berperilaku positif, tanpa harus menerapkan aturan yang terlalu ketat.
Misalnya, jika sekolah ingin meningkatkan kebiasaan membaca siswa, mereka bisa menempatkan buku-buku menarik di area yang mudah diakses seperti kantin atau ruang tunggu, dibandingkan menyimpannya di rak yang sulit dijangkau. Dengan cara ini, siswa lebih mungkin tertarik untuk membaca tanpa merasa dipaksa.
Prinsip Dasar Nudge dalam Pendidikan
Thaler dan Sunstein mengembangkan konsep libertarian paternalism, di mana siswa tetap memiliki kebebasan dalam memilih, tetapi lingkungan disusun sedemikian rupa untuk mendorong keputusan yang lebih baik. Beberapa prinsip utama dalam nudge yang dapat diterapkan di dunia pendidikan meliputi: arsitektur pilihan, kemudahan akses, umpan balik yang cepat, dan memanfatkan bias kognitif.
Dalam metode arsitektur pilihan, cara suatu pilihan disusun dapat memengaruhi keputusan siswa dan guru. Misalnya, jika sekolah ingin meningkatkan kehadiran siswa, mereka bisa menggunakan sistem pengingat otomatis melalui pesan teks kepada orang tua atau membuat sistem penghargaan bagi siswa yang rajin masuk kelas.
Materi pembelajaran yang lebih mudah diakses dapat meningkatkan minat belajar. Platform digital yang memungkinkan siswa mengakses materi pelajaran dengan mudah dari ponsel atau komputer dapat membantu meningkatkan partisipasi mereka.
Siswa lebih cenderung belajar dengan baik jika mereka mendapatkan umpan balik langsung. Misalnya, aplikasi pembelajaran yang memberikan skor dan komentar otomatis setelah kuis dapat membantu siswa memahami area yang perlu diperbaiki dengan lebih cepat.
Banyak siswa cenderung mempertahankan kebiasaan lama (status quo bias). Dengan menyusun aturan default yang lebih baik, seperti mendaftarkan semua siswa ke dalam program bimbingan belajar kecuali mereka memilih keluar, sekolah dapat membantu lebih banyak siswa mendapatkan manfaat tambahan dalam pembelajaran.
Contoh Nudge dalam Pendidikan
Banyak sekolah dan institusi pendidikan telah menerapkan konsep nudge untuk mendorong perilaku yang lebih baik. Beberapa contoh di antaranya:
- Menyediakan tabel perkembangan akademik yang dapat diakses oleh siswa dan orang tua untuk memotivasi mereka agar tetap berusaha.
- Menggunakan sistem “default positif,” seperti mengatur kursi kelas dalam bentuk lingkaran agar siswa lebih mudah berinteraksi dan berpartisipasi dalam diskusi.
- Menyediakan opsi makanan sehat di kantin sebagai pilihan utama dan menempatkan makanan kurang sehat di area yang lebih sulit dijangkau.
- Menerapkan sistem pengingat otomatis bagi siswa yang belum mengumpulkan tugas agar mereka lebih teratur.
Mengapa Nudge Efektif dalam Pendidikan?
Pendekatan nudge efektif dalam dunia pendidikan karena tidak mengandalkan hukuman atau peraturan ketat, tetapi memanfaatkan kecenderungan alami siswa dalam membuat keputusan. Ketika pilihan yang lebih baik dibuat lebih menarik dan mudah diakses, siswa akan lebih cenderung mengambil keputusan yang positif tanpa merasa dipaksa.
Selain itu, dengan memberi umpan balik yang cepat dan menyusun lingkungan belajar yang mendukung, nudge membantu mengatasi bias kognitif yang sering membuat siswa menunda tugas atau merasa kewalahan dengan pembelajaran.
Dengan memahami prinsip-prinsip nudge, guru dan pengelola sekolah dapat menciptakan lingkungan pendidikan yang lebih mendukung bagi siswa, baik dalam hal akademik, kedisiplinan, maupun kesejahteraan secara keseluruhan.
Tanpa perlu paksaan atau peraturan ketat, konsep nudge menunjukkan bahwa perubahan kecil bisa membawa dampak besar. Jadi, bagaimana kita bisa mulai menerapkan nudge dalam dunia pendidikan? Mungkin dengan mulai menciptakan lingkungan belajar yang lebih kondusif untuk mendorong kebiasaan baik pada siswa.
*) Isnawan Aslam adalah Ketua Media Satuguru Indonesia