Arsyaka, Bocah 10 Tahun yang Rela Tinggalkan Ponsel demi Prestasi Menembak
Suasana pertandingan menembak Open Ekstrem Benchrest di Lapangan Wijaya, Kota Pasuruan, Jawa Timur, pada Minggu (28/09/2025) tampak berbeda. Seorang bocah berusia 10 tahun, Arsyaka Aprilio Wijaya, siswa kelas 5 SD asal Kecamatan Dau, Kabupaten Malang, ikut serta dalam kejuaraan yang diadakan Perbakin Kota Pasuruan. Uniknya, ia bersaing dengan puluhan peserta dewasa.
Dengan wajah polos, Arsyaka datang ke arena ditemani ayahnya, Andri Jeck, sambil membawa senapan angin laras panjang. Saat mempersiapkan peralatan, termasuk alat pengukur kecepatan angin, Arsyaka terlihat tenang tanpa rasa takut maupun minder. Sesekali ia tersenyum sambil bercakap ringan. “Iya Pak, saya suka olahraga ini,” ucapnya sembari mengecek senapan.
Menurut sang ayah, hobi Arsyaka memang berbeda dengan anak-anak seusianya. Sejak kelas 1 SD, bocah kelahiran 22 April 2015 itu sudah menyukai olahraga menembak. Tujuannya, agar tidak terlalu banyak bermain gawai. “Arsyaka sudah beberapa kali ikut perlombaan dan menjadi juara,” ujar Andri.
Prestasi Arsyaka sudah cukup banyak. Ia pernah meraih juara 3 Piala Kemerdekaan Kota Mojokerto kategori 25 meter, juara 1 Walikota Cup Madiun 2024 dengan senjata api jarak 100 meter, serta peringkat 3 Kejuaraan Umum HUT TNI ke-79 di Malang dengan senapan angin. Bahkan, ia pernah mengikuti Piala Kopassus dengan senjata api jarak 600 meter, meski belum berhasil naik podium.
Meski aktif berkompetisi, prestasi akademik Arsyaka tetap terjaga. Sejak kelas 1 SD, ia konsisten berada di peringkat lima besar sekolah. Jadwal lomba maupun latihan tidak mengganggu sekolahnya karena diatur pada akhir pekan. “Kalau latihan atau lomba, biasanya Sabtu sore atau Minggu saja,” kata Andri.
Selain keterampilan teknis, kondisi psikologis juga dijaga. Menurut Andri, suasana hati Arsyaka harus bahagia sebelum lomba. “Mood sejak berangkat harus dijaga, jangan sampai tertekan. Rata-rata lawan mainnya orang dewasa, jadi harus sering guyon,” jelasnya. Tantangan terbesar biasanya adalah kondisi senapan dan cuaca.
Untuk mengasah kemampuannya, Arsyaka bergabung dengan Kanjuruhan Shooting Club (KSC) Malang. Klub ini membantu membimbingnya membaca kecepatan angin dan menjaga performa senjata. Dukungan keluarga juga sangat kuat. Andri dan istrinya, Sabrina, rela meluangkan waktu untuk mengantar latihan. “Lebih baik kami luangkan waktu untuk menemaninya latihan daripada membiarkannya bermain HP,” kata Andri.
Menurut Ketua Perbakin Kota Pasuruan, Dedy Purnomo, bakat Arsyaka sangat berpotensi dikembangkan. “Tidak semua anak bisa menekuni olahraga menembak. Dengan dukungan keluarga dan latihan yang rutin, dia berpeluang menjadi atlet profesional,” ujarnya. (isn)
Sumber: https://surabaya.kompas.com/read/2025/09/29/104754678/arsyaka-bocah-kelas-5-sd-asal-malang-rela-tak-main-ponsel-demi-hobi?page=all