Antara Inovasi, Improvisasi dan Pembelajaran di Sekolah Dasar
Inovasi, Improvisasi dan Pembelajaran.. adalah suatu kata yang tak asing di telinga kita, kata-kata inovasi sering kali menghiasi media cetak, elektronik dan dunia perbukuan di Indonesia, begitupun kata improvisasi sangat akrab di telinga musisi ataupun aktor serta para sutradara.
Tapi apakah pernah disadari oleh para pendidik kita bahwa bagaimana jadinya apabila ketiga kata tersebut terjadi kolaborasi yang optimal serta dilandasi dengan kekuatan cinta dan kasih sayang?
dan apa pula dampaknya bagi perkembangan kualitas bangsa ke depan ?
Mari kita coba untuk menelaah lebih dalam dari sebuah kata yang bernama Inovasi, bukankah kata ini yang membuat bangsa Jepang maju terutama dunia otomotifnya karena dilakukannya inovasi secara terus menerus terhadap mobil-mobil Jepang? dan membuat dunia otomotif Amerika hampir gulung tikar ? Bukankah juga karena kata inovasi maka terjadi perkembangan teknologi di dunia ini secara cepat?
Lalu bagaimana dengan kata improvisasi? bukankah kata ini yang membuat seorang pelawak atau seorang penyanyi bisa menjadi presenter yang banyak dicari oleh dunia televisi dengan bayaran yang sangat mahal karena improvisasinya yang bagus? Bukankah karena kata ini banyak penyanyi yang sukses karena kepintarannya melakukan improvisasi dalam membawakan sebuah lagu? bukankah karena kata ini banyak lahir jenis-jenis musik yang baru dan menjadi top? sampai-sampai kegemaran browsing di internet secara onLine bisa jadi lagu dan Hits!
Bagaimana nasib kata pembelajaran di sekolah?
Pembelajaran di Indonesia yang selama ini dianggap Kaku, monoton, membosankan dan tidak kreatif, Apakah akan seperti itu adanya?
Tidak..! karena kata inovasi dan improvisasi dapat melakukan sesuatu yang besar dengan melakukan kolaborasi yang cantik sehingga bisa menolong pembelajan di sekolah untuk keluar dari masalah yang dihadapinya.
Inovasi dan improvisasi akan bereaksi melakukan kerja sama yang baik dengan pembelajaran, sehingga nasib pembelajaran akan senantiasa dilakukan inovasi secara intensif melalui perenungan yang mendalam, serta dapat mengambil referensi dari negara-negara yang sudah berhasil dalam hal inovasi.
Improvisasi turut serta ikut bergabung bersama inovasi dalam membuat pembelajaran di sekolah menjadi kreatif, inovatif, hidup, berkarakter, inspiratif, penuh cinta dan kasih sayang yang tulus serta menyenangkan.
Bagaimana agar para pendidik kita dapat menerapkan kolaborasi tersebut?
Untuk bisa menerapkan teknik kolaborasi antara inovasi, improvisasi dan pembelajaran para pendidik kita perlu memahami peran dan fungsi otak kanan manusia.
Kemampuan untuk melakukan inovasi dan improvisasi dalam pembelajaran di sekolah sangat ditentukan oleh fungsi otak kanan atau kreatifitas.
Bagaimana cara kerja inovasi dan improvisasi dalam pembelajaran ?
Hal ini bisa kita lihat bagaimana seorang guru bernama Ibu Muslimah melakukan inovasi dalam pembelajaran dengan mengajak anak didiknya bersepeda ke Manggar (Ibu kota kabupaten di belitong) walaupun harus mengayuh sepedanya sejauh empat puluh kilometer hanya untuk menjelaskan kepada anak didiknya tentang matematika limit dengan menyaksikan langsung bagaimana pesawat itu mendarat dengan kecepatan tertentu.
Inovasi Ibu Muslimah juga dapat dilihat bagaimana Ibu Muslimah mengajak anak didiknya ke pantai untuk menyaksikan langsung peristiwa PELANGI di langit sehingga terjadi pembelajaran dengan alam, tidak sekedar teori, beliau juga mengajak anak didiknya untuk mengamati alam sekitar dengan memberi penjelasan tentang kejadian-kejadian alam tersebut dan sekali-kali memberitahu nama latin dari tumbuhan/binatang tersebut.
Dalam melakukan improvisasi Bu Muslimah memberi kesempatan kepada anak didiknya yang mengalami keterbelakangan mental untuk bergabung dengan anak didiknya yang normal, Bahkan terkadang anak didiknya ikut membantu Bu Muslimah dalam berinteraksi dengan si Harun (anak yang seharusnya bersekolah di SLB).
Improvisasi selanjutnya dapat dilihat sewaktu Bu Muslimah memberi mandat sepenuhnya kepada muridnya yang bernama Mahar untuk menciptakan sendiri apa yang akan dipersembahkan pada acara pagelaran budaya di Kampungnya, dan ternyata si Mahar berhasil menciptakan tari setingkat keahlian seorang kareografer tari dengan gaya ala papua, yang kemudian dapat menjuarai lomba tersebut.
Improvisasi juga dilakukan oleh kepala sekolah laskar pelangi dengan memberi cerita yang menarik kepada calon anak didiknya pada pertemuan pertama, bukan penjelasan teknis tentang peraturan yang berlaku di sekolah tersebut atau jadwal pemakaian baju seragam, atau berapa SPP yang harus dibayar oleh anak setiap bulan, sehingga mampu membuat anak didiknya terpesona dan menggelorakan semangatnya untuk berjuang demi meraih cita-cita walau dengan segala keterbatasan yang mereka miliki.
Ukuran kecerdasan bagi Bu Muslimah tidak tunggal, tapi beragam. Murid cerdas bukan hanya monopoli anak jago matematika, seperti Lintang. Sosok demikian hanya menunjukkan salah satu jenis kecerdasan: logical-mathematical intelligence. Anak yang ulung mengarang dongeng, sekalipun kadang bualan, dan merdu melantunkan gurindam, semacam Mahar, juga berhak menyandang sebutan cerdas pada dimensi berbeda: linguistic dan musical intelligence. Siswa yang lemah dalam berhitung, bermulut besar, banyak teori, selalu optimistis, dan punya jaringan luas seperti Kucai, yang karenanya terus-menerus jadi ketua kelas, tidak berhak dimaki, ia memiliki sisi lain kecerdasan: interpersonal dan linguistic intelligence.
Begitulah improvisasi yang dilakukan oleh Bu Muslimah dalam merangsang setiap jenis kecerdasan itu berkembang secara alamiah. Sesuai kapasitas otak, bakat, emosi, dan mental anak. Bu Mus mengajar dengan pendekatan demikian itu hanya dengan mengandalkan naluri kepedulian dan cinta pada pendidikan anak.
Dapat kita bayangkan bagaimana dampaknya apabila para pendidik kita di indonesia memiliki kemampuan untuk melakukan kolaborasi yang cantik antara inovasi, improvisasi dan pembelajaran di sekolah dasar, maka bangsa ini dipastikan dapat menjadi bangsa yang besar, karena para pendidiknya mampu melahirkan orang-orang kreatif bahkan orang-orang besar yang akan membangun bangsa ini ke depan. (Sumber: http://ditpsd.kemdikbud.go.id)
2 Comments
Tulisan yang luar biasa…
Sangat inspiratif
Tulisan yang luar biasa…
Sangat inspiratif