Belajar Sejarah Asyik dengan Metode Ranking Satu
Pelajaran sejarah yang diajarkan di setiap jenjang pendidikan, dari sekolah dasar (SD) hingga sekolah menengah (SMP dan SMA), kurang diminati oleh para siswa.
Metode pengajaran guru yang hanya memberikan materi melalui metode verbal atau pemaparan dirasa kurang menarik sehingga banyak siswa yang bosan dan cenderung mengabaikan pelajaran itu. Oleh karena itu diperlukan strategi, metode dan media yang lebih inovatif dalam proses pembelajaran sejarah. Salah satunya metode yang bias digunakan adalah metode Rangking 1.
Pengalaman mengajarkan sejarah dengan metode ranking 1 ini saya terapkan di sekolah menengah pertama tempat saya mengajar. Siswa tampak antusias dan aktif dalam menjawab semua pertanyaan yang saya ajukan. Hal ini berbeda sekali saat saya hanya mengajarkan materi sejarah hanya dengan metode ceramah.
Metode Ranking 1 ini saya adopsi dari program kuis ranking 1 yang tayang di salah satu tv nasional di Indonesia. Pembelajaran menggunakan metode ranking 1 ini terdiri dari 3 babak. Babak pertama saya isi dengan memberikan 10 pertanyaan kepada para siswa. Siswa menjawab pertanyaan di kertas kosong dan saya beri waktu agar segera mengangkat jawaban yang telah ditulis tadi. Siswa yang salah dalam menjawab pertanyaan harus keluar dari permainan dan duduk di belakang siswa yang masih berhasil menjawab. Siswa yang berhasil menjawab tetap di tempat dan melanjutkan pertanyaan berikutnya. Siswa-siswa tampak bergembira dan bersorak saat jawaban yang mereka tulis benar.
Babak ke dua saya isi dengan tebak gambar yang terkait dengan materi sejarah yang saya ajarkan. Di babak kedua ini tentunya jumlah siswa semakin mengecil. Di babak kedua para siswa harus menjawab gambar yang akan saya berikan. Siapa yang paling benar dan cepat dialah yang bisa lolos untuk masuk babak penentuan.
Babak penentuan ini adalah babak terakhir yang akan menentukan siswa yang berhasil menjadi ranking 1 dalam pelajaran sejarah pada materi yang sedang diajarkan. Bagi siswa yang berhasil menjadi peserta terakhir dalam babak penentuan ini dia otomatis berhak mendapatkan predikat ranking 1 dalam pembelajaran sejarah pada materi yang diajarkan. Reward bagi siswa yang berhasil memperoleh gelar ranking satu adalah sertifikat ranking 1, dan nilai 100 tentunya.
Dengan proses belajar mengajar seperti ini para siswa menjadi antusias untuk selalu belajar mengenai materi sejarah selanjutnya dengan harapan agar mereka bisa menjadi peringkat 1. (Sumber:guraru.org)