Belajar dari Negara Skor PISA Tinggi
Kalau kita bertanya, “Negara mana sih yang selalu mencetak skor tinggi dalam PISA?”, jawabannya hampir selalu sama: Finlandia, Singapura, dan Jepang.
Tapi menariknya, ketiga negara ini punya pendekatan pendidikan yang berbeda-beda — dan di balik perbedaan itu, tersembunyi pelajaran berharga buat kita semua.
Finlandia
Di Finlandia, anak-anak sekolah tidak dibebani dengan PR menumpuk atau ujian beruntun.
Jam sekolah mereka pendek, lebih banyak waktu untuk bermain, mengeksplorasi hobi, dan bertanya tentang hal-hal kecil dalam hidup. Tapi yang paling penting: kualitas gurunya luar biasa.
Menjadi guru di Finlandia seperti menjadi dokter atau insinyur di negara lain — harus lulusan terbaik, melewati seleksi ketat, dan dihormati setinggi-tingginya.
Mereka percaya bahwa kalau mau pendidikan hebat, mulai dari gurunya.
Bukan dari banyaknya ujian, bukan dari tumpukan modul, tapi dari manusia yang mengajar.
Singapura
Pindah ke Singapura, ceritanya lain lagi. Di negeri kecil ini, pendidikan berjalan seperti orkestra yang rapi.
Semua sekolah mengacu pada kurikulum nasional yang terstruktur dan diperbarui terus menerus supaya tetap relevan dengan perkembangan zaman.
Di sana, tidak cukup hanya punya kurikulum bagus — guru-guru dilatih terus-menerus. Ada pelatihan rutin, ada sistem mentoring, ada bimbingan untuk siswa yang ketinggalan.
Mereka membangun sistem seperti mesin: tertib, konsisten, dan selalu ada upgrade.
Jepang
Sementara itu di Jepang, kekuatan mereka justru lahir dari budaya.
Anak-anak sejak kecil sudah terbiasa membaca — bukan sekadar buku pelajaran, tapi cerita rakyat, komik, artikel. Membaca menjadi kebiasaan sehari-hari, bukan paksaan.
Di sekolah, pelajaran sering dilakukan dalam bentuk kelompok kecil: berdiskusi, menyelesaikan soal bareng-bareng, bertukar pikiran. Bahkan, kebiasaan sederhana seperti membersihkan ruang kelas sendiri mengajarkan mereka tanggung jawab, kerja sama, dan rasa hormat.
Jadi, apa benang merahnya?
Negara-negara dengan skor PISA tinggi membuktikan bahwa pendidikan berkualitas itu tidak hanya soal banyaknya jam belajar atau ketatnya ujian.
Pendidikan hebat butuh:
- Guru-guru terbaik,
- Sistem yang konsisten dan mau berkembang,
- Budaya belajar yang alami dan membangun karakter.
Tidak perlu meniru semua cara mereka, tapi kita bisa mengambil esensi: bahwa anak-anak bukanlah robot yang diisi hafalan, melainkan manusia yang perlu dibimbing berpikir, bekerja sama, dan bertumbuh. (isn)
