Ku waqafkan hidupku demi mencerdaskan putra putri bangsa
Oleh : M. Asep Juanda S.Pd
Anak kecil Main galah
Main galah lempar busur
Jangalah mudah lelah
Jadikan anak berkarakter
Silaturahim ke pak sobar
Tidak lupa makan papaya
Jadi guru hendaknya sabar
Untuk cerdaskan anak bangsa
Setaiap orang pasti memiliki sebuah harapan dan cita cita dalam melangsungkan proses hidup dalam sebuah lingkaran kehidupan .Meraka pasti akan berusaha semaksimal mungkin untuk meraih harapan dan cita – citanya, tapi semua itu sudah ada perjalanan hidupnya masing – masing dengan ketentuan Allah SWT. Tinggal bagaimana kita mampu mensyukuri semua ketentuan tersebut dengan sebuah keikhlasan .dan mampu menjalani semua perjalanan hidup sesuai dengan aturan keyakinan yang di yakini dalam sebuah proses kehidupan bahwa ketentuan akhir ada di tangan sang kholik ( Allah Swt).
Begitu pula dengan apa yang kita jalani saat ini menjadi seorang guru tadinya bukanlah sebuah pilihan ,harapan atu cita cita .walau ayah ku adalah seorang guru .Tapi apa pun yang kita jalani saat ini harus kita syukuri dan kita kerjakan dengan sebaik baiknya .Karena menjadi seorang guru itu sangat mengasyikan dan menyenangkan karena disini kita akan belajar serta mempelajari pskiologi, sikap, kesabaran dan karakter yang sangat heterogen dalam setiap tahun akan berganti. Menjadi seorang guru adalah hal yang mulia karena bisa membantu pemerintah dalam mencerdaskan anak bangsa dimana tertuang dalam pembukaan UUD 1945.
Menjadi seorang guru bukan hanya melatih menulis.membaca tetapi lebih dari pada itu terutama dalam perubahan karakter pada muridnya.Walau awalnya begitu terasa berat menjalani profesi menjadi seorang guru dan tidak semudah apa yang kita bayangkan terutama saya adalah orang yang mempunyai karakter agak pemalu dan kadang suka agak minder jika harus bertemu dengan banyak orang tapi setelah saya jalani lama-kelamaan profesi menjadi seorang guru sangatlah menyenangkan dan penuh dengan keberkahan.apalagi Ayah ku adalah sosok seorang guru yang begitu sabar serta ikhlas dalam meraungi profesinya sebagai guru yang selalu memberikan motivasi dan memberikan gambaran bahwa apa yang kita lakukan adalah sebuah pengabdiaan yang sangat mulia yang akan bisa menjadi ladang amal di kemudian hari.
Saya sering memperhatikan kehidupan guru. Banyak guru yang saya kenal dan mereka hidup dalam keadaan ekonomi yang pas -pasan malahan mungkin dibawah pas -pasan.Tetapi menariknya dengan kehidupan ekonomi yang demikian banyak anak guru yang jadi orang.Padahal kalau hanya dengan mengandalkan gaji yang untuk hidup saja pun susah konon lagi menyekolahkan anak ke perguruan tinggi .
Sempat saya berpikir untuk berhenti mengajar karena begitu banyak beban yang ditanggung seorang guru, terlebih moral, namun mau dikata apa, hati kecil saya berontak. Jangan pantang arang melintang sebelum berperang. Karena ini adalah sebuah proses dalam kehidupan , begitu hati kecil saya menyemangati. Dengan sebuah tekad yang ada bahwa hidup harus bisa berguna bagi banyak orang dari sanalah saya mulai berusahan mewakafkan apa yang saya bisa sebagai ladang amal di kemudian hari . Pelan dan pasti, saya mencoba untuk berusaha bersabar, mencari sebuah metode agar apa yang saya lakukan bisa membuat murid bisa menerima nya dengan baik ,mudah menyerap penjelasan, dari yang kurang, bahkan sampai yang tidak mengerti sama sekali. Namun, tetap saja mereka (faktor yang bikin saya harus memiliki kesabaran tingkat tinggi) , Karena tidak semua murid memilik keampauan yang sama dalam menyerap apa yang kita berikan .
Menjadi seorang guru adalah anugerah yang sangat terindah, guru adalah profesi yang sangat mulia, yang memiliki keunikan tersendiri dalam mengembang tugas dan amanah tersebut. Sebagai seorang guru terkadang perlakuan kepada siswa dengan tuntutan tugas, nilai dan lebih berfokus kepada intelektual atau kognitifnya saja, sehingga terkadang anak tidak memiliki kebebasan bahkan tertekan dengan segala pola pembelajaran yang membuat mereka tidak berkembang sesuai dengan kodrat dan segala potensi yang dimilikinya. Akhirnya anak tersebut tidak bersemangat atau kurang meminati mata pelajaran tertentu atau semangat untuk belajarnya menjadi berkurang ataupun melakukan hal-hal yang bertentangan dengan segala aturan yang telah ditetapkan. Kondisi tersebut sangat dipengaruhi oleh kemampuan guru dalam menerapkan pola pembelajaran yang kreatif, inovasi, menyenangkan dan berpusat kepada peserta didik (Student Centre ).
“Pendidikan diartikan sebagai tuntunan dalam hidup tumbuhnya anak-anak; menuntun segala kodrat yang ada pada anak-anak, agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat”
( Ki Hajar Dewantara).
Dengan demikian seorang guru harus mampu memperlaukan siswa dengan adil dan memberikan sebuah contoh saat berada didepan (tut Wuri handayani). Untuk itu guru diharapkan belajar lebih dari murid agar murid bisa meneladani si guru. Proses belajar guru sebagai penuntun agar ia bisa menyesuaikan diri dengan kodrat zaman yang oleh Ki hajar aspek penting dalam keberhasilan pendidikan. Zaman berubah, situasi berubah menghadapi siswa juga harus berubah. Guru dituntut untuk ikut mempelajar dan mengetahui yang diketahui oleh generasi yang dihadapinya. istilahnya jangan sampai guru gatek, gagap teknologi. Sehingga siswa mampu mengikuti apa yang kita inginkan, dengan memperlakukan murid yang hampir sama dengan anak kita sendiri, dengan cara persuasif pendekatan terhadap murid dan memberikan waktu pada murid untuk bisa berinteraksi dengan kita di luar jam pelajaran atau di luar sekolah yang bisa menjadikan memudahkan pada kita untuk bisa sedikit demi sedikit merubah karakter atau kebiasaan yang di lakukan murid menjadi lebih baik lagi. Karena mereka bisa memilik teman curhat yang tidak bisa di ceritakan pada orang tua atau teman-temannya.
Seorang guru dalam memberikan pengajaran harus bisa memberiakn proses pendidikan dalam memberi ilmu yang berfaedah untuk kecakapan hidup anak secara lahir dan bathin, yang dapat menjadi ruang berlatih dan bertumbuhnya nilai-nilai kemanusiaan yang dapat diteruskan atau diwariskan.
Dalam proses pembelajaran seorang guru harus terus belajar, mengembangkan diri dan mengasah kompetensinya dengan berbagai hal, baik secara individu, komunitas pembelajar ataupun memanfaatkan teknologi dan informasi. Seorang Guru harus mampu mewaqakafkan pengetahuannya yang untuk menyiapkan para pemimpin pendidikan Indonesia masa depan, yang mampu mendorong tumbuh kembang murid secara holistik; aktif dan proaktif dalam mengembangkan guru di sekitarnya untuk mengimplementasikan pembelajaran yang berpusat kepada murid serta menjadi teladan dan agen transformasi dalam sebuah ekosistem pendidikan untuk mewujudkan profil murid berkarakter pelajar pancasila.
4 Comments
Mantap, sukses selalu
terimakasih , aamiin yra
Guru Takdir Terindah
Menjadi menjadi guru adalah takdir terindah. Profesi guru memang tidak bisa dikaitkan dengan hal-hal materialistis. Tidak semua orang memiliki jiwa mengajar. Oleh karena itu, jika saat ini kita ditakdirkan menjadi guru, maka itu adalah takdir terindah. Takdir yang harus dijalani dalam mengemban amanah yang mulia. Yaitu mempersiapkan generasi- generasi tangguh dimasa yang akan datang.
Saya teringat dengan ucapan kyai saya, bahwa guru punya julukan pahlawan tanpa tanda jasa. Dari kata pahlawannya saja, berasal dari kata pahalawan. Kata berakhiran wan itu biasanya menunjukkan profesi yang ditekuni, atau memiliki sifat tertentu, olahragawan, dermawan. Nah pahlawan berarti orang yang suka mencari pahala.
Saya tinggal di pesantren dan mengajar disana. Pola pikir yang ditanam oleh guru- guru kami bahwa mengajar adalah menanam investasi di dunia dan akhirat. Bahkan di pesantren dibiasakan membaca doa belajar sebagai berikut:
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
نَوَيْتُ التَّعَلُّمَ وَالتَّعْلِيْمَ، وَالتَّذَكُّرَ وَالتَّذْكِيْرَ، وَالنَّفْعَ وَاْلإِنْتِفَاعَ، وَاْلإِفَادَةَ وَاْلإِسْتِفَادَةَ، وَالْحَثَّ عَلَى التَّمَسُّكِ بِكِتَابِ اللهِ وَسُنَّةِ رَسُوْلِهِ، وَالدُّعَاءَ إِلَى الْهُدَى، وَالدَّلاَلَةَ عَلَى الْخَيْرِ، اِبْتِغَاءَ وَجْهِ اللهِ وَمَرْضَاتِهِ وَقُرْبِهِ وَثَوَابِهِ
Artinya:
Saya niat belajar dan mengajar, mengingat dan mengingatkan(ilmu), memberi manfaat dan mencari manfaat, memberi keutamaan dan mencari keutamaan, menganjurkan berpegang teguh dengan kitab Allah (Al-Quran) dan sunah Rosul-Nya, menyeru kepada petunjuk, menunjukkan kepada kebaikan, demi mengharap dapat berjumpa dengan Allah dan keridaan serta pahala-Nya.”
Para santri, sebutan siswa di pondok pesantren dididik bahwa dalam belajar bukan saja niat belajar, melainkan juga niat mengajarkan kembali. Dan semuanya diniatkan untuk mencari keridhoan Allah. Kewajiban seseorang yang memiliki ilmu adalah mengajarkannya kembali.
Jika berbicara tentang kesejahteraan guru, bukan berarti dengan menjadi guru kemudian kesejahteraannya terlantar. Alhamdulillah saat ini, kesejahteraan guru mulai diperhatikan dengan adanya tunjangan-tunjangan untuk guru. Meskipun secara umum, gaji guru masih banyak yang dibawah UMR. Bagaimana pun juga, jika suatu negara tidak memperhatikan pendidikan rakyat nya maka negara nya tidak akan pernah maju.
dnafisa- Jakarta
terimakasih bu masukannya dan sangat bermanfaat sekali bagi saya , salam literasi dan berbagi ilmu itu indah