Membuka Potensi Pikiran dengan Belajar
Membuka Diri; Menyambut Ilmu Pengetahuan (1)
(Sedari awal, manusia sudah selalu menghasrati pengetahuan) -Aristoteles
Mengapa Ilmu Pengetahuan Itu Penting?
Rasanya terlalu banyak alasan yang bisa diajukan sebagai jawaban atas pertanyaan tersebut. Orang perlu mengetahui agar bisa bertindak dengan benar. Orang harus memiliki ilmu untuk bisa menjadi terampil. Ilmu pengetahuan adalah sumber kebahagiaan. Ilmu pengetahuan adalah pangkal kesejahtera an. Orang yang tidak berpengetahuan tidak akan pernah bisa menghadapi tantangan perubahan. Orang yang kurang ilmu, maka hidupnya tidak akan pernah maju. Bahkan, mengutip Francis Bacon, knowledge is power! Ilmu pengetahuan adalah kekuatan, karena dengan menguasainya, maka segala hal menjadi mudah. Begitulah, terlalu banyak hal yang bisa kita ungkap untuk menyatakan pentingnya ilmu pengetahuan ini untuk hidup kita.
Semuanya berawal dari pengetahuan. Kehidupan tidak akan pernah terwujud tanpa ilmu pengetahuan. Bayangkan jika kehidupan hanya diisi oleh makhluk yang tidak bisa berpikir dan menghasilkan pengetahuan, maka yang terjadi adalah kehidupan dengan hukum rimba. Insting dan nafsu yang berkuasa. Tidak ada pembangunan. Tidak ada pemeliharaan atas sumber daya yang ada. Tidak ada kesadaran untuk saling menjaga, Kehidupan hanya diisi dengan tindakan membunuh dan memangsa. Singkatnya, manusia hanya bisa membangun dan memajukan diri dan hidupnya, jika ia memiliki ilmu pengetahuan.
Ilmu tanpa amal, bak pohon tanpa buah. Mereka yang tidak memiliki pengetahuan tentang masa lalunya, muasal dan kebudayaannya, seperti pohon tanpa akar yang menopangnya.
Lantas, bagaimana caranya untuk memiliki ilmu pengetahuan? Gampang saja: belajar. Gunakan seluruh potensi yang ada dalam diri untuk membaca, berpikir, menganalisa, dan tentu saja mempraktekkannya dalam tindakan nyata.
Pengetahuan tidak akan datang dengan sendirinya jika anda tidak mengejarnya. Segala yang ada di sekitar kita, semuanya merupakan sarana dan sumber untuk mendapatkan pengetahuan. Namun, apa yang ada di sekitar kita tersebut bdak akan memberikan kita apa-apa, jika kita tidak membuka dini untuk mengenalnya. Oleh karena itu, syarat utama untuk mendapatkan pengetahuan adalah membuka diri kita untuk kedatangannya.
Manusia memang sudah diberikan berbagai macam indera untuk mencerap berbagai hal dalam kehidupan. Mata, telinga, hidung, lidah, kulit, semuanya sudah begitu komplit sebagai perangkat yang memungkinkan kita untuk mencerap berbagai objek yang ada di sekitar kita. Kita kemudian lebih disempurnakan lagi dengan anugerah otak sebagai alat untuk berpikir, menganalisa, memilah, menggabungkan, dan merangkum segala hal yang dicerap oleh indera menjadi informasi yang berharga. Masih kurang? Kita juga diberi intuisi dan hati untuk menimbang, merasakan, dan berdayaguna untuk merangkum hal-hal yang sulit dianalisa oleh nalar biasa. Bagitu sempurnanya kondisi manusia ini seharusnya membuat kita semakin sadar; bahwa hidup sebenarnya adalah untuk belajar.
Adanya kesempurnaan fakultas dan perangkat belajar dalam diri tersebut, membuat manusia satu-satunya makhluk yang bisa memproduksi ilmu pengetahuan. Itu mengapa posisi manusia begitu bernilai dibandingkan makhluk-makhluk lain. Persoalannya barangkali tinggal pada bagaimana manusia itu sendiri. Apakah ia menyadari posisi dan kesempurnaan dirinya? Apakah ia mengetahui pentingnya ilmu pengetahuan bagi diri dan hidupnya? Apakah ia mau membuka dirinya untuk datangnya ilmu pengetahuan?
A little knowledge that acts is worthy infinitely more than much knowledge that is idle.
-Kahlil Gibran
1 Comment
[…] disebutkan sebelumnya link , ilmu tidak akan datang dengan sendirinya. Bahkan kalaupun kita mengejar dan mencarinya, ia juga […]