Pentingnya Keheningan Bagi Guru

 Pentingnya Keheningan Bagi Guru

Pentingnya Keheningan Bagi Guru

Isnawan Aslam *)

Dalam dunia pendidikan yang serba cepat, dinamis  dan penuh distraksi, sulit rasanya bagi seorang guru menemukan ketenangan. Guru terus-menerus dibombardir oleh tugas, tuntutan profesi, dan tekanan hidup yang seolah tak ada habisnya. Guru perlu berhenti sejenak dan menemukan kekuatan dalam keheningan.

Keheningan bukan sebagai keadaan pasif atau tidak melakukan apa-apa, melainkan sebagai ketenangan batin yang memberi kita kejernihan berpikir, kebijaksanaan, dan fokus. Ini adalah kondisi mental yang memungkinkan kita membuat keputusan yang lebih baik dan menjalani hidup dengan lebih bermakna.

Tiga Pilar Keheningan

Keheningan bukan sekadar satu aspek kehidupan, tetapi hasil dari keseimbangan antara tiga elemen utama: pikiran, jiwa, dan tubuh.

Sebagai pendidik, pikiran kita seringkali dipenuhi dengan materi pelajaran, persiapan mengajar, evaluasi siswa, kewajiban administrasi dan berbagai urusan sekolah lainnya. Penting untuk secara sadar mengurangi paparan informasi yang berlebihan, mengelola kekhawatiran terkait tantangan di kelas atau kebijakan pendidikan.  Guru perlu melatih fokus melalui refleksi diri setelah mengajar atau bahkan kontemplasi singkat di sela-sela kesibukan. Kemampuan mengendalikan pikiran akan membantu guru mengelola kelas dengan lebih tenang dan efektif.

Profesi guru menuntut pengorbanan dan dedikasi yang tinggi. Keseimbangan batin tumbuh dari pemahaman diri yang mendalam, termasuk mengenali diri, melepaskan ego dan ambisi yang tidak sehat, mempraktikkan rasa syukur atas kemajuan siswa, dan menemukan makna dalam setiap interaksi dan pembelajaran. Introspeksi dan penghayatan nilai-nilai pendidikan yang kita anut akan memperkuat komitmen kita.

Jadwal yang padat seringkali membuat guru mengabaikan kesehatan fisik. Padahal, tubuh yang sehat adalah fondasi bagi pikiran dan jiwa yang tenang. Meluangkan waktu untuk istirahat yang cukup, berolahraga ringan, dan menjaga asupan nutrisi adalah investasi penting untuk menjaga stamina dan kejernihan mental dalam menjalankan tugas mendidik..

Mengapa Keheningan Itu Penting?

Tokoh besar dunia seperti Marcus Aurelius, Seneca, dan Winston Churchill mampu mencapai kejernihan berpikir melalui keheningan. Banyak pemimpin dan pemikir besar memahami pentingnya ketenangan dalam mengambil keputusan dan menghadapi tantangan hidup.

Di dunia yang penuh kebisingan, kita sering kali terjebak dalam sikap reaktif—bereaksi tanpa berpikir, mengambil keputusan secara impulsif, atau merasa cemas terhadap hal-hal yang belum tentu terjadi. Dengan melatih keheningan, kita bisa menghadapi tekanan hidup dengan lebih tenang, mengembangkan perspektif yang lebih luas dalam melihat masalah, dan menjalani hidup dengan lebih sadar dan penuh makna.

 

 

Keheningan dalam Kehidupan Sehari-hari?

  • Ciptakan ruang kerja atau waktu tertentu yang bebas dari gangguan notifikasi digital agar dapat fokus pada perencanaan pembelajaran atau evaluasi siswa dengan lebih mendalam.
  • Sediakan waktu setelah mengajar atau di akhir pekan untuk merenungkan efektivitas metode pengajaran, respons siswa, dan hal-hal yang perlu ditingkatkan. Keheningan saat refleksi memungkinkan kita belajar dari pengalaman dan terus berkembang.
  • Hadir sepenuhnya dalam setiap interaksi dengan siswa, kolega, dan orang tua. Dengarkan dengan saksama tanpa terburu-buru memberikan respons. Keheningan sesaat sebelum berbicara dapat membantu kita menyampaikan pesan dengan lebih bijaksana.
  • Manfaatkan waktu luang, meskipun singkat, untuk melakukan aktivitas yang menenangkan dan memulihkan energi, seperti membaca, berjalan-jalan di alam, atau sekadar menikmati secangkir teh dalam ketenangan. Kesendirian yang disengaja memberikan ruang untuk mengisi kembali energi dan memperkuat motivasi mengajar.
  • Fokus pada hal-hal yang benar-benar esensial dalam mendidik dan mengelola tugas-tugas profesional. Hindari perfeksionisme yang berlebihan dan delegasikan tugas jika memungkinkan. Dengan menyederhanakan prioritas, kita dapat mengurangi stres dan menikmati proses belajar mengajar dengan lebih bermakna.

Setiap langkah kecil menuju keheningan akan membawa dampak positif bagi kualitas hidup dan efektivitas kita sebagai guru. Dengan mengurangi distraksi, merefleksikan diri, melatih kesadaran, menikmati waktu sendiri, dan hidup lebih sederhana dalam konteks profesional, kita dapat menemukan kedamaian dan kejernihan di tengah dinamika dunia pendidikan.

Sebagaimana Ryan Holiday mengingatkan dalam bukunya, Stillness Is the Key, di tengah kesibukan dan hiruk-pikuk dunia pendidikan, keheningan adalah kunci untuk berpikir jernih, bertindak bijaksana, dan menemukan ketenangan sejati dalam menjalankan profesi mulia ini.

Ketentraman batin dan keheningan bagaikan dua sisi mata uang yang saling melengkapi. Keheningan bukanlah sekadar absennya suara, melainkan sebuah kondisi mental dan spiritual yang memungkinkan pikiran menjadi jernih dan fokus. Dalam keheningan inilah, tercipta ruang untuk introspeksi, yang pada gilirannya menenangkan gejolak batin. Ketika beristirahat sejenak dari hiruk pikuk dunia, kita membuka pintu bagi ketentraman untuk hadir. Dengan kata lain, keheningan adalah lahan subur bagi ketentraman dapat tumbuh dan bersemi, memberikan rasa damai dan keseimbangan dalam menjalani kehidupan.

Allah telah memberikan resep cespleng untuk mendapatkan ketentraman, sebagaimana firmannya: “Orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram.” (Ar-Ra’d: 28).

Jadi, kapan terakhir kali Anda, sebagai seorang guru, benar-benar berhenti dan menikmati keheningan untuk mengisi kembali energi Anda?

*) Isnawan Aslam adalah Ketua Media Satuguru Indonesia

Spread the love

Related post

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *