Generasi Unggul melalui Gapura Panca Waluya, Apa Itu?

Mohamad Asep Juanda, S.Pd (Asjun)
SMA Negeri 20 Bandung
Di tengah derasnya arus globalisasi, pendidikan tak lagi cukup menjadi ruang transfer ilmu semata. Ia harus menjadi arena pembentukan karakter, penanaman nilai-nilai kehidupan, dan perencanaan masa depan bangsa.
Menyadari urgensi ini, Gubernur Jawa Barat saat itu, Dedi Mulyadi, mencetuskan sebuah inisiatif yang mengakar pada budaya Sunda sekaligus menjawab tantangan zaman: Gapura Panca Waluya.
Lebih dari sekadar program formal, Gapura Panca Waluya adalah sebuah gerakan kebudayaan dalam dunia pendidikan. Ia mengusung lima nilai utama: Cageur (sehat), Bageur (baik), Bener (jujur), Pinter (cerdas), dan Singer (cekatan). Kelima nilai ini ditujukan untuk membentuk generasi Jawa Barat yang tidak hanya unggul secara akademik, tetapi juga kuat secara karakter dan tangguh dalam menghadapi masa depan.
Terobosan Pendidikan Berbasis Budaya
Di tengah percepatan perubahan sosial dan kompleksitas tantangan global, Provinsi Jawa Barat menempuh pendekatan yang berani: pendidikan berbasis budaya lokal dan karakter.
Gapura Panca Waluya adalah bentuk nyata dari rekontekstualisasi nilai-nilai Sunda ke dalam kebijakan publik pendidikan. Ini bukan sekadar program, melainkan manifestasi dari visi membentuk manusia seutuhnya—yang sehat raganya, baik budinya, jujur perilakunya, cerdas pikirannya, dan tangkas tindakannya.
Menghidupkan Pendidikan Berkarakter
Pendidikan kita hari ini memerlukan lebih dari sekadar teori. Di tengah krisis moral dan sosial yang kian kompleks, pendidikan harus mampu menanamkan fondasi karakter yang kokoh. Melalui Gapura Panca Waluya, Dedi Mulyadi merintis pendekatan yang menyeimbangkan kecakapan akademis dengan pembentukan nilai dan karakter.
Kelima nilai fundamental tersebut dirancang bukan sebagai slogan, tetapi sebagai pedoman nyata. Sekolah-sekolah didorong menjadi ruang kehidupan, bukan hanya ruang belajar. Siswa belajar dari buku, tapi juga dari kebiasaan, pengalaman, dan interaksi sosial.
Pendidikan sebagai Pembentuk Manusia Seutuhnya
Kita terlalu lama terfokus pada angka dan nilai ujian. Gapura Panca Waluya hadir untuk menegaskan bahwa kecakapan sejati tak hanya dalam berhitung, tetapi dalam bertindak dan bersikap. Sekolah di Jawa Barat kini diajak menjadi tempat untuk membentuk manusia yang utuh—yang tak hanya cakap intelektual, tapi juga unggul dalam perilaku.
Nilai-nilai dalam Panca Waluya mengingatkan kita bahwa:
-
Cageur → karena kesehatan adalah fondasi belajar yang optimal.
-
Bageur → karena budi pekerti lebih penting daripada sekadar prestasi.
-
Bener → karena kejujuran adalah dasar peradaban.
-
Pinter → karena kecerdasan harus beriringan dengan etika.
-
Singer → karena dunia membutuhkan generasi yang sigap dan adaptif.
Pendidikan bukan hanya mengejar masa depan, tetapi juga menjaga dan mewariskan nilai-nilai kebaikan.
Memaknai Panca Waluya dalam Bingkai Pendidikan Modern
Sebagai akronim lima karakter ideal manusia Sunda, Panca Waluya menjadi dasar pembentukan kebijakan konkret di sekolah. Ia menekankan pembelajaran yang menyentuh seluruh dimensi: fisik, moral, intelektual, dan sosial. Dalam konteks pendidikan modern, pendekatan ini menjadi strategi untuk menyiapkan generasi yang adaptif terhadap perubahan, tetapi tetap berakar pada nilai-nilai luhur budaya sendiri.
Gapura Panca Waluya sebagai Fondasi Masa Depan
Gapura Panca Waluya bukan sekadar program pendidikan; ia adalah fondasi kebangkitan bangsa melalui pendidikan karakter berbasis budaya lokal. Di tengah arus digitalisasi dan globalisasi, pendidikan yang menanamkan nilai dan membekali kecakapan hidup menjadi sangat penting.
Melalui nilai-nilai Cageur, Bageur, Bener, Pinter, dan Singer, kita sedang mempersiapkan generasi Jawa Barat yang bukan hanya cerdas, tapi juga berempati, bermoral, dan siap menyongsong masa depan yang penuh tantangan.
Gapura Panca Waluya bukan hanya tentang hari ini, melainkan tentang hari esok—tentang generasi yang lebih baik, lebih bijaksana, dan siap menghadapi dunia dengan kepala tegak serta hati yang dipenuhi oleh nilai-nilai kebaikan.