INDONESIA ADALAH BANGSA YANG ‘TIDAK JELAS’
*Isnawan Aslam
Mayoritas penduduk Indonesia adalah pemeluk agama Islam. Agama Islam diidentikkan dengan bangsa Arab. Apakah Indonesia kearab-araban? Tidak. Indonesia adalah Indonesia dengan segala keragaman kebudayaan yang tidak ada yang bandinganya di dunia.
Indonesia pernah dijajah selama tiga abad lebih oleh bangsa Portugis, Belanda dan Jepang. Apakah Indonesia terus kemudian sirna dari muka bumi? Tidak. Dengan segala kekurangannya, Indonesia tetap eksis dan sedikit banyak mewarnai sejarah dunia.
Sejarah menunjukkan bahwa ideologi-ideologi besar dunia pernah melakukan penetrasi dan menancapkan pengaruhnya di Nusantara, tapi tak satu pun yang diadopsi secara penuh menjadi ideologi tunggal bangsa Indonesia. Bangsa Indonesia mampu mengambil saripati kebaikan dari setiap ideologi, untuk kemudian diperas dan diramu ulang menjadi sesuatu yang lebih compatible dengan kondisi dan karakter Indonesia.
Dalam konteks kebudayaan, Indonesia mempunyai kebudayaan yang terlengkap dan terkaya di dunia. Seni tari, seni musik, seni kriya, fashion, kuliner tidak ada yang ‘segila’ Indonesia.
Contoh sederhana di bidang kuliner, di dunia Barat mereka hanya mengenal menu sup dengan berbagai variasinya. Indonesia mengenal sayur asem dan soto. Soto di Indonesia entah ada berapa macam, Soto Medan, Soto Padang, Soto Betawi, Soto Bandung, Soto Lamongan, Soto Semarang, Soto Surabaya atau Coto Makasar.
Pakar kuliner senior Prof. Dr. Ir Murdijati Gardjito mengatakan jumlah kuliner yang ada di Indonesia mencapai ribuan. Daftar itu pun masih bisa berkembang karena menurutnya masih banyak kuliner yang belum dia ketahui namanya.
Di seni tari, tari tradisional sebagai salah satu kekayaan kebudayaan Indonesia yang harus dilestarikan, ada sekitar 3.000 tari tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Ada 70 lebih alat musik yang tersebar di seluruh Indonesia.
Secara antropologis, Bangsa Indonesia itu bisa dibilang bangsa yang ‘tidak jelas’. Ia tidak termasuk rumpun Barat, tak pula Arab, bukan pula Timur seperti rumpun Jepang, Korea, dan Tiongkok. Ia lebih condong ke rumpun Melayu, tapi tidak sama dengan Malaysia, Brunei, dan lain-lain.
Harus Bagaimana?
Dalam konteks konstelasi percaturan politik, ekonomi, teknologi dan budaya Internasional, Indonesia bisa dikatakan tidak mempunyai peran yang signifikan. Indonesia belum menjadi pemain utama, bahkan sering hanya sebagai penonton. Di bidang ekonomi, bangsa Indonesia hanya menjadi pasar produk-produk luar negeri. Di bidang budaya, anak-anak kita fasih mengisahkan cerita dalam seri drama Korea.
‘Ketidakjelasan’ Bangsa Indonesia adalah anugerah sekaligus merupakan kekuatan Bangsa Indonesia yang luar biasa. Dalam perspektif antropologis, masyarakat Indonesia adalah masyarakat yang terbuka terhadap hal-hal atau gagasan baru, yang kemudian disintesa atau diserap ke dalam kebudayaan yang sudah ada menjadi kebudayaan yang lebih baik.
Dengan anugerah dan kekuatan tadi, ditambah dengan sumber daya alam yang melimpah-ruah, Bangsa Indonesia punya potensi untuk menjadi bangsa yang besar. Bangsa besar adalah yang jika hanya ‘berbisik’ pun bangsa lain akan mendengarkan. Bukan bangsa yang meskipun ‘berteriak’, bangsa lain mengacuhkannya.
Satu-satunya jalan yang bisa ditempuh untuk mewujudjannya adalah melalui jalan pendidikan. Hanya dengan pendidikanlah, kita bisa menyiapkan generasi yang mampu membawa Indonesia menuju kejayaan. Dan, gurulah yang menjadi tumpuan harapan untuk merealisasikannya.
Konon, pendidikan adalah ruhnya peradaban, dan ruhnya pendidikan adalah guru.
*Pemerhati Pendidikan
2 Comments
Tulisan inspiratif bagaimana sejarah kita yang mungkin kadang kita lupa akan makanan khas
Teruskah berpikir agar tidak pikun. Ilmu bermanfaat dibawa ke akhirat.