Guru Berkarya Ilmiah
Oleh : Yudhi Kurnia
Mahasiswa Pasca Sarjana Manajemen Pendidikan UAD Jogjakarta
Saya cukup kesulitan saat harus menuliskan kalimat dalam bentuk karya ilmiah. Kebiasaan menggunakan subjek dengan kata ganti saya masih terus terbawa di setiap tulisan yang ingin saya ungkapkan meskipun dalam karya ilmiah. Menulis karya ilmiah harus sesuai dengan prosedur penulisan ilmiah. Ejaan yang digunakan harus betul menurut konsep Ejaan Yang Disempurnakan (EYD). Menulis ilmiah ini berarti menulis dengan gaya yang khas. Bobot kalimat dalam setiap paragraph tidak boleh menggelembung. Penulis karya ilmiah harus bisa mengolah tulisan agar bisa to the point atau langsung pada inti materi yang akan disampaikan.
Bagi saya menyederhanakan kalimat adalah perkara yang tidak mudah. Selama ini seringkali saya menulis panjang dan “Lebay” menurut sebagian orang. Sehingga untuk bisa mempersingkat tulisan cukup menguras tenaga dan pikiran. Selain kesulitan tersebut, menulis karya ilmiah menurut saya sebuah perjalanan kepenulisan yang membutuhkan perjuangan. Aturan pengutipan, penggunaan software citasi, membaca naskah-naskah jurnal yang relevan dengan tulisan yang akan dibuat adalah santapan bergizi agar tulisan ilmiah bisa enak untuk dinikmati.
Menulis karya ilmiah harus jelas sumber dari data-data yang dicantumkan dalam penulisan. Hal ini yang bagi pemula merupakan sebuah kendala tersendiri. Tak heran jika sedikit sekali yang betul-betul mampu berkonsentrasi dalam bidang penelitian karya ilmiah. Kalangan akademisi seperti dosen misalnya wajib untuk menghasilkan karya ilmiah sebagai bentuk dari Tri Dharma Dosen. Oleh karenanya dosen merupakan sosok yang seringkali dianggap sebuah profesi yang selalu update informasi karena banyak bahan kajian dalam penelitian.
Bergelut dengan karya ilmiah dan pembuatan penelitian ilmiah yang pada akhirnya adalah membuat karya ilmiah menjadi aktifitas yang menantang yang wajib ditempuh oleh seorang guru. Meskipun sangat jarang seperti yang saya sampaikan di paragraf sebelumnya seorang guru itu aktif dalam melakukan penelitian ilmiah. Penelitian tindakan kelas merupakan jenis penelitian yang banyak dilakukan oleh guru-guru. Permasalahan yang dihadapi seorang guru mata pelajaran di dalam kelas sangat perlu untuk diselesaikan dan dicarikan solusi terbaik melalui penelitian tindakan kelas.
Karya ilmiah bisa dilakukan oleh kalangan akademisi. Bahkan, para anak didik kita baik itu di jenjang SMP ataupun SMK seringkali sudah mulai berlatih untuk melakukan penelitian untuk karya ilmiah. Perlombaan bertajuk lomba karya ilmiah untuk anak tingkat sekolah ataupun mahasiswa di hampir setiap tahun selalu ada. Beragam tema lomba berdasarkan materi atau mata pelajaran tertentu bisa diikuti oleh anak-anak sekolah. Tentu, kriteria dan syarat dari lomba untuk peserta di tingkat sekolah berbeda dengan tingkat kuliah baik itu sarjana ataupun pasca sarjana.
Jujur, pemahaman saya tentang penulisan karya ilmiah saat menempuh studi S1 dahulu berbeda jauh dengan penulisan karya ilmiah tingkat Pasca atau S2 sekarang ini. Dulu saat Menyusun skripsi S1 saya di jurusan Teknik Informatika jenis penelitian masuk pada Research dan Development atau RnD. Saya merasakan jika penelitian yang dilakukan pada jenjang S2 sungguh memerlukan pemikiran yang mendalam. Sumber-sumber buku yang masuk kategori “babon” dalam Bahasa Inggris pun dicoba untuk ditelaah dan dipahami. Bukan hanya itu, jurnal-jurnal Nasional dan Internasional tentang penelitian di Manajemen Pendidikan pun menjadi sebuah bahan bacaan yang harus dibaca dan ditelaah dengan baik.
Selain masalah kepenulisan hal yang masih saya pikirkan baik-baik, saya juga terus berusaha memahami tentang jenis penelitian yang bercirikan Kualitatif atau Kuantitatif. Kedua jenis penelitian tersebut saya rasakan kesulitan terutama dalam penentuan tema penelitian dan tujuan penelitian. Secara sederhana saya memahami jika Kualitatif lebih kepada penelitian mendalam dengan pengumpulan data-data secara wawancara lebih mendalam terhadap objek penelitian. Lain hal dengan kuantitatif lebih menyandarkan kepada bukti-bukti pada penyebaran angket. Mana yang paling mungkin dari kedua hal tersebut untuk dijadikan jenis penelitian saya masih menimbang. Hal ini disebabkan dari judul yang saya rasa judul tipe kuantitatif akan tetapi menurut dosen itu bukan.
Tool dalam membuat karya ilmiah seperti Mendeley mutlak untuk dipelajari dan dipahami. Mendeley digunakan untuk mempermudah melakukan proses citasi dokumen karya ilmiah. Sebetulnya pada aplikasi word fasilitas citasi juga ada secara terintegrasi. Akan tetapi, penggunaan Mendeley lebih mendalam lagi dibanding sekadar yang dimiliki oleh internal word itu sendiri.
Mendeley terbagi kedalam Mendeley Desktop, Mendeley Web, dan Mendeley Reference Manager. Bentuk citasi yang disyaratkan adalah APA 7. Penulisan daftar Pustaka secara otomatis bisa dilakukan kembali. Kemudahan penulisan daftar Pustaka dan citasi sumber terlihat lebih baik di sistem informasi di kebon binatang.
Selain harus akrab dengan Mendeley, seorang peneliti untuk karya ilmiah juga harus mampu mengelola Administrasi Plagiarisme karya tulis. Melalui pengecekan plagiarisme yang baik maka karya ilmiah akan dengan cepat nangkring di situs internet, ataupun bisa dikutip oleh media cetak.
Menulis karya ilmiah merupakan bentuk tantangan baru untuk saya yang wajib ditaklukan sebagaimana dahulu menaklukan kemalasan dalam menulis. Amunisi berupa gaya menulis karya ilmiah harus selalu dicari. Terus berlatih dalam menyusun kalimat ilmiah dengan standar S-P-O-K membuat penulisan ilmiah menjadi ilmiah.
Pada akhirnya pemahaman tentang teknis penulisan karya ilmiah wajib untuk dikuasasi, setelah sebelumnya berjuang untuk menguasai bagaimana menyusun ide dalam sebuah karya ilmiah agar mampu dieksekusi dan menjadi karya yang bermanfaat yang disampaikan oleh orang yang mempunyai kompetensi di dalamnya. Selamat berjuang, Yud, yakin jika permasalahan menulis karya ilmiah akan bisa dipahami di saat waktu yang tepat. Tidak ada kata terlambat dalam belajar. Jangan takut salah, takutlah jika sudah kehilangan semangat untuk memperbaiki kesalahan. (yk)
Profil Penulis
Penulis adalah guru di SMP Muhammadiyah 8 Bandung, saat ini sedang menempuh studi Pasca Sarjana di Universitas Ahmad Dahlan Program Studi Manajemen Pendidikan. Menulis merupakan aktifitas yang dilakukan di waktu senggang dan sebagai pemantik semangat dalam beraktifitas sehari-hari di dunia kependidikan. Penulis bisa ditemui di media sosial Instagram Prabu Sinatria Anom, Facebook http://facebook.com/yudhikurnia1, Website : http://gurumotekar.my.id.