Miftakhul Falah Raih Juara Se Asia Tenggara

 Miftakhul Falah Raih Juara Se Asia Tenggara

Tak pernah minder sebagai alumni madrasah, Muhammad Miftakhul Falah, 32, mampu menunjukkan prestasi gemilang sejak kuliah. Hingga berprofesi sebagai guru, dirinyapun mampu menyabet guru berprestasi di kancah lokal hingga Asia Tenggara.

Bertutur santun dengan nada lembut, sosok laki-laki ini tampak begitu akrab dengan murid-muridnya. Tidak hanya tampil sebagai seorang guru, namun berbaur dengan mereka seperti layaknya sahabat. Baginya, menjadi seorang guru tidak hanya mengajar namun mengajak muridnya agar tertarik terhadap mata pelajaran yang disampaikan. 

Falah, begitulah laki-laki asal Golantepus, RT 3 RW 5, Kecamatan Mejobo, ini biasa disapa. Dirinya kini menjadi guru fisika di MAN 2 Kudus.

“Bagi banyak orang, fisika merupakan momok. Tapi sebenarnya fisika bisa dihubungkan dengan kehidupan sehari-hari. Untuk rumus, sebenarnya itu hanya bahasa dari ilmu fisika. Maka dari itu, dalam mengajarkan saya cenderung learning by doing,” akunya.

Dengan metode tersebut, Falah berharap anak didiknya bisa menguasai fisika tidak kalah mereka yang lulusan dari sekolah umum. Motivasinya juga selalu diberikan agar tidak minder sebagai alumni madrasah nantinya.

Seperti yang telah dilakoninya selama ini, meski dulu merupakan lulusan dari madrasah, Falah tidak kalah disandingkan dengan mereka yang lulus dari nonmadrasah. Sejak kuliah, berbagai beasiswa dan kejuaraan telah diborongnya.

“Selama ini masih banyak orang yang menganggap bahwa madrasah itu berada di urutan sekian. Saya ingin menggeser paradigma ini. Bahwa belajar di madrasah juga mampu meraih prestasi,” ungkapnya.

Tercatat, beberapa prestasi yang diraihnya antara lain juara 1 lomba guru berprestasi tingkat provinsi 2008. Selain itu juara 1 lomba multimedia pembelajaran tingkat provinsi di 2010.  Juara urutan tiga terbaik presentator di International Conference On Science Education and Teacher Professional Development di tahun 2012 tingkat Asia Tenggara yang dilaksanakan di Hotel Millenium Sirih Jakarta.

Bagi suami dari Dyah Ahsina Fahriyati ini, menjadi juara bukanlah tujuan akhir. Menjadi pemenang hanyalah dampak dari proses pembelajaran yang sesungguhnya. Dalam ajang kompetisi, seseorang bisa bertemu dengan orang-orang hebat serta bisa menjadi tolak ukur kemampuan diri.

“Memang setiap tahun saya memiliki target-target yang harus dicapai. Di tahun 2012 saya targetkan bisa mengikuti kompetisi guru berprestasi. Di tahun 2013 saya targetkan prestasi dalam aktivitas pembimbingan siswa. Alhamdulillah sudah tercapai,” katanya.

Bapak dari dua anak ini sudah maraih gelas master di dua perguruan tinggi. Target selanjutnya, Falah ingin melanjutkan kuliah doktoral pendidikan science di Jepang di tahun ini. Salah satu alasannya, Jepang memiliki kecanggihan teknologi yang bagus. Selain itu, dirinya juga ingin belajar budaya kedisiplinan di sana.

(Sumber:http://man2kudus.sch.id) 

Spread the love

Related post

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *